Setelah menyuruh Mala dan Ganendra keluar, Ariel berganti baju dengan baju yang ada di ranselnya.
Selesai berganti baju, Ariel mengambil handphone dan mencoba menghubungi teman-teman dan orang tuanya.
Namun sayangnya handphone Ariel tidak ada sinyal dan tidak bisa menghubungi keluarganya untuk meminta bantuan.
Ariel cemas dan ketakutan, ia takut jika ia tidak dapat pulang dan tidak bisa bertemu keluarganya lagi. Sambil mengusap air matanya, Ariel bergegas keluar dan ingin bertanya pada Mala.
Ariel menghampiri Mala dan menanyakan tentang tempat yang ia tinggal sekarang, "Mala, disini namanya daerah apa?"
Mala melihat Ariel yang telah berganti pakaian, menurut Mala pakaian Ariel sangat aneh.
Bukannya menjawab pertanyaan Ariel, Mala malah bertanya padanya "Kenapa kamu tidak menggunakan jarik yang telah aku siapkan?"
"Jarik? Jarik apa? Maksudmu apa?" tanya Ariel bingung.
Ariel melirik Mala yang hanya menggunakan jarik yang melilit pingangnya. "Maksudmu aku harus menggunakan jarik sepertimu?" tanya Ariel dengan bingung.
"Bukan, memangnya kamu tidak mengerti cara berpakaian? Pakaian aneh apa itu yang kamu kenakan?"
Ariel menatap pakaiannya dan menurutnya tidak ada yang aneh, ia menggunakan celana jeans dan kemeja. Menurutnya itu pakaian yang biasa dan tidak ada yang aneh, malah yang aneh adalah pakaian Mala.
"Pakaianku tidak aneh. Jawab pertanyaanku dulu Mala, ini dimana?"
"Ini di kerajaan Syden, memangnya kamu berasal dari kerajaan mana?"
"Hah, kerajaan Syden? Aku dari Indonesia, Kerajaan Syden itu sebelah mananya Indonesia? Kenapa aku tidak pernah mendengarnya?"
"Indonesia? Kerajaan mana itu? Aku tidak pernah mendengarnya." tanya Mala bingung.
"Serius?! Kamu tidak mengetahuinya? Wah jangan-jangan aku bertransmigrasi seperti yang ada di novel-novel."
"Hah?! Kamu bicara apa? Ber- ber... Apa?" tanya Mala bingung dengan bahasa Ariel.
Untuk memastikan tebakannya, Ariel bertanya lagi pada Mala, "Sekarang tahun berapa?"
"Tahun ke-9 Syden." jawab Mala.
Setelah mendengar jawaban Mala, seketika tubuh Ariel lemas dan ia mulai menangis. Ia belum siap untuk berpisah dengan keluarganya untuk selamanya, Ariel takut sendirian di tempat antah berantah ini.
"Hiks... Hikss... Mama, Ariel pengen pulang." tangis Ariel sambil menyanggupkan kepalanya di tangannya.
"Kenapa kamu menangis? Nanti aku akan mengantarmu pulang, sekarang berhentilah menangis. Aku sudah memasak, mari kita makan bersama." hibur Mala sambil mengelus rambut Ariel.
"Sungguh kamu akan mengantarkanku pulang?"
"Ya, aku berjanji akan mengantarkanmu pulang."
Ariel menghapus air matanya dan menatap Mala dengan senyuman. "Oke, ayo makan."
Mala tertegun dengan senyuman Ariel, ia membeku beberapa saat lalu untuk mengalihkan kecanggungannya Mala berkata,"Sebelum makan kamu harus berganti pakaian dulu. Aku akan mengajarkanmu cara mengenakannya."
"Baik." Ariel mengikuti Mala dan berganti pakaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Have Four Husband
RomanceSaat sedang berkemah, Ariel ketinggalan rombongan dan berakhir tersesat di hutan. Karena panik, ia berlari hingga terjantuh ke dalam jurang. Saat terjatuh Ariel bertransmigrasi ke tempat dimana teknologi belum berkembang dan populasi wanita sangat s...