Semilir angin pagi yang menyejukkan dan di tambah lagi sinar matahari bersinar sangat terik pagi ini, keramaian kendaraan yang selalu menjadi ciri khas kota yang padat.
Kicauan burung yang memberi kesan tersendiri bagi penikmatnya, secangkir teh serta beberapa potong pisang goreng sebagai asupan pagi.
"Good morning mami,papi.." heboh Vani saat memasuki rumah
"WAALAIKUMSALAM.." jawab mami dan papi bersamaan
'hehe' cengengesan Vani dengan mendarat kan bokongnya pada kursi.
"Masuk rumah itu harusnya ucap salam, bukannya apa itu tadi?" Bingung mami dengan bertanya pada Vani.
"Apanya?" Tanya balik Vani pada maminya, sedangkan papi nya ya hanya cuek bebek tanpa ada niatan untuk masuk dalam perdebatan dua orang wanita, dan ujung-ujung nya dia juga kena imbasnya..lebih baik dirinya diam sembari mengisi perut nya dengan terus memasukkan potong demi potong pisang goreng ke dalam mulutnya. 'perut kenyang, hati pun senang' hehe
"Go-send, go-pay atau apa tadi kamu bilang go,go,go gitu.." tanya mami nya
"Good morning!" seru Vani, dan diiyakan oleh mami nya "ketimbang good morning aja nyampai nya kemana-mana go-send, go-pay..sekalian aja go-jek, go-food, Gober, google.." cibirnya lalu memasukkan sepotong pisang goreng hangat ke dalam mulut nya.
****
Di tempat dengan nuansa ruangan warna putih seorang wanita paruh baya duduk bersandar serta seorang pria yang dengan telaten memberikan potong demi potong buah buahan yang sudah di potong kecil-kecil sebelumnya.
"Kamu sudah makan?" Tanya wanita itu menatap prihatin ke arah anaknya yang terlihat tidak terurus dengan tubuhnya yang sedikit berkurus dari sebelumnya.
"Arya sudah makan tadi di kantin, mama enggak perlu khawatir," ucapnya dengan lengkungan yang selalu mengambang sedari mama Lia bangun
Mam lia mengelus pelan rambut arya "maaf ya..karna keputusan mama, kamu jadi susah seperti sekarang. Di saat mereka yang seusia dengan kamu sedang asik bermain dengan sebayanya, tapi. Kamu harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan di tambah lagi kamu harus ngurusin mama yang sakit-sakit'an," sesal mama Lia.
Arya menggenggam erat tangan mama nya lalu mencium nya, "keputusan mama enggak ada yang salah! Justru Arya sangat setuju dengan apa pun itu keputusan yang mama ambil, karna? Arya tau itu pasti yang terbaik untuk kita dan semuanya, dan arya juga enggak mau merusak kebahagiaan orang lain hanya untuk keegoisan Arya sendiri," jelasnya merebahkan kepalanya di pangkuan sang mama.
Setetes air bening mengalir dari mata indah sang mama dan menetes tepat di atas wajah arya "kenapa nangis," ucapnya sembari menghapus jejak air mata di wajah sang mama tercinta.
"Bukan apa-apa," jawab mama lia "kamu tau? siapa yang mendonorkan ginjalnya untuk mama," lanjutnya
Arya menundukkan wajah nya lalu menatap mama nya dengan tatapan sendu "Arya enggak tau mah.." jujurnya
Sudah beberapa kali Arya bertanya pada dokter maupun suster yang menangani operasi mamanya, tapi. Mereka tidak ada yang mau memberi nya tau identitas dari siapa yang sudah dengan berbaik hati menolongnya, dan dokter itu hanya memberikan secarik kertas yang katanya dari 'si pendonor'
"Arya gak tau mah, tapi! yang Arya tau.. dia orang baik, sangat baik, bahkan mungkin? Arya sendiri gak mungkin mau melakukan hal yang sama seperti apa yang dia lakukan, mendonorkan ginjal untuk orang lain, yang bahkan dia tidak mengenal kita. Dan yang lebih baik nya lagi..dia sudah membayar lunas semua biaya rawat, operasi bahkan obat-obatan," terangnya
Flashback on
"Dok, kalau boleh saya tau..siapa orang yang sudah menyelamat kan mama saya," tanya Boby
KAMU SEDANG MEMBACA
SENYUMAN TERAKHIR (On-going_Revisi)
Fantasía"Jangan pernah salahkan diri kalian atas kepergian ku, karna ini adalah jalan dan juga takdir yang kupilih. Jika ada yang perlu di salahkan maka itulah aku." "Datanglah jika kalian benar-benar merindukan-ku, tapi ingat satu pesan dari-ku. Jangan pe...