2

2.8K 64 6
                                    

Clarissa tak mengindahkan Abraham yang terus menerus memohon agar Clarissa tak pergi malam ini. Clarissa kini tengah berdandan di meja riasnya, memandangi wajahnya sendiri penuh kekaguman. Setelah melahirkan entah kenapa Clarissa merasa ia menjadi lebih sexy. Abraham terus memandangi Clarissa dari belakang, ia menatap nanar punggung istrinya. Abraham sebisa mungkin menahan agar Clarissa tak pergi, namun istrinya itu tetap bersikeras. Abraham kembali berdiri menghampiri Clarissa yang tengah merias diri.

"Ma, kalau mau ke club, papa kesana juga, ya?"

Clarissa mendongak garang menatap wajah Abraham. Detik selanjutnya ia kemudian memasang senyum sinis.

"Tapi kamu jangan bilang kamu suami aku, ya? Bilang aja kamu bodyguard-

"Ma, kok gitu?" Abraham berjongkok di sebelah kursi tempat Clarissa duduk. Ia memerhatikan wajah Clarissa dari samping. Dirinya bertambah cantik dengan riasan wajahnya itu.

Kring kring kring

Ponsel Clarissa berdering, membuat Clarissa menoleh mencari-cari letak keberadaan ponselnya. Kebetulan ponselnya itu berada di atas kasur, Abraham kemudian berinisiatif mengambilkan ponsel milik Clarissa. Secara tak sengaja, otomatis Abraham dapat melihat siapa penelpon istrinya itu sekarang. Keningnya berkerut melihat nama yang tertera di layar ponsel berlogo apel itu.

"Siapa yang telfon?"

Clarissa merampas cepat ponselnya dari tangan Abraham.

"Zach siapa, ma?"

Belum sempat Clarissa menjawab, ia sudah terhubung dengan orang yang memanggilnya sekarang. Clarissa memilih untuk tak menekan tombol loud speaker ponselnya, namun karena keadaan kamar yang sunyi di malam hari, membuat telinga Abraham juga mendengar percakapan keduanya.

"Halo?"

"Halo cantik, udah siap?"

Abraham menoleh tak percaya mendengar suara lelaki di seberang sana, ditambah lagi isi dari percakapan telfon itu, ia lalu dengan segera merebut paksa ponsel Clarissa, mengambil alih percakapan itu.

"Halo? Ini siapa?! Kenapa telfon istri saya malam-malam begini, ya? Mas nya sudah tau belum ya kalau dia udah menikah dan sudah punya 1 anak, kok kurang ajar ya-

"Abraham! Kamu apa-apaan, sih! Balikin gak hp aku?!"

Abraham mengangkat tinggi-tinggi ponsel Clarissa agar tak dapat dijangkau olehnya.

"Mas, kalau mau diselesaikan secara jantan, cari waktu aja ya mas, saya kurang suka basa basi seperti ini, mulai saat ini jangan hubungin istri saya lagi kalau masih mau punya kaki 2, mas!"

Tut!

Abraham melempar ponsel Clarissa ke kasur dengan kasar, lalu segera melihat Clarissa dengan tatapan sedikit nyalang, emosinya yang tadi sudah ia tahan tahan, kini membeludak setelah panggilan itu. Clarissa sempat bergidik ngeri melihat Abraham mulai menunjukkan taringnya, suaminya itu memang jarang sekali marah, namun sekalinya marah, ia bisa sangat menyeramkan.

Abraham menghampiri Clarissa yang berdiri di seberang tempat dirinya berdiri, ia menarik dengan sedikit memaksa tangan Clarissa, agar duduk di hadapannya.

"Siapa itu tadi, Clarissa?!"

Clarissa takut namun tak mau menunjukkan rasa takutnya.

"Yang mau jalan sama aku-

"Berani kamu ya, Clarissa!"

Mendengar bentakan itu, membuat Clarissa malah tambah berani.

"Emang aku berani, aku ga pernah takut sama kamu!" Balas Clarissa angkuh.

CLARISSA (On hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang