1. Hate

767 112 46
                                    

A/N : Pembaca yang baik adalah pembaca yang meninggalkan jejak. Entah itu vote, komen and follow. Thanks_

.

.

"Lisa-ya. Pelan-pelan!! Jangan kebut-kebutan aku takut!!"

"Unnie tenang saja jangan takut. Kencangkan pelukannya. Ini sangat menyenangkan."

"Tapi ini berbahaya, Lisa-ya. Kalau sampai terjadi sesuatu padaku aku takkan pernah memaafkanmu."

"Tidak akan. Kau tenang saja. Aku bukan bocah 17 tahun lagi sekarang. Aku sudah 20 tahun."

"Tetap saja bahaya. Aku tak mau mati konyol. Aku belum menikah. Aku masih 22 tahun. Aku masih ingin hidup panjang. Masih banyak yang belum aku lakukan di dunia ini. Melihat Unnie kita menikah di usianya yang ke 25 tahun nanti. Merayakan usia perak perkawinan orang tua kita. Aku sudah mempersiapkannya bersama kembaranmu!"

Lisa hanya terkekeh mendengar ketakutan kakaknya itu. Ia bukannya berhenti tetapi malah semakin mengencangkan laju motor gedenya. Membelah jalanan Seoul yang lumayan lenggang malam itu. Masalahnya kakaknya itu tak memakai pelindung kepala begitu juga dirinya. Pamitnya sebentar. Hanya ingin menjajal motor baru pemberian sang ayah. Hyunbin. Ia yang memaksa kakaknya untuk ikut. Meski awalnya menolak karena ragu, pada akhirnya Ia menuruti permintaan adik bungsunya itu. Hingga tanpa mereka sadari___kecelakaan itu'pun terjadi.

________

Satu tahun sudah berlalu. Sejak peristiwa itu tak ada canda dan tawa yang tercipta di wajah cantiknya. Ia malah nyaris menutup diri dari sekitaran. Hanya menjawab seadanya jika diinginkan. Setelah itu diam membisu seperti orang bisu atau tuli. Seperti saat ini.

"Ada kegiatan apa hari ini, Lisa-ya?"

"Tidak ada."

"Kalau begitu_mau menemani Eomma ke salon? Sudah lama sekali kita tidak pergi bedua." Ucap Yejin mencoba ceria agar hati anaknya itu luluh.

"Aku__tak mau. Ajak saja Chaeyoung atau Jisoo Unnie."

"Wae? Eomma ingin hanya kita berdua yang melakukannya."

"Aku tak bisa. Maafkan aku. Eomma. Aku_harus pergi."

"Tapi__"

"Pagi Eomma. Appa. Ayo, kita sarapan. Sebentar lagi'kan harus menjenguk Jennie Unnie. Aku takut dia marah jika kita tidak datang."

"Ya, sayang."

"Selamat sarapan. Aku pergi dulu." Ucapnya datar. Tak ingin membuat keributan di paginya yang cerah itu

Ucapan Yejin terhenti saat kedua putrinya yang lain memanggilnya untuk sarapan bersama seperti biasanya sebelum berkegiatan.
Tak ingin memperpanjang masalah Yejin dan Hyunbin sarapan bersama. Setelah memandangi Lisa yang sudah pergi tentunya.

Ada dua kursi yang kosong selama setahun ini. Dan itu membuat Yejin sangat sedih. Sebagai seorang ibu Yejin ingin melihat semua putrinya rukun kembali seperti dulu. Ingin kembali mengomeli mereka yang selalu meributkan hal-hal kecil terutama saat si kembar sudah bersalah. Dan orang yang paling bisa mengatasi mereka adalah Jisoo dan Jennie. Bahkan mereka berdua sangat kompak menjaga si kembar saat Ia dan suaminya sibuk. Tapi kini kehangatan di rumah itu tak ada. Semuanya sudah berubah.
Karena Lisa selalu keluar dari kediaman mewahnya setiap pagi.
Bahkan sebelum kedua kakaknya terbangun. Jangankan makan bersama, untuk saling menyapa saja sudah tak pernah.

Memilih menaiki angkutan umum kemanapun Ia pergi. Selalu memakai penutup kepala dan juga kaca mata hitam yang melekat indah dihidung mancungnya. Juga tak lupa sepasang earphones yang setia dikedua telinganya. Membuat Hyunbin dan Yejin merasakan jika putri kecilnya kini telah berubah. Terlepas dari kecelakaan itu mereka tak pernah sekali'pun menyalahkan Lisa. Mereka bersedih karena Lisanya kini berubah menjadi orang lain. Karena bagi Lisa ialah yang bersalah. Ia sudah membuat Jennie terbaring tak berdaya setahun ini. Menghancurkan kehidupannya yang seharusnya baik-baik saja.
Andai malam itu Ia mendengarkan makiannya. Tentu saja semua ini takkan pernah terjadi. Hubungan dengan kedua kakaknya pun kini merenggang. Terlebih kembarannya. Chaeyoung. Ia sangat membenci Lisa. Ia terus menyalahkan Lisa yang sudah membuat kakak yang paling dekat dengannya itu menjadi koma tak berdaya. Dan Lisa akan mengingat hal itu selamanya. Bahwa memang benar ialah yang membuat Jennie seperti itu.

Who Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang