⸢ skenario ◼ ◼ ◼ - 1 ⸥

1.3K 197 9
                                    

"Bicara tentang siapa yang terkuat di Seoul-dome."

Seorang gadis menegak sekaleng soda hingga habis. Cegukan kecil terdengar begitu tetesan soda sudah benar-benar habis dari kalengnya. Barulah, gadis itu melanjutkan ucapannya dengan wajah sedikit kemerahan.

"Aku menang. Sudah aku katakan kalau perkataanku akan menjadi nyata."

Suara nyaring gadis itu memantul ke seluruh penjuru lantai yang kosong, kekehan kecil terdengar dan sayup-sayup suara aneh bersahutan menemani kehadiran kedua gadis yang duduk berhadapan di depan kaleng soda yang sudah kosong.

Salah satu gadis berkuncir dua mendesis kesal, dia menatap tak percaya gadis di hadapannya dan segera membalas.

"Mustahil sekali kakakku ada di urutan ke tiga! Seharusnya dia ada di peringkat satu! Kakakku adalah inkarnasi terkuat!" teriak gadis berkuncir dua itu kesal.

Gadis di depannya tertawa kecil, dia menyeka tetesan darah yang keluar dari sudut bibir yang membiru lalu menunjuk ke gadis berikat rambut dua di hadapannya sambil menyeringai mengejek.

"Yoo Mia-ah, mungkin kau berpikir kakakmu itu inkarnasi yang terkuat di Seoul. Tapi jangan lupa masih ada luar angkasa di atas langit biru!" Gadis itu mengulurkan tangannya, menunjukkan raut kemenangan kepada Yoo Mia. "Karena aku menang taruhan, sekarang beri aku 500 koin."

Yoo Mia mengangkat tangannya dengan kesal, sebuah papan biru melayang muncul di hadapan gadis itu lalu muncul juga papan yang sama di hadapan mereka. Desahan kesal keluar begitu koin milik Yoo Mia hilang begitu saja.

"Bagaimana kau bisa tahu?" desis Yoo Mia tak terima. Tentunya dia selalu membanggakan kakak laki-lakinya yang mempunyai kemampuan yang kuat. Namun, gadis di depannya datang dan membuatnya bertaruh tentang informasi siapa yang akan menjadi inkarnasi terkuat di Seoul.

"Sudah aku katakan sebelumnya, aku tahu masa depan dunia ini." Gadis itu meremukkan kaleng sodanya dan kembali memakan daging kering. "Mau?"

"Tidak, makanan kakakku lebih enak daripada dendeng itu."

Gadis itu tertawa, mengangguk setuju. "Aku tidak bisa menyangkalnya, kakakmu memang benar-benar hebat dalam memasak. Bahkan aku penasaran dengan bagaimana kakakmu bisa mendapatkan kemampuan memasak yang baik dan aku sekarang tahu alasannya."

Yoo Mia agak merinding mendengar hal itu, dia mendekati gadis di depannya dengan manik tanya khas keluarga Yoo. "Siapa kau ini? Aku tidak pernah melihatmu sama sekali bahkan kita tak pernah bertemu sama sekali sejak skenario pertama."

"Hm, entahlah. Mungkin saat itu aku sedang berkelana. Tapi aku akan memberitahumu namaku." Gadis itu tersenyum mengesalkan, tangannya terangkat angkuh seolah menunggu sesuatu. Hingga sebuah kupu-kupu biru muncul, hinggap di tangan gadis itu. "Lee Gyewol, namanya agak aneh. Aku tidak tahu kenapa bisa mendapatkan nama itu. Tetapi kamu bisa memanggilku dengan nyaman."

Yoo Mia terperangah melihat kupu-kupu biru yang mengepakkan sayapnya pelan di atas jemari Lee Gyewol. Manik hitamnya terkunci ke sayap indah kupu-kupu tersebut, seperti kristal murni yang memantulkan cahaya biru yang indah.

Lee Gyewol kemudian mendorong tangannya, memberikan kupu-kupu tersebut kepada Yoo Mia. Perlahan mengajarkan bagaimana caranya agar kupu-kupunya tetap tenang di jemari orang lain.

Dream on You | ⸢ ORV x Reader ⸥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang