~janganlah kamu melupakan dua orang yang sangat berarti dalam kehidupan-mu
••pertama••
Jangan pernah melupakan seseorang yang bisa melakukan apapun untuk mu hanya untuk memberimu sesuap nasi (ayah)••ke dua••
Jangan pernah melupakan seseorang yang telah rela mempertaruhkan nyawanya hanya untuk melihat-mu lahir di dunia (ibu)_________________________
Selang berjalannya waktu Diandra dan Boby menjadi sangat akrab dan bahkan Diandra juga sering berkunjung ke kediaman Boby baik itu hanya sekedar main atau hanya menjenguk dan menanyakan kabar mama Arselia atau mama Lia.
Selang berjalannya waktu Diandra dan Boby semakin dekat bahkan Diandra sudah sangat akrab dengan mama nya Boby
Dan saat ini jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, setelah semua tugas dan pekerjaannya selesai Diandra selalu menyempatkan waktu berkunjung.
"Assalamualaikum" salamnya setelah memasuki rumah tersebut tak lupa pula senyuman khasnya
"Akkhh..." Rintih nya saat tanpa sengaja tulang keringnya menendang kursi kayu di depannya
"Siapa sih yang naro kursi di sini," gerutunya sembari mengelus tulang keringnya.
Boby yang baru saja keluar dari dalam kamar sembari membawa wadah serta handuk kecil dan ingin membawanya kembali ke dapur, sontak terkejut saat melihat Diandra yang sudah berada di rumahnya
"Lo ngapain?" Celetuknya
Sontak Diandra memutar tubuhnya sembari berdiri "kursi Lo tuh, nyari ribut sama gue," adu nya sembari menunjuk kursi di sampingnya
Boby mengerut-kan keningnya, lalu menatap kearah kaki Diandra yang celananya sedikit terangkan dan terlihat sedikit merah "itu Lo nya aja yang kurang hati-hati," ucapnya melenggang ke arah dapur begitu saja
"Ck..berisik," -diandra
lalu mengikuti Boby dari belakang melihat apa yang sedang pria itu lakukan "ngapain?" Kepo-nya
Tapi pria itu hanya diam saja tanpa menghiraukan pertanyaan Diandra, dan hal itu malah membuat Diandra jengkel. Saat dirinya ingin menendang salah satu tiang rumah
"Kalau Lo tendang, rumah gue bakal roboh," jelasnya dengan memandang wajah Diandra
"Hehe..oh iya ya," cengo-nya sembari menggaruk kepalanya melihat ke arah langit-langit rumah.
'puk-puk' Boby tersenyum sembari menepuk kepala Diandra, lalu melenggang begitu saja tanpa rasa bersalah
"Hah.." kaget diandra "awas Lo ya," kesalnya mengambil ancang-ancang untuk membalas perlakuan pria tersebut
'buk' dan dengan seenaknya jidatnya Diandra menggeplak kepala pria tersebut
"Akkhh.." ringis Boby sembari mengelus kepalanya.
Diandra menatap Boby dengan tatapan mengejek "lemah,"
'dasar perempuan, enggak pernah mau ngalah' batin nya
"Oh ya dari tadi gue enggak ngeliat nyokap lo, bosen gue ngeliat muka Lo terus." Celetuknya
"Mama sakit," jawabnya
Diandra memutar tubuhnya menghadap sepenuhnya ke arah Boby, menatapnya tajam "buk.." dan satu pukulan lagi di kepalanya "kenapa Lo enggak bilang dari tadi," kesalnya lalu berjalan dengan cepat masuk ke dalam kamar memeriksa apakah terjadi sesuatu yang serius pada mama Lia.
Sekali lagi Boby mengelus kepalanya yang terasa sedikit nyeri akibat ulah wanita bar-bar tersebut.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
SENYUMAN TERAKHIR (On-going_Revisi)
Fantasy"Jangan pernah salahkan diri kalian atas kepergian ku, karna ini adalah jalan dan juga takdir yang kupilih. Jika ada yang perlu di salahkan maka itulah aku." "Datanglah jika kalian benar-benar merindukan-ku, tapi ingat satu pesan dari-ku. Jangan pe...