"Maaf"
"Aku tak butuh maafmu. Kenapa? Kenapa kau lebih memilih melepaskan aku?" Seorang pemuda manis meminta penjelasan.
"Maaf Hyuck. Aku sungguh tak bisa menyerah pada mimpiku"
"Kau— brengsek"
Pria jangkung itu pun segera berbalik dan berlalu meninggalkan sang pemuda manis. Jarak semakin jauh mereka rasakan. Seketika hujan turun bercampur dengan air mata sang pemuda manis yang hatinya hancur. Pemuda itu masih diam ditempat menggenggam pecahan hatinya, remuk sudah, hanya tersisa rasa sakit untuknya.
Dua insan itu tau jika mereka bisa saja bersama-sama menentang dunia. Namun sayangnya ketika mereka pun tau hanya satu hati yang mampu, sementara hati lainnya tidak punya cukup nyali untuk hal itu.
Musim panas kali ini bukanlah musim panas ceria seperti kenangan Donghyuck sebelumnya. Musim panas ini menjadi musim penuh kesedihan dan patah hati. Musim panas kesukaannya telah dihancurkan oleh cintanya sendiri.
—NEVERTHELESS—
Kini Donghyuck melangkahkan kakinya memasuki suatu tempat. Selama perjalanannya memasuki dan menaiki tangga, ia tak hentinya mendapatkan sapaan dari teman maupun seniornya yang tak sengaja berpapasan. Hingga tibalah kakinya menapaki sebuah rooftop yang ramai oleh orang-orang yang cukup ia kenal.
Donghyuck jarang menghadiri acara macam ini sebenarnya, namun sejak kemarin sahabatnya—Renjun—terus saja memaksa untuk datang. Jadilah ia datang dengan membawa sebuah tas karton berisikan tugas nirmana yang baru saja mendapatkan nilai A- itu.
"Akhirnya kau datang juga"
"Berhentilah menerorku jika kau tak ingin mati Huang"
"Hahaha tak usah marah begitu, kau sudah cukup lama tidak bergabung dengan kami"
"Untuk apa juga aku bergabung di pesta jomblo begini?"
"Sembarangan. Justru karena yang datang kebanyakan jomblo, jadi ini kesempatanmu mencari pasangan, bodoh" seseorang menanggapi sahutan Donghyuck, itu Chenle. Lelaki yang berasal dari China sama dengan Renjun, hanya saja ia sedikit berbeda. Ia adalah anak yang terlalu pandai hingga semasa sekolah bisa lompat kelas dan kini umurnya barulah 19 sementara ia sudah berada di semester akhir bersama dengan Renjun dan Donghyuck.
"Aku kan sudah bilang malas untuk hal macam itu"
"Lantas kau tidak berpikir kedepan, hah? Tak berpikir menikah? Bagaimana jika kau selalu saja bilang tak tertarik begitu, Hyuck? Kau mau melajang sampai tua?"
"Biar saja. Aku tak mau menikah"
"Kau ini yang tidak-tidak saja. Sudahlah ini minum. Setelah itu aku akan mengenalkanmu pada seseorang"
Donghyuck segera meminum gelas yang diberikan Renjun dengan perasaan kesal. Inilah yang ia tak suka. Jika datang ke pesta penyambutan mahasiswa baru, pasti banyak membahas soal pasangan dan berakhir dengan Donghyuck yang dijodoh-jodohkan.
Sudah menjadi tradisi untuk mereka melangsungkan pesta penyambutan mahasiswa baru, namun kini justru Chenle, Renjun, dan Donghyuck hanya ikut memeriahkan tanpa mau bergabung dengan meja berisikan para juniornya itu. Menurut Renjun, hitung-hitung makan dan minum gratis karena acara ini disponsori oleh bem fakultas mereka.
"Aku tak berminat pada siapapun. Jadi tolong tak usah kau susah-susah mengenalkanku pada orang baru"
"Iya iya baiklah. Tapi ini bukan karena kau belum move on dari si bajingan itu bukan?"
"Sudah ku bilang berapa kali sih kalau aku sudah tidak lagi mengingat si brengsek itu. Aku bahkan sudah melupakan segalanya"
Renjun hanya terdiam mendengar bentakan Donghyuck merasa bersalah membahas mantan brengsek sahabatnya itu. "Hei tak usah membentak Renjun hyung. Santailah, hyung" Chenle berusaha melerai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nevertheless [ Markhyuck ]
FanfictionBagaimana jika Mark dan Haechan menikah hanya untuk berbagi sewa rumah?