***
Clara menangis tersedu-sedu ketika melihat hasil testpack yang ia bawa. Tubuhnya langsung jatuh merosot ke lantai. Clara segera memeluk lututnya dan membenamkan kepalanya disana. Menangis sejadinya untuk menumpahkan segala kesedihan yang ia rasakan.
Clara benar-benar shock, masih tak percaya jika dirinya tengah berbadan dua saat ini. Ini semua masih seperti mimpi, Clara sungguh bingung harus menyikapinya seperti apa, sedih sudah pasti, bingung dan tak tahu harus berbuat apa.
"Maaf mas hiks, maafin aku." Gumam Clara dengan isakan hebat. Setelah puas menangis, Clara pun buru-buru keluar dari kamar mandi karena Byan terus menggedor pintu kamar mandi. Clara lantas buru-buru membuang testpack ditempat sampah tanpa berpikir panjang, lalu wanita itupun segera keluar dari dalam kamar mandi.
"Sayang! Kamu kenapa? Kok lama banget nggak keluar-keluar?" Tanya Byan dengan nada khawatir.
"A-aku, aku nggak apa-apa kok mas. Cuma aku lagi beser aja kemarin kebanyakan minum." Dusta Clara dengan gelagat aneh, dan Byan yang tengah mengamati Clara pun tahu jika istrinya itu sedang berdusta.
"Cla... Jangan bo-"
"Aku beneran nggak apa-apa mas. Aku lebih baik ke dapur dulu mau masak buat sarapan." Sahut Clara, lalu tiba-tiba Clara pun segera pergi begitu saja meninggalkan Byan yang sedari tadi terus menyerukan namanya.
"Cla! Mas belum selesai, Clara!" Saat Clara menghiraukan panggilannya, Byan pun akhirnya menyerah dan memilih masuk ke dalam kamar mandi. Sampai didalam kamar mandi, Byan belum sadar jika ada testpack bergaris positif yang terdapat didalam tempat sampah.
***
Tanpa menaruh curiga sedikitpun, Byan akhirnya memakan sarapan yang dibuatkan oleh Clara, setelah selesai sarapan, Byan pun segera berpamitan pada Clara yang hari ini memilih absen dari pekerjaannya.
"Kalau masih nggak enak badan sebaiknya ke dokter, mas bisa antar kamu sekarang." Tutur Byan pada sang istri.
"Nggak perlu mas, aku udah mendingan kok. Cuma butuh istirahat lebih aja." Ungkap Clara.
"Yakin? Mas beneran cemas sayang..."
"Yakin mas." Angguk Clara mencoba meyakinkan Byan.
"Kamu beneran aneh Clara."
"Aneh apa sih mas? Aku nggak apa-apa kok, aku beneran baik-baik aja. Mas percaya ya sama aku." Byan benar-benar masih begitu ragu, namun melihat Clara, ia akhirnya menganggukkan kepalanya.
"Hm, mas berangkat dulu ya! Kalau ada apa-apa kamu langsung telepon mas."
"Iya mas By sayang..."
Byan pun segera mencium kening Clara, lalu Clara mencium tangan Byan. Entahlah Byan sepertinya sangat berat meninggalkan rumah, apalagi meninggalkan sang istri dirumah. Seperti ada sesuatu yang akan terjadi, tapi Byan tak tahu apa.
Namun Byan segera membuang pikiran-pikiran negatif itu, dan segera melajukan mobilnya menuju kantor. Sedangkan Clara kini tampak berkaca-kaca, kembali menangis setelah mobil Byan tak terlihat lagi dimatanya. Cepat-cepat wanita itu segera menghapus airmatanya dan kembali masuk ke dalam rumahnya.
***
Setelah masuk ke dalam kamar, Clara segera mengambil tas, setelah mengambil tas, wanita itupun segera mengambil beberapa bajunya dan barang penting lainnya. Clara langsung memasukkan baju-bajunya ke dalam tas dengan airmata yang kembali berderai. Clara sebenarnya masih ragu melakukan hal ini, namun jika ia tidak melakukannya, lantas hal apa lagi yang musti ia lakukan untuk menghindari Byan.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Love Meets (PINDAH KE DREAME)
RomantikKaya raya bukan menjadi jaminan sebuah kebahagiaan. Bergelimang harta, kekuasaan dan jabatan yang tinggi ternyata tak mampu memberikan ketenangan dihidup Fabyan Baghawanta Aryasetya sejak istrinya berkhianat sepuluh tahun yang lalu. Sampai akhirnya...