Setelah belasan jam di pesawat akhirnya sunoo dan heeseung sampai di London, sebenarnya sunoo tahu jika heeseung sejak di Incheon selalu ingin menggandeng tangan sunoo tapi sampai sunoo pura pura tidur di pesawatpun heeseung tak kunjung menggenggam tangannya.
Sunoo yang memang tangannya kosong karena troli barang barang mereka didorong oleh heeseung itu akhirnya gemas dan meraih lengan heeseung yang sedang mendorong troli dan menggandengnya.
Sunoo merasakan heeseung terkejut dan berhenti sebentar melihat sunoo yang merangkul lengannya dengan nyaman dan memberikan senyuman terbaiknya.
"Aku takut hyung akan tersesat" ujar sunoo beralasan dengan mempoutkan bibirnya pura pura kesal lalu tersenyum setelahnya. Heeseung yang melihat itu akhirnya ikut tersenyum dan kembali berjalan, ia merasakan perutnya akan meledak karena serangan kupu kupu didalam sana.
Saat di mobil jemputan akhirnya heeseung bisa menggenggam jemari lentik milik kekasihnya, ia melihat sunoo yang sibuk memfoto sekitar dengan tangan kanan dan membalas genggaman heeseung di tangan kirinya.
"Maafkan aku, seharusnya kita langsung ke budapest tapi karena pekerjaanku jadi perjalanan kita akan ditunda dua hari lagi" ujar heeseung dengan nada menyesal. Sunoo berhenti memai kan ponselnya dan menatap heeseung.
"Tak apa, kau memang harus bekerja untuk menghidupi ibu dan keluargamu nanti" ujar sunoo dengan senyumannya lagi. Sesaat setelahnya ia merasakan remasan tangan heeseung agak kencang.
"Sunoo sepertinya kau ingin aku membu-" ucapan heeseung terhenti saat sunoo mengecup pipinya.
"Keluargamu nanti itu aku hyung dan anak kita, kau ini kenapa sensi sekali?" Lagi lagi sunoo memanyunkan bibirnya.
Heeseung menghela nafas, "Aku tahu kau sedang menyindirku, sunoo ya. Lihat saja balasanku nanti" ujar heeseung, sunoo hanya tertawa kecil melihat wajah frustasi heeseung.
Tepat jam 8 pagi saat mereka sampai di sebuah mansion mewah di tengah kota, heeseung langsung bersiap untuk meeting dengan para kolega bisnisnya. Rutinitas pagi inilah yang heeseung rindukan saat dulu bersama sunoo.
Heeseung semakin tersadar jika selama ini ia sangatlah munafik, menampik perasaan yang terus bertumbuh saat bersama sunoo meskipun sikap dan ucapan berbanding terbalik menjadi lebih kasar pada lelaki yang ia cintai itu.
Sunoo begitu cantik, baik, pintar, dan terlebih lagi sabar mengejar langkah heeseung. Satu sisi ia tak suka jika sunoo memperlakukan semua orang dengan kebaikan dan kesabaran yang ia miliki, namun sisi itulah yang mampu membuat heeseung bisa dengan mudah kembali membawa sunoo ke sisinya.
Heeseung berjalan mendekati sunoo yang sibuk di lemari memilihkan jas untuk heeseung kenakan di meeting hari ini.
"Sunoo ya" panggil heeseung lirih, ia memeluk sunoo dari belakang ia menempatkan kepalanya di bahu sunoo dan memejamkan matanya.
"Ya hyung?" Jawab sunoo seadanya tangannya masih sibuk membolak balik jas digantungan lemari.
"Maafkan aku" lirih heeseung. Sunoo berhenti dengan pekerjaannya, ia mau mendengar apa yang akan heeseung katakan selanjutnya.
"Kau tak perlu melakukan apapun, hanya balas perasaanku biarkan aku yang sekarang mulai mencintaimu dengan caraku" ujar heeseung pada sunoo.
Sunoo menghela nafas sejenak, "Hyung aku tidak mau kita menyesal seperti kemarin, aku juga sedikit mengerti kenapa ibumu seperti itu kepadaku yang memaksakan kehendak pada anak dan keluarganya. Sampai sekarang dimataku kau hanyalah merasa bersalah padaku, tidak perlu sejauh itu untuk-"
"Sunoo ya, berhenti" sunoo langsung memutup mulutnya, ia mendeteksi sinyal sinyal kemurkaan dari heeseung.
"Hanya balas perasaanku, di bagian mana yang tak kau mengerti?" Suara heeseung memberat dan mengeluarkan aura hitam yang membuat sunoo merinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Has To Be You
FanfictionTanpa sadar heeseung menumbuhkan tunas cintanya untuk sunoo disetiap harinya, namun apa yang akan terjadi pada pohon cinta yang sudah matang jika alasan pohon itu tumbuh tak bersama heeseung lagi dan memilih menyerah.