e n a m b e l a s

2.8K 277 24
                                    

Yang masih nunggu, cung!!?

Happy Reading (。・ω・。)ノ♡

•••

"Kenapa jadi bisa lupa si!" gerutu seseorang dengan langkah tergesa menuju kelasnya.

Lorong-lorong terasa sepi karena memang semua orang sedang berada di depan untuk pulang kerumah masing-masing.

"Gak di ambil besok tugas udah harus di deadline. Nasib bener dah."

Ketika sampai di depan pintu kelasnya yang tertutup rapat, telinganya mendengar sesuatu yang salah.

Suara grusak-grusuk menganggu pikirannya, di tambah dengan suara desahan pelan.

Alisnya mengerut bertanda tanya, apa yang sedang orang itu lakukan di dalam kelas? Memanfaatkan waktu namun ceroboh karena memilih tempat yang tidak seharusnya.

"Gak ada tempat lain apa ya? Masa ninaninu di tempat umum gini. Gak takut kepergok orang lain?" gerutunya.

"Gimana gue ngambil buku tugas gue! ya ampun..." ucapnya pelan dengan frustasi.

"Sialan banget dah,"

Entah terdorong dari mana dirinya nekat untuk mengintip pelaku yang sedang terkena gelombang gairah seksual itu melalui celah lubang jendela.

Bola mata yang berwarna coklat tua itu melotot karena shock karena apa yang dia lihat diluar dugaan.

"What!" ucapannya sedikit berteriak.

Kedua insan yang tengah bergelut itu berhenti setelah mendengar suaranya. Segera dirinya melarikan diri sebelum salah satu dari mereka membuka pintu kelas.

•••

"Jaemin. Gimana nanti dia nyebarin tentang kita berdua? gue yakin dia ngeliat kita tadi." renjun telihat hendak menangis, ia terduduk lemas di bangku miliknya  sedangkan Jaemin duduk di hadapannya hanya terduduk diam.

Sewaktu mereka tengah asik bergelut lidah tiba-tiba saja terdengar suara orang berteriak kecil, dan renjun yakin orang tersebut berteriak pasti karena tengah melihat dirinya dan jaemin sedang berciuman panas.

Renjun takut semua image-nya sebagai cowok baik dan pintar di kelas akan hancur tapi bukan itu saja ia juga takut sampai pihak kampus memanggil orang tuannya dan mengeluarkannya dari kampus membuat kedua orang tua dan keluarganya merasa malu dan marah.

Ditambah di dalam negaranya untuk hubungan sesama jenis di pandang jelek. Walaupun dia dan jaemin tidak di dalam hubungan spesial hanya sekedar teman penyalur nafsu dunia.

Di mata orang-orang akan di cap seorang gay. Renjun akui dia juga masih menyukai perempuan begitupun dengan jaemin.

Mereka berdua itu masih straight.

"Gue gak yakin Jun, tapi semoga itu orang kalau emang bener ngeliat kita berdua tadi. Orang itu tetap bungkam." di dalam lubuk hati jaemin juga terbesit ketakutan sama besar seperti renjun. Ia takut akan di pandang sebelah mata oleh orang-orang, cukup orang tuanya saja yang mengalami, dirinya jangan. Karena dirinya tidak ingin berakhir malu apalagi dengan mama sambungnya, Taeyong. Apa jadinya dulu ia mengatakan hal-hal yang buruk untuk laki-laki yang dinikahi ayahnya kini berbalik pada dirinya. Walaupun keluarga jaemin cukup terpandang di tengah masyarakat tetapi itu tidak mempengaruhi keluarga 'Na' sebab pernikahan untuk
yang kedua tuan Na ini berpasangan dengan sesama laki-laki.

"Ini semua gara-gara Lo!" ketus renjun menatap tajam jaemin. "Andai aja Lo gak banyak tingkah di tempat umum walaupun sepi tapi bisa aja kepergok kayak tadi. Pikiran-pikiran buruk ini gak bakal ada." bentak renjun.

Jaemin mengusak rambutnya. Bagaimana pun dirinya dengan renjun adalah laki-laki, jika keduanya sama-sama emosi bisa-bisa akan ada baku hantam.

"Renjun. Lo juga gak bisa nyalahin gue aja disini." ucap jaemin tajam karena menahan emosi. "Lo juga sama salahnya. Kalo aja lo bisa lebih pelan desahannya--"

"Goblok Lo! Kalau emang gara-gara desahan gue pun tetep bakalan ketahuan. Dia bisa aja mau masuk ke kelas dan buka pintunya terus ngeliat kita berdua." renjun berdiri menghadap jaemin yang masih duduk.

"Udah gue bilang bukan salah gue aja! Lo juga salah gila!" jaemin menbentak tepat di depan wajah renjun.

Renjun tersentak kaget.

Karena dari tadi renjun tengah menahan tangisannya sekarang setelah jaemin membentaknya, air mata yang di tahan akhirnya luruh.

Renjun menitikkan air matanya tanpa suara.

"Bisa gak lo jangan bentak gue di depan muka gue?" lirih renjun.

"Lo yang mancing njun, gak usah nangis kayak cewek. jangan jadi banci." Ketus jaemin berlalu dari hadapan renjun.

Sebelum jaemin membuka pintu dirinya berucap. "Besok gue cari orangnya, jadi berhenti buang-buang air mata banci lo."




•••

TBC

Jumat, 26 Agustus 2022

Jaemren; AMBIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang