A/N : pembaca yang baik adalah pembaca yang meninggalkan jejak. Entah itu komen, vote dan follow. Thanks_
..
Hari sudah semakin gelap. Lisa baru menyadarinya jika sudah selama itu Ia tidur di rooftop Rumah Sakit itu. Entah apa yang Ia pikirkan sejak tadi. Atau mungkin lelah? Sampai tak sadar jika senja yang Ia lihat kini telah berganti bulan. Bahkan Ia mengabaikan panggilan seseorang di ponselnya hampir 50 lebih tak Ia jawab. Bahkan sudah ratusan SMS yang tidak pernah dibalasnya apalagi dibaca. Ia hanya menerima panggilan itu jika menyangkut pekerjaan.
"Apa mereka sudah pulang?"
Lisa melirik jam di pergelangan kirinya menunjukan angka 9. Ia menghela. Ragu untuk turun karena merasa ini masih terlalu awal untuk segera pulang. Karena hari ini adalah hari dimana Jennie dilahirkan. Dan sudah pasti kembarannya masih di sana untuk merayakan ulang tahun Jennie walau hanya sekedar ucapan selamat atau perayaan kecil-kecilan bersama staff dan penghuni di Rumah Sakit itu. Saat tengah asik melamun, Lisa mendengar teriakan seseorang yang memintanya untuk turun. Ia lalu menoleh kekiri dan kanannya. Ternyata ada seseorang yang ingin mencoba untuk lompat.
"Dokter jangan lakukan itu! Aku tahu kau pintar dan baik! Aku melihatnya saat kau menyelamatkan adikku tadi! Jika kau berakhir begini____adikku akan sedih karena kehilangan Dokter baiknya! Aku mohon turun'lah, Dokter!"
Lisa melihat Jisoo di sana yang kini berusaha membujuk dokter itu untuk mengurungkan niatnya. Sementara Lisa terdiam mematung entah harus berbuat apa. Hingga Ia sadar jika Dokter itu adalah salah satu Dokter yang berusaha menyelamatkan hidup Jennie tadi.
"Apa Dokter ingin mati muda? Kalau begitu mari aku temani."
"Jangan mendekat! Atau aku lompat sekarang!"
Lisa tertawa lucu. Ia kini berdiri di ujung tembok tanpa rasa takut sedikit'pun untuk mendekatinya. Sementara gadis yang dipanggil Dokter itu masih berdiri di pembatas dengan penuh rasa takut.
"Kenapa? Takut?" Lisa kini mendekatinya. Jaraknya semakin dekat dengan Rubyjane. Nama yang tertera di seragamnya. Ada rasa ragu disana. Sementata Jisoo dan yang lainnya berteriak dari jauh untuk tidak main-main. Karena berbahaya.Lisa mengulurkan tangannya dengan tulus. Berharap Ruby mau menerima uluran itu. Namun_____
Andweeee!!!!!
Aaaaa....
Bruuukkk
.
.
"Adik bodoh! Adik gila! Kenapa lompat digedung tinggi tadi?!Masalahmu denganku saja belum selesai. Sekarang mencoba menolong orang lain!Lisa hanya terkekeh saat mendapati Chaeyoung memakinya lagi. Tapi kali ini terdengar ada kekhawatiran disana. Sementara Jisoo hanya terdiam. Menunggu kedua orang tuanya datang untuk memarahi Lisa.
"Terima Kasih. Setidaknya aku tahu kalau kau___masih mencemaskanku."
"Diam kau sialan! Aku___belum memafkanku." Setelah itu Chaeyoung pergi dari kamar Lisa. Kembali lagi menemui Jennie. Menyisakan Jisoo disana.
"Andai saja tim penyelamat tidak datang tepat waktu. Aku tidak tahu harus mengatakan apa pada Eomma dan Appa nanti tentangmu."
Sepasang langkah mendekat dengan cepat. Jisoo yakin pasti itu derap langkah ayah dan ibunya. Dan benar saja, Hyunbin dan Yejin segera memeluk Lisa penuh khawatir terutama ibumu saat memasuki kamar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You?
FanfictieKehidupan Lisa sangat'lah sempurna. Ia dikeliling keluarga yang begitu mencintainya dan penuh bahagia. Memiliki teman dan pacar yang setia. Memiliki tiga orang kakak perempuan yang menyayanginya. Namun, segalanya berubah saat kecelakaan tragis menim...