13

243 31 3
                                    

Haiiii !
Kalian apa kabar ?

Tandain kalo ada typo ya







Happy Reading






"Kenapa, lo ?" tanya Arda.

Ares menoleh begitu Arda menghampiri dan duduk di sampingnya.

"Masih kepikiran kejadian tadi siang ?" tanya Arda lagi.

Ares masih diam.

"Menurut gue, lo harus bilang sama bokapnya. Ini soal nyawa, Res." ujar Arda.

"Pasti ada yang menguntit Reyya, padahal dia pake masker, kan ?" tanya Arda yang dijawab anggukan kepala oleh Ares.

"Yah... Gue juga berpikir begitu. Tapi apa motif pelaku menabrak Reyya ?" sahut Ares yang dibalas Arda dengan mengangkat bahunya karena tidak tahu.

"Ayo kita gabung dengan mereka. Kasian itu Reyya digangguin terus sama para buaya." menunjuk ke arah di mana para sepupu lelakinya mengerubungi Reyya.

"Soal kejadian hari ini nanti gue minta bantuan. Tugas lo harus perketat penjagaan." sambung Arda lalu menepuk pelan pundak Ares sebelum beranjak dan bergabung dengan yang lain.

"Res, cepet selamatkan tunangan lo." panggil Lulu, kakak sepupu Ares.

Ares tersenyum sembari mengacungkan jempolnya pada Lulu. Ia pun menghampiri Reyya yang sedang dikerubungi para penyamun alias kedua adik dan sepupu-sepupunya.

"Santai Mas bro, mukanya jangan garang begitu. Calon kakak ipar masih mulus tanpa goresan." celetuk Aras begitu melihat kedatangan Ares dengan tatapan elangnya itu.

Aras, sang celebrity chef itu menepuk pelan pundak Ares menenangkannya.

Terkadang ia berpikir mengapa kedua orang tuanya dan kedua orang tua Ares memberikan nama yang hampir sama padahal Arda adalah kembarannya.

Belum sempat Ares menghampiri Reyya, sepupu-sepupunya mendudukkan Ares dengan paksa. Mereka menyuruh Ares menyanyikan sebuah lagu dan memberikan sebuah gitar.

"Nyanyi satu lagu dulu, Res. Udah lama kita-kita nggak denger suara merdu lo." sahut Aras. Arsen, Aiden, dan sepupu-sepupunya pun mengangguk setuju dengan usulan Aras.

"Iya, Mas. Mumpung kita lagi kumpul. Abisnya lo jarang di rumah sih." ujar Arsen.

Mau tak mau akhirnya Ares menuruti permintaan mereka yang duduk membentuk lingkaran.

Ares memulai intro lagu dengan diiringi petikan gitar. Ala yang duduk di samping Reyya berbisik.

"Jangan kaget denger suara Ares ya, Re. Itu bakat terpendam dia yang semua orang nggak tau. Cuma keluarga aja yang tau." bisik Ala pelan.

Reyya masih tak percaya kalau Ares memiliki suara yang bagus saat bernyanyi. Dia berpikir mana mungkin pria yang bersuara bass itu bisa bernyanyi.

Ketidakpercayaan itu terpatahkan saat Ares memulai bernyanyi.

Said all I want from you
Is to see you tomorrow
And every tomorrow
Maybe you'll let me borrow, your heart

Ares menatap lekat Reyya yang duduk di seberangnya. Ares ingin menyampaikan perasaannya pada Reyya lewat sebuah lagu.

And is it to much to ask for every sunday ?
And while we're at it throw in every other day to start

Reyya dengan berani membalas tatapan Ares walau hatinya berdebar. Ia tahu bahwa Ares mengutarakan isi hatinya lewat lagu milik Justin Timberlake itu.

The Edge of BulletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang