Donghyuck tak bisa tidur, meskipun ia lelah tapi tetap saja pikiran lain mengganggunya. Ia terus mengubah posisi tidurnya. Tadi siang di kantor, ia melihat undangan pernikahan milik temannya Jungwoo. Karena itu ia tiba-tiba teringat ide Renjun tempo hari tentang menikah dan mendapatkan sewa tempat tinggal. Donghyuck pikir itu bukanlah ide yang buruk. Sepertinya cukup mencari orang dengan kebutuhan serupa, seperti tempat tinggal dan penghematan uang sewa agar lebih mudah.
Lagi pula sudah cukup dengan cinta, masyarakat kini kan lebih membutuhkan logika dan uang. Yang berarti urusan pernikahan tentu sangat bisa terjadi meskipun hanya sekedar bisnis semata. Donghyuck pikir ia hanya perlu mencari partner yang baik dan bisa menjaga rahasia. Selebihnya itu biar nanti dipikirkan lagi sesuai kesepakatan bersama.
Tiba-tiba Donghyuck beranjak dari kasurnya segera membuka laptop dan mengetikkan sesuatu di laman media sosialnya. Ia segera membuat pengumuman untuk mencari partner sharing tempat tinggal. Ia juga membuat pengumuman untuk ditempel di mading jurusannya. Renjun nampaknya sedikit terganggu oleh pergerakan Hyuck, ia sempat terbangun namun akhirnya melanjutkan tidurnya karena sangat mengantuk. Entahlah sahabatnya itu memang suka berbuat semaunya. Dipukul satu dini hari begini saja sempat-sempatnya Donghyuck membuka laptop tiba-tiba.
Beres membuat pengumuman itu Donghyuck pun segera kembali ke posisi tidur. Ia sempat memikirkan siapa partner yang cocok untuk ia ajak pura-pura dan bisa diandalkan. Namun semakin lama ia berpikir semakin berat juga matanya untuk tetap terjaga hingga akhirnya Donghyuck ikut terlelap dalam lelap bergabung dengan kedamaian dunia minpi yang lebih dulu Renjun jelajahi.
—NEVERTHELESS—
Siang ini Donghyuck sedang mengerjakan tugas ditaman fakultasnya. Ia sedang fokus pada laptopnya, namun seketika merasakan ada seseorang yang duduk disebelahnya. "Ayo lakukan" Donghyuck terkejut mendengarnya, dan ia lebih terkejut lagi ketika melihat jika Mark yang berkata begitu sambil memberikan selembaran pengumuman yang Donghyuck tempel pagi tadi di mading.
"Aku setuju dengan tawaran sharing tempat tinggal ini, Hyuck"
"Wow?! Sebentar, apa kau sudah membaca syarat dan ketentuannya dengan rinci?"
"Sudah kubaca"
"Dengan RINCI?" Donghyuck penuh penekanan
"Dengan rinci."
"Kenapa?"
"Aku hanya mau membantu dan tidak memiliki niatan untuk menikah dengan seseorang. Ku pikir menikah denganmu akan menjadi hal paling aman daripada dengan gadis-gadis centil diluar sana, juga tambahannya aku bisa menghemat pengeluaran karena kita akan membagi uang sewa berdua. Aku mau. Eh tidak, aku butuh. Cukup adil 'kan?"
Donghyuck hanya mengedip-ngedipkan matanya lucu sambil berusaha memproses perkataan lelaki didepannya ini. 'Ternyata ada orang yang lebih gila dariku' batin Donghyuck. Awalnya ia ragu akan ada orang yang mau dan memiliki satu pemikiran dengannya. Namun melihat kesediaan Mark Jung di depannya ini, ia cukup terkejut jika Mark sama gilanya dengan dirinya. Donghyuck sempat heran namun karena Mark terlihat meyakinkan akhirnya ia setuju.
"Baiklah Mark. Jika kau setuju aku tunggu lusa di cafe xx kita langsung ke bagian pendataan sipil"
"Baiklah"
"Deal?" Haechan mengacungkan jari kelingking pada Mark
Mark terkekeh sejenak, 'Donghyuck ini kenapa menggemaskan sekali sih?' Batinnya. Mark membalah jari kelingking Donghyuck. "Deal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nevertheless [ Markhyuck ]
FanficBagaimana jika Mark dan Haechan menikah hanya untuk berbagi sewa rumah?