Lee Heeseung menatap Kim Sunoo yang membantu ibunya melayani para pelanggan di kedai masakan sang ibu. Ia tak tahu bagaimana hatinya, ia menikahi sunoo dua tahun yang lalu. Heeseung tau sunoo sangat berusaha untuk bisa diterima oleh ibunya, tapi ia sendiri meyakinkan bahwa dirinya pun tak bisa menerima sunoo.
Heeseung tahu sunoo begitu menyukainya, namun ia abaikan karena ia pun lebih mencintai jake mantan kekasihnya. Sunoo yang terlahir dengan sendok emaspun tak terima penolakan darinya dan memohon pada orang tuanya untuk dinikahkan dengan heeseung. Tentu orang tua sunoo melakukannya dengan sedikit ancaman, itulah yang membuat heeseung meyakini bahwa ia tak pernah mencintai sunoo sekalipun bahkan membayangkannya saja ia tak sudi.
Sunoo berusaha menjadi istri dan menantu yang baik selama ini, tapi otak heeseung tak pernah mau mengapresiasi hal itu. Baginya sunoo lah yang berdosa disini, ia adalah antagonis bagi kehidupannya dan keluarganya.
Sore ini, heeseung menatap jake yang sedang ikut makan bersama ibu dan jungwon serta sunoo. Tanpa ia sadari gejolak di dadanya berkurang saat menatap jake yang tersenyum begitu manis.
"Heeseungie eomma?!" Sapa tetangga ibunya heeseung.
"Eh jung ah, Ada apa?" Tanya ibunya heeseung.
"Ini aku ada sedikit oleh oleh dari jeju, dimakan ya bersama anak dan menantumu." Ibunya heeseung sedikit melirik ke sunoo yang masih diam.
"Ah iya" jawab ibu heeseung.
"Undang aku ya jika heeseung dan jaeyoonie menikah" semuanya terkejut, karena memang pernikahan heeseung dan sunoo dilakukan secara tertutup dan tak banyak mengundang orang jadi tetangga sang ibu tak ada yang tahu jika heeseung sudah menikah.
"Baiklah, tunggu saja ya" itulah yang membuat heeseung merasakan batu memukul dadanya dengan kencang, begitu juga yang dirasakan sang ibu dan adiknya. Sebenarnya nyonya lee tak bermaksud menjawab seperti itu, tapi terlintas sekilas bagaimana orang tua sunoo mengancam dan memaksa anak sulungnya menikahi anak mereka.
Kepergian nyonya jung, membuat situasi semakin canggung diantara mereka.
Sunoo lah yang pertama kali meletakkan sumpitnya saat melihat mobil paman Kang sudah sampai didepan kedai ibu mertuanya.
"Aku pamit undur diri dulu ibu, jungwon dan juga jake ssi... Sampai jumpa hyung" salam sunoo dengan membungkuk sedikit dan berlalu keluar tanpa menoleh kebelakang setelah mengambil tas dan jaketnya.
Setelah kepergian sunoo, suasana hening itu bertahan sampai jake pulang dan saat mereka hendak tidur dikamar masing masing.
Heeseung terbayang bagaimana perasaan sunoo yang terang terangan tak dianggap oleh keluarganya. Ia bahkan tak bisa tidur malam itu, rencananya sunoo ikut menginap bersamanya dan mengikuti upacara peringatan kematian ayah heeseung.
Pertama kalinya heeseung mendoakan sunoo, ia berharap istrinya itu tak terluka begitu dalam. Ketakutan menyeruak di dada heeseung.
Ia takut menyambut esok pagi.
▪︎▪︎▪︎
Sore hari setelah mereka menyelesaikan upacara peringatan kematian ayahnya heeseung mendapat telpon dari kakanya sunoo, Kim Jaehwan yang bilang bahwa sunoo sekarang sedang berada dirumah sakit karena keram perut yang diduga janin.
Ibu, jungwon dan heeseung bergegas kerumah sakit yang di katakan jay tadi. Disana ia melihat sunoo yang terbaring lemah dan menatap jendela kamar rawatnya dalam diam.
"Sunoo mengalami keguguran saat kandungannya tepat menginjak minggu ke 21" ujar sang dokter padanya. Ia tahu, ia tahu semua itu.
Betapa jahatnya ia tak menghiraukan seruan gembira sunoo saat itu dan tak mengabari sang ibu tentang kondisi sunoo, dengan seenaknya heeseung menyakiti istrinya yang tengah hamil itu dan membiarkan sunoo pulang sendiri kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Has To Be You
FanfictionTanpa sadar heeseung menumbuhkan tunas cintanya untuk sunoo disetiap harinya, namun apa yang akan terjadi pada pohon cinta yang sudah matang jika alasan pohon itu tumbuh tak bersama heeseung lagi dan memilih menyerah.