Adhysta

7 4 5
                                    

Halo semuanya, sebenarnya aku nggak tau ini cerita keberapa. Tapi mungkin ini kali ketiga aku buat cerita. Semoga aja nggak aku hapus juga karena 2 cerita sebelumnya pun seperti itu.

Sebelum baca cerita ini lebih lanjut mungkin aku kenalin diri aku dulu. Nama aku Nia 18 tahun dari Jatim, salam kenal ya. Ini aku baru belajar juga jadi maaf kalo dalam penyampaian kata yang aku tuangkan disini kurang sempurna dan masih banyak perbaikan. Mohon juga bantuannya ya. Selamat membaca ^^
Salam Literasi.

_________________________________________










Pagi yang cerah sekali hari ini, seseorang baru saja menapakkan kakinya didepan gerbang sekolah yang mulai ramai. Vellyanadhysta Naura, gadis cantik dengan senyum yang menawan itu tak henti hentinya memamerkan senyum dipagi hari.

Berjalan dengan semangat menuju kedalam kelas sembari sesekali menimpali teman teman yang menyapanya. Auranya begitu positif hingga siapapun yang melihatnya akan tertular pula semangat yang ada didalam dirinya.

Dhysta, begitulah orang orang memanggilnya. Setelah tiba dikelas, dia akan segera duduk dibangkunya dan mengambil buku yang berada dalam tas untuk dibaca, entah itu novel ataupun buku pelajaran hari ini, karena dia suka membaca.

"Dis, apa yang buat lo semangat hari ini?" Yang bertanya ini namanya shella, teman sebangku sekaligus sahabat Dista.

"Hari ini cerah banget shel, tadi sebelum berangkat baru aja liat sunrise" 

" Jam berapa bangun Dis?" Dista menoleh ke sahabat satu satunya ini tanpa menghilangkan senyumnya.

" Nggak tidur" Shella melongo mendengar ucapan Dista, tidak tidur katanya? Lalu apa yang sahabatnya ini lakukan hingga ia tak tidur.

"Lagi?" Shella heran sekali, sudah berapa malam sahabatnya lalui dengan begadang terus menerus. Dista mengangguk saja kemudian melanjutkan acara membacanya yang sedikit terganggu.

"Dis, kalo ada masalah itu cerita. Jangan sampai lo sakit, kalau bukan sama gue setidaknya orang lain yang lo percaya buat dengerin lo. Jangan sampai begadang"

"Ga ada apa apa kok, Shel. Semuanya aman terkendali kok" Shela memilih buat pasrah, berbicara dengan Dista bisa membuat kepalanya pusing. Jujur sekali dia khawatir dengan sahabatnya satu ini, tapi apalah daya jika dista tak ingin bercerita dengannya dan memilih menendam sendiri.

Begitulah Adhysta, dia tak ingin orang orang disekitarnya tau tentang kehidupan pribadi dirinya. Alasannya hanya satu, dia tak ingin membebani pikiran mereka dengan ceritanya yang tak bisa diceritakan ke orang luar.

Baginya cukup dia sendiri yang merasakan, tak perlu libatkan orang lain. Cukup mereka tau Vellyanadhysta Naura yang saat ini dia tampilkan dengan senyum ramahnya  dan mereka tidak harus tau bagaimana dirinya jika sudah sampai 'rumah'.

Bell istirahat berbunyi, semua murid berhamburan menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang lapar. Tak terkecuali untuk Dista dan Shella, kedua sahabat ini selalu bersama. Banyak yang bilang kalau ada Dista disitulah shella berada, meskipun shella lebih aktif mengikuti ekskul sementara Dista hanya murid biasa biasa saja.

Dista itu tak terlalu suka dengan keramaian dan menjadi pusat perhatian banyak orang. Berbeda dengan Shella yang aktif di beberapa ekskul bahkan OSIS.

Saat ini kedua sahabat itu tengah menikmati makanan yang mereka pesan sembari bercakap cakap kecil. Duduk berhadapan dengan makanan dan minuman mereka yang tengah tersaji didepannya.

"Dis," shella memanggil dista sembari mengunyah sedikit dari sisa makanan yang sebelumnya ia masukkan kedalam mulut.

"Hmm"

Langit Senja AdhystaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang