CHAPTER 2 - 👤

343 1 0
                                    

"Namaku Kim Ji Eun, salam kenal."

Hening..

"Itu saja?" tanya gurunya yang terheran dengan Ji Eun (a.k.a Jin Ae yang memilih mengganti identitasnya) yang hanya memperkenalkan dirinya singkat.

Ji Eun mengangguk.

"Ya sudah, duduk di kursi kosong di sana."

Ji Eun melihat kursi paling belakang dekat pintu bagian belakang kelas, pada dasarnya kelas di Yongsan High School memiliki 2 pintu, di bagian depan dan belakang.

Sebelun melangkah, ia memperhatikan seluruh isi kelas, tepatnya teman sekelasnya. Setelah itu, ia mulai berjalan, dia sadar seisi kelas benar-benar memperhatikannya, dengan pandangan yang berbeda-beda.

Setelah duduk, Ji Eun merasakan ada yang memperhatikannya dengan intens. Namun, ia biarkan berlagak tidak tahu dan mulai membuka buku tulisnya.

Orang yang memperhatikannya tadi duduk di barisan dekat jendela arah keluar tempat duduk paling belakang.
Dia terlihat mengetik sesuatu di ponselnya. Dia mengirim pesan yang bertuliskan 'Kamu akan terkejut dengan info ini, aku menemukannya.'

.

.

.

Ji Eun tidak punya niatan untuk menjalin pertemanan di sekolah ini. Oleh karenanya, sebelum bel istirahat berbunyi dia izin keluar lebih dulu, jadi saat istirahat dimulai dia tidak perlu menghadapi teman sekelasnya yang mungkin saja penasaran dengannya.

Dan sekarang, dia berada di lantai 2 di lorong sepi tengah memandang keluar jendela yang menghadap bagian belakang sekolah.

Yongsan High School.

Sekolah untuk mereka yang anak buangan atau bisa dibilang anak yang tidak memiliki kepintaran akademik sehingga tidak bisa masuk ke sekolah unggulan yang memiliki syarat memiliki nilai akademik yang tinggi.

Sekolah ini beirisi anak berandal yang benar-benar tidak memiliki nilai akademik walaupun memang ada beberapa yang lebih pintar. Namun, alasan sekolah swasta ini tetap dibuka adalah salah satu keunggulan istimewa yang dimiliki sekolah ini.

Jika kekurangannya adalah peserta didiknya memiliki nilai akademik yang standar bahkan ada yang lebih rendah, maka keunggulan peserta didik sekolah ini adalah di bidang non akademik.

Panahan

Teknik mesin

Sepak bola

Basket

Taekwondo

Tinju

Renang

Lari gawang

Voli

Menjahit

Maukah disebutkan lagi?
Mungkin itu akan memakan banyak kata.

Sekolah ini menyediakan seluruh fasilitas yang mumpuni untuk melatih keterampilan.

Oleh karenanya, banyak lulusan dari sekolah ini yang walaupun tidak pintar berhasil sukses dengan keterampilan yang ia punya.

Yah...

Keterampilan itulah yang kadang disalah gunakan.

Ji Eun menatap ke bawah dengan wajah yang menampilkan ekspresi bahwa dia menyesal telah memilih tempat yang ia gunakan untuk menyendiri.

"Hei! Kamu melihat kami, kan?!" teriak salah seorang siswi dari 4 orang siswi lainnya.

Dan ya, setiap sekolah pasti memiliki peserta didik yang dijuluki dengan pengganggu siswa lain, atau bisa kita sebut pembully.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Milk and CigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang