Dua

152 19 7
                                    

Jungkook dan Jimin berlarian sambil berteriak mendekati kerumunan, melihat kedatangan mereka, kerumunan wanita-wanita itu langsung bubar dan pergi meninggalkan salah satu perempuan di sana.

"Asssshhhhh..." Perempuan ini meringis marah. Kalau saja tidak keroyokan, dia pasti sudah bisa membalas pemimpin perempuan yang tadi menghajarnya itu.

"Astaga, Yoonji! Kenapa kau bisa begini?!"Jimin mengulur tangannya untuk membantu Yoonji berdiri sedangkan Jungkook membantu mengangkat badan mungil wanita itu. Sejak Yoonji memutuskan tinggal di sebuah kosan, Jungkook agak tidak menyukai ide itu, pasalnya, banyak yang suka mencari masalah dengan teman wanitanya ini.

Min Yoonji sangat cantik, di tambah, tabiat anak itu yang suka sekali dengan pria-pria tampan membuat Yoonji seringkali di labrak kekasih pria yang sudah di incarnya.

Jimin meringis ketika wajah mulus Yoonji terluka di bagian pipi dan samping kelopak matanya, belum lagi bekas cakaran di leher Yoonji juga terlihat. Rambut pendek hitamnya juga berantakan. Jimin menyipitkan mata membayangkan betapa mengerikannya kelompok-kelompok wanita itu.

"Rose sialan itu, heh, rasanya aku ingin menghancurkan wajahnya!!" Yoonji meludah darah karena dalam mulutnya terluka, beberapa tamparan juga dia dapatkan dari kelompok bullying Rose.

"Sudah-sudah! Sini kau kami obati dulu!" Jimin mengusap punggung Yoonji untuk mengantarkan Yoonji ke tempat yang lebih baik. Sedangkan Jungkook Sempat-sempatnya merapikan tas Yoonji, dia panik ketika mendapat pesan dari kawannya yang melihat Yoonji sedang di keroyok oleh sekelompok wanita, Jungkook tidak akan bisa melawan wanita meski itu wanita jahat sekalipun, berbeda dengan Jimin, selama itu menyangkut sahabatnya, Jimin pasti berani untuk turun tangan, meski Jimin juga tidak akan melakukannya dengan kekerasan.

Jimin merasa tidak enak pada Hoseok karena membatalkan janjinya, tapi Jimin juga merasa berjasa karena dia seharusnya membiarkan Hoseok berduaan bersama Seokjin, toh, sudah lama juga mereka tidak bertemu, dia juga tahu Hoseok mengajaknya karena Hoseok pasti akan canggung jika berhadapan dengan Seokjin kalau berduaan, ah, tidak, bukannya ada orangtua Seokjin? Tidak mungkin juga kan Hoseok akan berduaan dengan pria cantik itu?

.

.

.

Seorang pria berbadan tinggi dengan setelan jas berjalan tergesa memasuki kantor polisi. Ketika masuk, dia mendapati tuan muda nya duduk di sana, bersama para berandal yang selalu membuat dirinya kesal. Dia langsung di tunjuk oleh majikannya ketika mendengar putra mereka sedang berada di kantor polisi, sebagai tangan kanan ayahnya dan juga wali dari putranya, Shim Changmin seringkali berurusan dengan kegiatan seperti ini. Dan daripada kantor ataupun rumah, rasanya, Changmin lebih sering menghadap ke kantor polisi.

"Hyung~." Mendengar suara langkah pantopel di belakangnya, Jinseok yang tadi sedang terduduk menggerutu langsung menoleh dengan senyuman cerah ketika melihat tangan kanan ayahnya itu datang. Changmin sudah seperti keluarganya karena Jinseok mengenal pria itu sejak dia kecil, ditambah, daripada Ayahnya, Changmin yang seringkali mengurus dirinya.

Changmin menatap lelah sebentar kepada Jinseok. Padahal baru pertama masuk sekolah, Lagi-lagi anak itu membuat ulah sehingga dirinya sekarang berada di ruang ini.

"Anda walinya?" seorang polisi berdiri dengan wajah datar ketika melihat kedatangan Changmin. Changmin mengangguk sambil tersenyum canggung dan pada akhirnya dia melakukan apa yang dia bisa untuk mengeluarkan Jinseok dan teman-temannya itu dari sana.

...

Ketika keluar dari kantor polisi, yang Changmin dapati adalah badannya yang langsung membungkuk karena tangannya di tarik dan Jinseok memberi kecupan di pipinya dengan cepat.

Twin's Beauty [ On Going ] || HopeJin NamJin ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang