I

1.3K 113 2
                                    

Jihoon akui dinamika kehidupannya memang sungguh dipenuhi banyak kejutan. Dulu, saat Jihoon kira ketika kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai dan membiarkan Jihoon remaja berjuang seorang diri di kota metropolitan sudah yang paling gila untuk dirinya lalui.

Dan diusia Jihoon yang tepat berusia dua puluh empat tahun ini satu moment yang tak pernah Jihoon duga berhasil mengubah kehidupannya kedepan.

Sorot matanya menatap bingung pada selembar kertas yang baru saja Jihoon keluarkan dari map coklat ditangannya, kelereng hitam Jihoon silih berganti menatap penuh tanya pada kertas ditangan dan sosok yang duduk dihadapannya.

"Anda bisa memberikan jawabannya esok pagi, dan memikirkannya isi perjanjian itu malam ini." baritone tegas pria Kanemoto berhasil memukul telak kesadaran Jihoon.

Jihoon menatap tak suka sang atasan, cukup tau diri untuk tidak berlaku kurang ajar pada pria Kanemoto dihadapannya. "Tunggu pak, saya tidak mengerti maksud pak Kanemoto apa."

"Anda hanya perlu membaca isi surat itu untuk mengerti maksud dan tujuan saya Park Jihoon."

"Saya tau itu,"

"Lalu?"

"Astaga." mendengar nada santai itu terucap dari labium tipis sang atasan buat Jihoon tak habis pikir dengan jalan pikiran figur dihadapannya.

"Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada bapak, tapi ini jelas tidak bisa saya mengerti pak. Bapak sudah memiliki pasangan, lalu untuk apa meminta saya untuk memberikan bapak keturunan seorang Kanemoto?"

Pria Kanemoto diseberang Jihoon menghela pelan, pun mata tajamnya menatap lurus pada Jihoon yang masih setia menatapnya. "Saya mengerti Jihoon, tapi kamu juga harus mengerti kalau submissive saya menolak untuk hamil."

"Ya kalau itu bukan urusan saya." jengah Jihoon, namun sayangnya pria Kanemoto diseberang kursi masih setia pada keputusannya.

"Apapun yang kamu mau, akan saya kabulkan."

"Kalau begitu bagaimana dengan jabatan dan perusahaan bapak sekarang, saya mau itu sekarang." celetuk Jihoon asal.

"Akan saya persiapkan sekarang." baritone tegas pria Kanemoto kembali memukul telak kepalanya, buat pening yang sempat hilang kembali datang.

"Aduh bapak, saya izin pulang sajalah."





Sesampainya diapartemen, yang Jihoon lakukan hanyalah berbaring diatas lantai. Menatap tak berminat pada langit putih tak bercorak diatas sana, sembari kedua tangannya sibuk bermain diatas bulu kucing hitam ras american short hair milik sahabatnya, Kim Junkyu.

Isi kepalanya masih bekerja keras memutar balik ingatan beberapa waktu lalu, saat atasannya itu tiba tiba menyuruhnya untuk keruangannya dan satu amplop coklat berisi selembar kertas perjanjian yang sudah dibumbuhi tanda tangan bermaterai dari atasannya sebagai pihak kedua.

Sampai suara Jukyu diambang pintu bahkan total Jihoon abaikan, padahal sejak keduanya memutuskan untuk tinggal bersama lima tahun yang lalu Jihoon akan selalu berlari menyambut kepulangan Junkyu, memastikan pemuda virgo itu tidak pulang dengan tangan kosong.

"Kim." Jihoon memanggil, membuat Junkyu yang sudah duduk berlesehan disebelahnya menyaut pelan.

"Kalau aku hamil, menurutmu bagaimana?"

Alis si virgo menukik tajam, ponsel hitam ditangannya tak lagi menarik minat Junkyu setelah sang sahabat melontarkan tanya.

Junkyu tau, kalau sahabat sejak masa perkuliahannya itu spesial. Dan di masa saat ini, sudah bukan hal baru lagi bahwa seorang laki laki memiliki rahim selayaknya wanita dan bisa mengandung lalu melahirkan.

───── tapi masalahnya,

"Memang ada yang mau denganmu? Kaukan ganas." celetuk Junkyu berakhir dengan teriakan, sebabnya adalah Jihoon yang tiba tiba menggigit pahanya kencang sebagai pelampiasan kesal.

Tidak main main, bahkan saat Jihoon sudah melepaskan gigitannya, Junkyu masih bisa merasakan deretan gigi rapih itu diatas pahanya yang berlapis kain.

"Tuh, kau saja masih seganas ini memang ada yang mau. Bisa bisa baru pemanasan saja pasanganmu langsung trauma tanpa sempat menabur benih."

Bibir Jihoon mencebik kesal begitu mendengar ucapan Junkyu, 'sialan betul Kim Junkyu ini.' pikirnya, lalu bangkit dan menghilang dibalik pintu kamar yang sengaja ditutupnya kencang.

"Kasian pintunya, tidak salah apa apa kena amuk singa betina." gumam Junkyu saat merasakan gema yang ditimbulkan dari ulah Jihoon barusan.

"HEH PARK JIHOON MAKAN DULU." teriaknya.

Dan dari balik kamarnya Jihoon memekik. "DIAM KAU BAJINGAN."













ㅤ⠀ ❏ ┊madden starring by ───── ୨୧




ㅤ⠀ ❏ ┊madden starring by ───── ୨୧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[ feat. treasure members ]



𝘀𝘄𝘂𝗴𝗮𝗿𝘂𝘀𝗵, 𝟮𝟬𝟮𝟯.

Madden.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang