8 ✙ Tantangan Demi Tantangan, Kita Menjadi Berani ✙

56 10 1
                                    

"Apa kita makan roti saja?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kita makan roti saja?"

Semua orang menjadi bingung, bagaimana cara mereka ke dapur kalau dibawa sana terdapat puluhan Mabie yang mereka bawa bersama menuju ke gedung ini.

"Sebentar, kenapa harus mencari dapur? Kita 'kan punya kompor." Ucapan Jay langsung mendapat reaksi tepuk jidat semua orang, kenapa pikiran mereka terlalu jauh padahal yang mereka rencanakan sudah matang semalam.

"Tapi, ucapan Sunghoon hyeong tidak ada salahnya, lebih baik kita makan roti saja, kita harus menghemat sebaik mungkin persediaan makanan untuk situasi ini."

"Aku setuju dengan Jungwon, kita makan roti saja untuk sekarang."

Heeseung langsung membuka tasnya dan membagikan roti untuk setiap orang, Hyuji sepertinya tidak akan lapar karena belum lama ia minum susu tadi. Mereka untuk saat ini akan menghabiskan masing-masing sebungkus roti dan berbagi 4 kotak susu, terkhusus Niki 1 kotak, sisanya berbagi.

"Oheuk, oheuk, oheuk!! Yakh! Be-rikan susu itu!" Jay yang tersedak roti karena tenggorokannya belum dibasahi dengan cairan, merampas kotak susu dari tangan Jake yang hendak meminumnya terlebih dahulu.

"Hey, hey! Bagianku belum! Berikan!"
Jake merampas kembali kotak susu dari tangan Jay.

Namun, naas, susunya bahkan bukan tersisa setengah untuknya, tapi, seperempat saja. Ingin saja Jake protes kepada Jay, tapi, Niki sudah lebih dahulu menawarkan kotak susunya untuk berbagi jika dirasa kurang.

"Sunoo, lukamu, sini aku lihat."

"Tidak apa-apa hyeong, ini tidak sakit."

Heeseung tetap menarik lengan Sunoo untuk memeriksa perban lukanya, apa masih bersih atau sudah penuh dengan darah. Ternyata sudah basah dengan darah, Heeseung menawar untuk menggantikan perban itu, tapi, Sunoo dengan cepat menolak, ia langsung beralasan akan menggantinya sendiri.

"Sunoo, ayolah, tidak ada yang bisa membalut perban sendiri." Heeseung tetap memaksa untuk membantu mengganti perban Sunoo, mau tidak mau, Sunoo pasrah menyerahkan lengannya dan hanya berharap lukanya belum sembuh.

Seketika Heeseung membuka balutan perban Sunoo, ia dapat melihat dengan jelas luka sayatan yang masih merobek kulit lengan putih Sunoo, ini tidak cukup lebar ternyata, pikirnya tadi akan sangat lebar karena darah yang mengalir cukup banyak.

"Lukamu tidak separah yang kuduga, seharusnya ini tinggal diobati saja."

"Eo-eoh, maka dari itu, aku bilang akan melakukannya sendiri hyeong. aku tidak ingin merepotkanmu, kau sudah cukup lelah menghadapi para Mabie"

"Apa masih sakit Sunoo?"

"Tidak, hanya sedikit perih."

Heeseung dengan lembut meneteskan obat merah dan meniupnya untuk mengurangi perih pada luka Sunoo, jujur, Sunoo sangat tersentuh dengan perhatian Heeseung padanya. Padahal, Sunoo tidak merasakan sakit apapun pada lukanya itu, seolah tubuhnya mati rasa, ia hanya berpura-pura mengerutkan matanya seakan itu perih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Find The Healer In Formidulosus Island [Enhypen Part]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang