s e b e l a s

4K 399 21
                                    

Tes ombak!

Ada yang nunggu Ambis up gak?
________________________________________/

"Njir pagi-pagi udah sesad aja lu." gerutu jeno melihat kelakuan mark yang pagi-pagi dengan santainya nonton bokep di kelas.

"Pernah denger istilah 'awali pagimu dengan yang sesad-sesad' gak?" tanya mark namun matanya tetap fokus pada layar.

"Enggak lah!"

"Kudet, tapi sekarang udah tau kan?"

Jeno memutar bola matanya malas. "Iyain dah,"

Mark mengangguk dan memberikan jempolnya setelah itu fokus lagi apa yang dia tonton.

"Jaemin kemana ya? jangan-jangan lagi bolos tuh anak. Wah...gak bisa dib--"

Brak

"Kangen lo sama gue jen?" Jaemin menaik turunkan alisnya.

Jeno bergidik ngeri dan berlagak seperti ingin muntah. "Najis!"

"Si anj- kayak gak pernah liat cogan ae lu."

"Apasih njir sono lo jauh-jauh."

"Jeno sensian anj- udah kek cewek pms." ceplos jaemin.

Jeno melotot tidak terima namun tidak bisa adu bacot lagi dengan jaemin.

Dengan tergesa jeno bergegas keluar kelas. "Lo mau kemana jen? jan ngambek woi!"

"Gue kagak ngambek bangsat! gue kebelet boker."

"Temen lo tuh,"

"Temen lo juga btw." jawab mark sekenanya.

"Nonton apa lo?" tanya jaemin penasaran dan mengintip sedikit layar gawai mark. "Ntar ngaceng ngewe sembarangan lagi lo kayak kemaren."

Mark mengangkat bahunya acuh.














"Jeno!" teriak seseorang memanggil jeno sebelum masuk kedalam toilet.

"Eh ada neng haechan." seketika rasa ingin boker jeno menghilang.

"Neng-neng matamu neng. Gue punya batang ya!"

"Iyadah mangap. Ngapa manggil?"

"Buku yang lo pinjem minggu lalu mana? gue hari ini kepake bukunya."

Jeno nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Anu chan, bukunya ilang kemaren gue cari di kamar gak ada hehe,"

Sebelum haechan memberikan tendangan maut, jeno pamit undur diri mo boker.

"Gue masuk dulu yak, mau boker."

Haechan mendengus kesal. "Jeno sableng."

Yah siapa yang tau kalau mereka berdua adalah sepupu jauh.

Haechan berjalan menuju ke kelasnya dengan kesal dan aura hitam hingga beberapa orang khususnya perempuan yang ingin menyapa mengurungkan niatnya.

"Kenapa muka lo chan?" tanya Renjun saat haechan memasuki kelas dengan wajah muram.

"Buku catatan gue hilang njun." rengutnya

"Ya udah nyatat ulang aja lagi."

Mendengar jawaban enteng Renjun membuat Haechan moodnya bertambah buruk.

"Lo temen gak peka." ketusnya

Renjun mengernyit." Loh, kok ngamok?" karena kemaren dia membuat haechan ngambek dan hari ini juga suasana hati temannya sedang mendung, Renjun inisiatif mengambil donat di dalam lacinya yang memang untuk Haechan nanti. "Nih makan donat dulu,"

"Tumben? tapi makasih."

"Ya, sama-sama."
















Renjun dengan gontai menaiki tangga rumah. Badanya terasa lelah karena sehabis pulang sekolah.

Hari ini terasa membosankan dan sedikit menyebalkan.

Masuk kedalam kamar dan mengunci pintunya rapat.

Lalu merebahkan tubuhnya di atas kasurnya yang empuk. "Jaemin brengsek!" renjun menutupi wajahnya yang memerah.

Saat masih di sekolah tadi setelah mata pelajaran akhir, Renjun izin ke keluar untuk ketoilet. Tapi apa yang di dapatinya di dalam toilet adalah jaemin yang tengah menyugar rambutnya kebelakang sambil bergumam kecil mengatakan kalau ia sangat tampan.

Menyadari keberadaan seseorang jaemin menoleh ke samping di mana ada Renjun termenung di sana.

Jika di tebak keadaan mereka berdua terasa canggung? Tebakan itu salah. Malah jaemin menyapanya dengan kurang ajar.

"Eh ada Renjun semok. Mau kencing ya?" gak waras memang.

"Cah gendeng!"

Renjun merasa jengkel pada jaemin, ini kali pertama mereka bertemu setelah kejadian waktu lalu.

"Ehh jangan kasar njun. Lo begitu malah bikin gue pengen nyosor bibir lo."

"Demen lo sama bibir gue?" tanya renjun menantang.

"Demen lahh." tanpa aba-aba jaemin mencium dan melumat bibir renjun kasar. Renjun tidak memberontak atau apa ia hanya diam dan membuka bibirnya mempersilahkan jaemin masuk.

Setelah satu menit berlalu ciuman akhirnya bibir yang tadi bertautan terlepas. Renjun mengusap bibirnya yang sedikit bengkak. "Lo ngisap bibir gue dalam keadaan sadar loh? katanya gak mau jadi homo."

"Eh? emang iya gue ngomong begitu? kapan perasaan gak ada."

"Pikun!" sinis Renjun.

Jaemin menggendikkan bahunya tidak peduli. "Hmm, gue emang bukan homo tapi kayaknya bisex deh. Gak tau kenapa gue tertarik sama lo yang jelas-jelas punya kelamin yang sama kayak gue."

"Lo tertarik cuman sama tubuh gue doang kali."

Jaemin terlihat berpikir. "Entahlah gak tau gue. Tapi intinya begitu."

"Dasar tai lo!" Renjun tidak ada lagi niat untung membuang air kemihnya. Sudah tidak minat lagi setelah bertemu jaemin disini.

"Halah! gue yakin lo pasti juga selalu kepikiran waktu gue kasih lo kenikmatan. Gak usah malu-malu karena gue pikir-pikir gue juga mulai kecanduan sama lo."

Wajah Renjun memerah yang artinya tidak bisa menyangkal lagi semua perkataan jaemin padanya.

"Wajah lo gak bisa bohong, berarti iya." Jaemin dengan berani meremas salah satu bongkahan sintal renjun.

Renjun melotot dan tangannya ingin melayang menampar wajah mesum jaemin.

"Gimana kalo kita bikin perjanjian yang saling menguntungkan tapi jangan sampai orang lain tau selain kita berdua?"

Yah, kira-kira begitulah kejadian tadi di sekolah dan dirinya juga dengan bodoh mengatakan setuju pada jaemin.

Emm, semoga keputusan yang ia ambil tidak menjerumuskan dirinya pada sesuatu yang ia takutkan. Ingatkan dia bahwa suatu waktu jaemin mengajaknya tidur dan bersenang-senang bersama itu hanyalah sebuah kesepakatan yang saling menguntungkan akibat tubuh mereka yang sama-sama kecanduan satu sama lain.



***

TBC

Minggu, 27 februari 2022

Mangap ulurnya membosankan dan gaje 👻

Salam dari saya kembaran yeji
Dadah

Jaemren; AMBIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang