╭┈─────── ◌ೄྀ࿐ ˊˎ-
╰┈─➤ ❝ Ethecismus Project ❞
❝ BoBoiBoy X Kuudere Fem!Reader. ❞
┊ Punya pacar yang dingin? Mari kita lihat, mungkin terdengar menarik, tapi tentu saja ada tantangan tersendiri. Bagaimana kalau ia punya sisi lain yang terlihat mani...
Bagaimana rasanya saat kamu tengah makan di kantin kemudian seperti sedang ada yang memperhatikan? Kamu menjadi gelisah, bukan? Nah, itulah yang dirasakan BoBoiBoy sekarang. Mau menyuap pun jadi tidak tenang.
"Aku merasa lagi diperhatikan, deh," adu BoBoiBoy pada Fang dan Gopal. Bulu kuduknya seakan merinding entah karena apa. Makanan yang baru masuk dalam mulut pun menjadi kurang selera.
Semenjak mendudukkan diri di kantin BoBoiBoy sudah merasa tidak enak. Layaknya ada aura dingin yang menyeruak ke arahnya.
Fang yang tengah menikmati donat lobak merahnya menghentikan kunyahannya. "Perasaanmu saja kali," katanya tidak acuh.
"Ihh ... aku enggak bohong."
Semakin lama malah semakin kuat aura itu. Mata karamel BoBoiBoy menyapu sekeliling kantin, siapa tahu memang ada yang tengah memperhatikan mereka bertiga.
"Kita lagi diteror kah?" gumam BoBoiBoy.
Karena melihat BoBoiBoy begitu bersikeras, Gopal pun ikut mengedarkan pandangannya. Tahu kalau pemuda bertopi itu tidak mungkin berbohong.
Benar saja apa yang jadi dugaan Gopal. Dari jarak beberapa meter ada seorang gadis yang menatap intens ke arah mereka. Gopal berani bertaruh, gadis itu sampai tidak mengedipkan matanya.
"Tuh, ada yang lihatin kita," kata Gopal. Menarik bahu BoBoiBoy agak bisa tahu siapa yang ia maksud.
Gadis yang dimaksud Gopal itu ialah (Name). Satu angkatan tetapi berbeda kelas. Dia memang tidak begitu terkenal, malahan tidak hampir dikenali saking tidak mengekspor dirinya. Yang BoBoiBoy tahu (Name) cukup aktif di klub voli.
"D-dia gitu terus dari tadi?"
Agak ngeri juga dikasih tatapan begitu dalam dari seorang yang bahkan kita tidak begitu dekat.
Melirik kembali pada sang gadis. Dan masihlah dia bertahan dengan tatapan intens miliknya.
"Memang kamu ada salah sama dia?" tanya Gopal, lalu kembali melahap nasi lemak untuk piring keduanya.
"Enggak ada, woi!" BoBoiBoy menahan kedutan di bibirnya.
"Atau jangan-jangan ... kamu punya utang sama dia?" tanya Gopal lagi.
"BoBoiBoy bukan tukang utang macam kau kali," cibir Fang.
Karena tidak enak terus menerus dapat pelototan, BoBoiBoy pun mencoba menyadarkan sang gadis. Lebih baik ia bertanya langsung daripada berperasangka yang tidak-tidak.
Meski agak takut, BoBoiBoy beranikan diri. Tentu dengan menyeret teman-temannya juga.
Untung saja kantin dalam keadaan sepi. Bakal terjadi kehebohan saat ketiga siswa populer mendatangi seorang gadis yang sedang sendirian.
"Maaf ... kamu ada perlu apa, ya, sama aku? Dari tadi kuperhatikan kamu melihat ke arahku saja," ujar BoBoiBoy.
(Name) tidak begitu acuh terhadap kedatangan tiga pemuda yang digadang-gadang populer seantero sekolah. Masih saja mata tajam itu tidak mengalihkan perhatiannya pada BoBoiBoy. Tanpa ada niatan membuka suara sedikit pun.
'Aku jadi gerogi dilihatin perempuan terus kayak gini. Atau benar kata Gopal, jangan-jangan aku ada utang sama (Name) terus kelupaan bayar?! Habisnya dia sampai enggak berkedip lihatinnya,' batin BoBoiBoy.
Cukup BoBoiBoy akui (Name) memiliki paras yang cantik. Garis mata yang tajam dengan bulu mata tebal alami, menambah kesan tegas padanya.
"Jangan-jangan kamu suka sama BoBoiBoy?!" celetuk Gopal dengan heboh. Dengan cepat BoBoiBoy menutup mulut Gopal.
"Hish, Gopal, enggak boleh gitu." BoBoiBoy menyikut perut kawan baiknya itu. "Ahaha, cuma bercanda---"
"Kalau iya ... kenapa? Mau jadi pacarku?"
Ucapan BoBoiBoy barusan langsung dipotong oleh sang gadis.
Beberapa saat atmosfer di sekitar jadi hening.
"Hah?! Seriusan?!"
Fang dan Gopal saling bertatapan. Sungguh jawaban sang gadis tidak terekspektasi oleh mereka.
