Yang terbaik bagimu

826 105 14
                                    

[Fah-th er] noun

protector, teacher and encourager;  a person who picks you up when you fall, brushed you off and lets you try again; admired and much loved; often reffered to as a son's first hero and daugther's first love.

-superman-

---

Pandangan Jiwa terlihat kosong menatap aliran sungai setelah menyelesaikan membaca puluhan lembar buku yang dibawanya sedangkan Raga sibuk bermain game online yang ada di handphonenya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pandangan Jiwa terlihat kosong menatap aliran sungai setelah menyelesaikan membaca puluhan lembar buku yang dibawanya sedangkan Raga sibuk bermain game online yang ada di handphonenya. Hari ini, Jiwa dan Raga pergi trip singkat ke salah satu tempat yang masih berada di sekitaran Trez. Hal ini adalah salah satu keinginan Jiwa dari puluhan yang masih belum terpenuhi. Menyadari Jiwa yang melamun Raga berhenti dari aktivitasnya sebentar dan menatap ke arah Jiwa.

"Jangan bengong, ayam tetangga kemarin bengong jadi jelek," ucap Raga sambil melambaikan tangannya di hadapan Jiwa untuk mengalihkan fokus perhatian gadis itu.

Hufh.

Jiwa hanya melepaskan nafas panjang.

"Kamu mikirin apa?" tanya Raga lagi.

Kini Jiwa sudah memandang ke arah Raga. Saat mata mereka bertemu, Raga mengangkat alisnya menunggu Jiwa untuk bicara. "One of your wish," ucap Jiwa.

"My one and only wish that I write," Raga membetulkan pernyataan Jiwa. "Gak harus sekarang, pelan-pelan aja, masih ada waktu untuk dipikirin baik-baik," setelah mengusap rambut Jiwa dengan tangannya Raga kembali fokus dengan handphone-nya.

"Gak mau diganti aja?" pinta Jiwa.

"No no," ucap Raga singkat sambil menggerakan jari telunjuknya.

Jiwa berjalan mengambil foto pemandangan sekitar dan membiarkan Raga bermain games. Sekembalinya Jiwa ke tempat awal, Raga masih saja sibuk dengan gamesnya. Dengan tangan kanannya Jiwa menyentuh jari-jari Raga yang masih sibuk dengan games di handphone. Setelah dibiarkan beberapa detik tanpa respon Jiwa melepaskan genggamannya, tapi dengan segera Raga melepaskan handphonenya dan meraih tangan Jiwa dengan satu tangannya.

Sambil menggenggam tangan Jiwa, Raga kembali memainkan handphone.

Sebentar lagi ya.

Ucap Raga dalam hatinya yang bisa terdengar oleh Jiwa. Jiwa menyenderkan kepalanya di pundak Raga dan memperhatikan layar handphone milik Raga. Setelahnya, Raga kembali melanjutkan permainannya selama lima menit kemudian menyudahinya. Bukan berdiri tapi Jiwa justru memeluk erat Raga yang duduk tepat di sampingnya.

"Ada apa nih? Aku gak akan berubah pikiran soal wish aku," ucap Raga.

"Masa mau peluk aja gak boleh sih, yaudah," Jiwa menekuk wajahnya sambil merenggangkan pelukannya.

UnconditionallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang