Perasaan canggung menyelimuti Angga ketika Joan datang. Dia tidak menyangka jika perempuan yang ada di depannya ini segila yang dikatakan oleh Nadhif dan bodohnya dia percaya. Walau dia tahu jika Joan tidak seperti itu.
"Lo gak salah, sih."
"Terus kenapa kalian seakan ngehindar dari gue? Nadhif yang larang? Dia cemburu?" tanya Joan, dia tidak ingin terlalu percaya dengan apa yang dikatakan Hana kepadanya.
"Dia gak pernah bilang cemburu, Jo." Arion datang dengan dua gelas air mineral yang sengaja diminta oleh Joan.
"Lo tau sendiri, kan, kami gak suka cewek yang banyak ini itunya, Jo. Kami suka gaya lo waktu sama Bagas dulu. Sekarang lo kayak posesif banget sama Nadhif dan kami anti banget."
Kening Joan seketika berlipat, "Posesif?" ulangnya dan disusul dengan senyum tipis seraya memalingkan wajah dari Angga.
"Lo juga nyuruh Nadhif jauh dari kita, kan? Dan berharap dia punya lo aja?"
Joan kembali memusatkan perhatiannya kepada Angga, menatap mata laki-laki yang berstatus pacar dari temannya itu.
"Joan gak begitu, gue tau itu," timpal Arion disaat Joan menarik napas.
"Lo ada bukti kalau gue begitu? Malahan tadi dia marah karena ayah udah jemput duluan," ucap Joan. "Sekarang, kasih tau gue apa aja hal buruk tentang gue yang lo tau."
Sejenak mereka diam, dia tidak langsung menjawab pertanyaan Joan.
"Tenang, gue udah siap dengerin itu."
Angga melempar pandangan kepada Arion dan laki-laki itu hanya mengangkat bahunya.
"Gue orang yang ambil keputusan kalau udah tau dari dua sudut pandang. Gak berniat juga buat miha Joan, tapi dari apa yang gue lihat dia gak salah. Kalau lo masih gak percaya, ya, dengerin dari dia terus bandingkan sama apa yang lo denger dari pihak lain," jelas Arion. Walau sering menyebalkan, laki-laki itu cukup bijak dibandingkan temannya yang lain.
"Itu alasan lo udah jarang gabung sama kita?" tanya Angga.
Arion menghela napasnya sejenak. "Jawab dulu si Joan itu, nanti dia pulang telat lagi."
Sebelum menjelaskan, Angga mengatur posisinya terlebih dahulu.
"Sebenarnya udah lama, dari awal, gak sih?" tanya Angga kepada Arion.
"Emang iya, makanya gue waktu itu mastiin si Joan dan gue juga pernah nanya, si Nadhif pernah suka gak sama Joan?"
Joan memutar ingatannya kembali, Nadhif tidak sering mengatakan jika dia menyukai Joan, hanya sekali ketika dia menemani Yera sebelum acara ulang tahunnya.
"Gue ngerasa aneh waktu si Hana kaget gue ceritain."
"Gue tau dari dia tadi dan Arion datang, dia pengen jelasin tapi gue udah keburu tau. Terus gue tanya sama Nadhif, tapi dia gak mau ngomong sama gue malah ngambek karena gue dijemput ayah," jelas Joan apa adanya.
"Nadhif? Ngambek?" tanya Angga tidak percaya.
"Lo pikir gue ngada-ngada? Tanya sama Hana, sama Jian. Mereka ada di sana," balas Joan kesal.
Penjelasan yang dikatakan oleh Angga membuat Joan tidak percaya, bagaimana bisa Nadhif mengatakan hal gila di belakangnya. Bahkan ia memburukkan nama Joan di depan teman-temannya, lalu menertawakan. Dia mengatakan Joan posesif yang hanya menghabiskan waktu bersama dengannya, menghabiskan hari bersama, dan tidak boleh terlalu dekat dengan temannya yang lain. Bahkan, Nadhif mengatakan jika ia meminta saran untuk berbohong kepada ayahnya dan nantinya akan mereka tertawakan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH (END)
Teen FictionDitinggalkan oleh sosok yang paling dia sayangi untuk selamanya membuat Joan merasa kehilangan, tetapi di samping itu pria yang memiliki paras serupa dengan Bagas muncul di kehidupan Joan-Nadhif, kembaran Bagas. Ia mencoba menjadi sosok Bagas yang d...