10 tahun yang lalu.
Riuh kebisingan dari kelas 11-A SMA Bakti Jaya terdengar hingga ke koridor, para murid bercengkrama karna guru mereka belum hadir. Sekelompok perempuan tampak berkumpul di pojokan kelas memandang kearah yang sama, yaitu si ketua kelas.
Mufli Aji Santara, pesona ketampanan lelaki satu ini memang tak dapat diragukan lagi. Bahkan seantero sekolah mengenalnya dengan sebutan bintang Bakti Jaya. Belum lagi dengan segudang prestasi yang telah ia capai membawa namanya semakin terkenal di mana mana. Hanya saja ia terlalu menutup diri dan terlalu dingin hingga sulit didekati. Tapi kenyataan itu pun tak membuat semangat para kaum hawa turun untuk berusaha mendekatinya, malah semakin gencar untuk mendapat perhatiannya.
Hingga akhirnya, seorang wanita paruh baya masuk ke kelas dan mengalihkan atensi seluruh siswa. Mereka langsung kembali ke tempat duduk masing-masing kala bu Ratih- wali kelas menghimbau mereka untuk tenang.
Bu Ratih bersama dengan gadis belia yang menurut rumor adalah murid pindahan. Mereka terpana melihat paras gadis itu yang tak lain adalah Vera, apalagi kaum adam. Disinilah titik awal semuanya terjadi, titik dimana pertama kali Vera bertemu dengan Mufli.
Manik hitam pekat milik Mufli menatap Vera hingga membuat pandangan Vera terkunci dalam pesona di balik manik itu. Para cewek yang melihatnya pastilah cemburu melihat dua sejoli yang baru saja bertemu tapi bersitatap begitu dalam hingga si anak baru melupakan sesi perkenalan dirinya.
"Vera, boleh perkenalkan diri sekarang?" Bu Ratih menegur Vera yang sedari tadi hanya diam.
Vera langsung tersadar dan mulai memperkenalkan diri "P-perkenalkan saya Vera atmadja pindahan dari bandung, salam kenal" Vera melambai tangan dan menebar senyum sebentar.
"Kamu boleh duduk di kursi kosong itu Ver, disebelah ketua kelas. Kalau ada apa-apa kamu bisa tanya dia" kata Bu Ratih.
"Baik bu"
Vera duduk sesuai tempat yang di tunjuk Bu Ratih. Ia menggigit bibir bawahnya sedikit lalu menjulurkan tangannya ke arah Mufli.
"Vera" katanya singkat.
Namun, semuanya tak sesuai ekspektasi. Mufli bahkan tak melihat uluran tangan itu sedikit pun, ia hanya berdehem sebentar lalu kembali berkutat pada bukunya. Dengan canggung Vera menarik kembali tangannya dan mengepalkan erat di pahanya seraya bersumpah serapah dalam hati, tentu saja mengutuk sifat sombong Mufli, menurutnya.
Untungnya, kekesalan Vera tak bertahan lama dan langsung teralihkan ketika seorang Cewek yang duduk tak jauh dari tempatnya memanggilnya dan mengulurkan tangan pada Vera.
"Salam kenal, Yuna" sapanya.
Vera tanpa pikir panjang langsung menjabat tangan Yuna dan tersenyum manis.
"Vera, salam kenal juga"
"Btw, pindahan dari mana?"
"Dari-"
"Ehem...Yuna nanti dulu tanya-tanyanya ya, kita bahas materi dulu. Perhatikan ibu.." suara Ibu Ratih menghentikan obrolan antara Vera dan Yuna.
Mendengar teguran itu baik Yuna maupun Vera tak ada yang bersuara lagi dan kembali fokus ke materi matematika yang sedang dijelaskan oleh ibu Ratih.
***
Bel istirahat berbunyi, para anak murid langsung semangat keluar kelas dan langsung menyerbu kantin yang menjadi tempat favorit para murid untuk mengisi perutnya.
Yuna mendatangi bangku Vera. "Ke kantin yuk Ra?"
"Ya?"
"Kantin" Yuna mengulang kata-katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Him? [TAHAP REVISI!]
Teen Fiction"Kamu berubah ya Ra? Jadi lebih posesif sekarang. Kemarin-kemarin mereka kasih aku berbagai macam makanan kamu ga pernah keberatan tuh? Terus kenapa sekarang beda?" Suara Mufli terdengar kesal dan tatapan matanya pun menajam menatap ke arah Vera. "J...