Beauty and the BAD Boss | 01 : Bimala

106 15 5
                                    

Halo~

Ini bagian pertama BatBB. Silakan enjoy membacanya agar bisa meresapi dan suka dengan alur ceritanya^^

Komen emot api dulu dong untuk membakar semangat🔥

Komen emot api dulu dong untuk membakar semangat🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Playlist : Xdinary Heroes - Test Me

•••

Hujan lebat tadi malam sudah berganti menjadi rintik gerimis. Jalanan, pohon, atap rumah, bahkan halaman masih menyisakan air-air sisa hujan kemarin. Udara dingin menusuk kulit ketika pertama kali keluar rumah, membuat sebagian orang memilih kembali bergelung dalam selimut di kamar masing-masing.

Andai saja—ini hanya per-andai-andaian yang tidak akan terjadi—tidak ada jadwal pagi ini, ia pasti akan kembali masuk ke dalam selimut, seperti orang-orang kebanyakan di hari weekend seperti ini. Tapi, tidak! Tidak ada kata weekend untuknya yang bekerja seperti penduduk pribumi di masa kolonial.

Jika masih mau menempati ruangan ukuran sembilan kali sembilan meter ini dengan aman damai, ia harus merelakan waktu pagi yang pas untuk bersantai-santai digantikan membuat sarapan, mencuci piring kotor semalam, mengepel, atau sekadar menyapu rumah.

"Heh, sini, biar gue saja yang ngepel. Lo siap-siap sana, katanya hari ini mau dekor untuk Wedding di hotel?" Salah satu penghuni menginterupsi, merebut pel-pelan dari tangannya. "Berangkat sendiri atau dijemput?" tanya orang itu setelah berhasil mengambil alih "alat tempur"-nya tiap pagi.

"Dijemput," jawabnya pendek.

"Ya sudah sana, siap-siap deh. Lo kalau mandi 'kan lama, jadi mending gerak sekarang," katanya lagi, sudah mulai menggosok lantai dengan pel basah.

Gadis itu mengangguk. "Sudut-sudutnya juga di pel, jangan terlewat, lo bisa kena amuk kalau nggak bersih semua," peringatnya.

"Siap!"

Setelah yakin bahwa satu penghuni itu bisa mengerjakan pekerjaan sepele yang biasanya ia kerjakan sendiri, gadis itu memutar tumit, hendak naik ke lantai atas ketika suara dari pintu utama terdengar nyaring.

"Melly lo ngapain pagi-pagi sudah ngepel? Di luar hujan, jangan buat rumah ini juga banjir!" pekiknya heboh sendiri. Grasak-grusuk menyambar kain pel dari gadis bernama Melly. "Lo mau kemana, Bimala? Kalau nggak bisa ngepel lo harusnya bilang, jangan kasih kerjaan ke anak manja ini," deliknya pada gadis yang baru saja hendak berlalu dari ruang tamu.

"Tadi gue yang maksa dia, Vera, bukan Bimala yang nyuruh," ralat Melly sambil meringis.

"Tetap saja! Harusnya Bimala nggak semudah itu percaya sama lo. Kemarin saja lo baru mecahin piring berharga pemberian Uma gue, sekarang lo mau buat apartemen ini kebanjiran?!" sahutnya masih dengan suara keras-keras.

Beauty and the BAD Boss [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang