10 : On fight

282 120 87
                                        

Akhirnya Helios memasuki BAB II, time flies and we flies. Untuk para pembaca, tanpa rasa bosan aku ingatkan untuk selalu vote dan beri komentar ya. Enjoy the story and let the second big-part begin!

x. Hvare

Distrik Aeas, Republik Hekathon

Pagi yang mendung menyambut hari pertama kedatangan Helios dan rekan-rekannya. Shon Hursley sebagai pemimpin membiarkan tubuh para begundal untuk beradaptasi dengan Aeas selama 10 jam. Waktu yang tak sedikit bagi manusia seperti para agen federal tersebut.

Kaki panjang Helios terdengar mengetuk, beranjak menuju bagian dapur apartemen bertujuan meredakan rasa hausnya yang menggebu. Sayangnya pergerakan Helios berhenti sesaat, menemukan Luna yang tampaknya sedang meracik sesuatu di sana.

Dengan halus Helios mendekat, berusaha tersenyum meski itu sulit. "Sedang apa?"

"Oh, Dawn." Ucap Luna yang menggelung rambutnya sekilas melirik Helios. "Aku memasak Fettuccine, kata Kath kau suka Fettuccine."

Helios tergelak ringan, sangat ringan. "Kenapa memangnya jika aku suka itu?"

"Aku berusaha membayar kebaikan yang selalu kau perbuat untukku. Ya—setidaknya sedikit demi sedikit. Kau tahu? Tidurku di jet sangat nyenyak berkat nina bobomu."

Helios menjadi bangga saat Luna mulai menceritakan banyak kisah padanya. Selagi memasak dan menjelaskan, Helios lebih banyak mengamati wajah Luna yang serius, bukan ceritanya.

Dalam atensinya pada si perempuan, tak sengaja Helios melirik tangan Luna yang hendak meraih wadah besi di atas kompor yang masih menyala. Helios panik dan meraihnya, "tanganmu!"

Kini ia berada tepat di belakang tubuh Luna, menggenggam tangannya dan cukup membuat wajah mereka berjarak dekat. Hembusan nafas Helios dapat menggelitik telinga Luna, membuatnya lebih terkejut karena itu. Bukan karena kecerobohannya yang nyaris meraih wadah besi panas.

"Kau hampir melukai tanganmu, Sinclair."

"Ah, maaf." Luna menarik tangannya dan tidak menemukan apapun yang melukainya. "Kau terus menyelamatkanku."

"Tidak, tidak. Itu hanya hal kecil."

"Sama saja, aku ceroboh."

"Ada apa?" Sela Kathrine yang datang dengan menikmati semangkuk yoghurt, sesekali membenarkan letak handuk yang melilit rambut basahnya. "Fettuccini!" Senang Kathrine menemukan karya Luna.

Seruannya mengundang desisan Helios, Kathrine bahkan mendekat lantas menggeser posisi Helios. "Kau memasak banyak!"

Luna mengangguk riang. "Mari makan bersama."

"Lios apa kau bisa menjauh? Sempit." Eluh Kathrine. "Eh, aku rasa kejunya kurang."

"Benarkah?"

"Ada minimarket di lantai dasar, aku akan membelinya."

"Aku akan ikut denganmu."

"Oh ayolah."

"Please, Kath."

Kathrine tak tahan dengan permohonan Luna yang mampu membuatnya luluh, apalagi gadis itu telah memasak Fettuccine. "Baiklah, aku akan menyimpan handuk di kamarku terlebih dulu."

The Black SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang