Pemeran utama hati, pemicu detak jantung ini
Baru kini kusadari, setelah berlayar pergi
Itu kamu-Raisa-
---
Langit sore itu berwarna emas kemerahan disertai dengan angin yang berhembus sejuk. Rambut Jiwa terurai berantakan menari mengukuti arah angin. Liam yang melihat hal itu melepaskan karet gelang yang melingkar di pergelangan tangannya dan memberikannya pada Jiwa.
Kedua insan tersebut menjadi lukisan indah di mata Oma Marie yang memandang dari jendela dapur. Tapi berbeda dengan anak muda di samping Oma yang terlihat sedikit tidak menyukai moment yang ditangkap matanya.
"Biasa aja dong ngeliatnya," Oma mengusap wajah Raga dengan satu tangan membuat pria itu terbangun dari lamunannya.
"Apa sih Oma, Raga biasa aja kok," bantah Raga. Mungkin Raga lupa kalau Oma bisa mendengar isi pikirannya.
"Ga," panggil Oma. Raga langsung memutar badannya agar memandang Oma sepenuhnya. "Belum baikan sama Jiwa?" Lanjut Oma.
Raga menggeleng lemas.
"Jujur aja," saran Oma.
"Udah Raga bilang ke Jiwa kalau itu cuma salah paham, Oma. Tapi Jiwa tetep gak mau denger," Raga sebisa mungkin membela diri.
"Bukan itu," Oma memelankan suaranya.
"Terus?" Tanya Raga penasaran.
"Jujur sama perasaan kamu kalau kamu sayang sama Jiwa," kalimat Oma itu berhasil membuat pikiran Raga tidak karuan. "Santai aja dong," Oma menepuk pundak Raga. Merasa senang membuat cucunya salah tingkah.
"Apaan sih Oma. Raga gak suka sama Jiwa apalagi sayang," balas Raga tak mau kalah.
"Suka kali?"
"Enggak."
"Oh berarti sayang?"
"Apalagi itu."
"Denial terus. Nanti nyesel loh."
"Omaaaa..." Raga menekankan suaranya.
"Yaudah berarti...," Oma menjeda perkataannya.
"Berarti apa?" Tanya Raga.
"Berarti selesaiin pacaran pura-puranya dan biarin Liam deketin Jiwa," pikiran Raga makin tidak karuan membayangkan bagaimana jika permintaan Oma itu terjadi. Apa dia siap melihat Liam bersama dengan Jiwa?
Sejak kembali dari Singapore, Jiwa dan Raga masih melanjutkan perang dingin mereka. Raga sudah menjelaskan kalau Jiwa hanya salah paham tapi menurut Jiwa pria itu tidak perlu menjelaskan apapun. Hubungan mereka ini hanya rekayasa. Jiwa meminta Raga untuk tidak mengatur kehidupannya dan begitu pun sebaliknya. Raga bebas melakukan apapun, dekat dengan siapapun termasuk Naya. Selama di Trez mereka pun tidak perlu berpura-pura berpacaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditionally
Fantasi"Where words fail, music speaks." Jiwa (Rose) bisa mendengar bahasa jiwa/batin dari orang-orang di sekitarnya karena kecelakaan yang dialaminya. Tapi anehnya, hanya suara jiwa/batin Raga (Jaehyun) yang tidak bisa didengar oleh Jiwa. Raga terlalu sun...