PROLOG

52 29 6
                                    

Hai? Selamat datang di dunia seorang perempuan dengan hati yang besar.

SILAHKAN FOLLOW

SILAHKAN VOTE

SILAHKAN KOMEN

SELAMAT MEMBACA!!

SEMOGA SUKAAA AAMIIN❣

••••

Manusia memang identik dengan sebuah pertemuan dan akan berakhir dengan kata perpisahan. Entah itu perpisahan yang memang menyenangkan atau berakhir dengan kata sakit.

Seperti kata. Akan selalu ada kata selamat, dalam setiap kata selamat tinggal.

Layaknya seseorang yang sekedar melengkapi titik kosong yang pada masanya. Kemudian terganti dengan waktu yang tak terduga.

Riki Akalanka: Maaf El, besok gue gak bisa nganterin lo ke bandara

Mela Tahalea: Iya gak papa :)

Malam berganti pagi di lanjut dengan rotasi waktu yang terus berputar, tepat pada hari sabtu. Mela melirik jam hitam di tangan kirinya. Masih jam 11 kurang 10 menit.

Masih ada waktu 5 jam sebelum keberangkatannya, ia kembali memeriksa barang-barangnya sebelum memasukannya ke dalam bagasi mobil yang sudah tersediakan. Hari ini, tepat tanggal 15 juni. Ia akan meninggalkan tempat di mana ia menghabiskan waktunya selama 16 tahun.

Masa Tk, masa SD, masa SMP yang tak pernah ia lupakan. Tentang seseorang yang selama ini ia kagumi, tentang seseorang yang selalu hadir menemani hari-harinya, tentang seseorang yang selalu menarik ulur perasaannya, tentang seseorang yang tak akan ia lupakan, tentang seseorang yang tak pernah ia jumpai di orang lain, tentang seseorang entah benar-benar mempunyai perasaan tulus kepadanya atau hanya sebagai tempat pelariannya. Namun dengan bodohnya ia tetap memperjuangkan orang yang telah menyakitinya.

Benar. Cinta kadang membuat orang buta akan kebenaran, buta akan kenyataan, buta akan harapan yang selalu tercipta, buta dengan alasan yang selalu terulang, buta dengan seseorang yang selalu menanti di belakang.

"Semangat!! Di sana lo harus buka lembaran baru. Masa putih abu-abu menanti buku yang baru dengan pemeran yang baru."

Cerita yang tak pernah ada prolog tak ada ending, karna dari awal cerita itu sendiri tak pernah di mulai hanya sekedar menyatakan rasa bukan untuk menjalin kasih.

"Mela!!"

Setelah selesai memeriksa barang yang akan ia bawa. Mela menuruni anak tangga mencari sumber suara yang menjadi salah satu penyemangat hingga, ia berada di titik yang sekarang.

"Iya, Ma, ada apa?" tanya Mela mendekati Mamanya yang saat ini duduk di sofa ruang keluarga.

"Sini." Menepuk sofa yang berada di dekatnya.

Mela mendekatkan dirinya tepat berada di samping sang Mama. "Kenapa manggil Mela?"

"Emang gak boleh?" Menatap intens kepada anak keduanya ini.

"Kenapa Ma?" tanya Mela to the point karna ia tak suka basa-basi.

Memukul paha Mela yang saat ini hanya memakai celana di atas lutut membuat kulitnya sedikit merah." Kamu ini gak bisa di ajak basa-basi," ujar Mama Niati.

"Emang kamu beneran mau sekolah di luar kota?" tanya Mama Niati yang mulai serius.

"Iya, Ma," ucap Mela," ini kan di suruh sama kakek," sambungnya.

Mama Niati hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti kemudian beranjak dari duduknya meninggalkan Mela sendirian dengan pikirannya yang berkelana.

••••

Pukul 4 sore kini Mela sudah berada di bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Sejam lagi keberangkatannya menuju tempat kelahirannya. Orang tuanya kini berdiri di sampingnya memang hanya mengantarnya sampai bandara.

"Jaga kesehatan di sana, ya." Peringat Mama Niati memeluk Mela.

"Iya, Ma."

"Belajar yang rajin," ujar Papa Fadi menatap anak perempuannya.

"Siap komandan!" Memberi hormat layaknya tentara.

Kini tinggal ia sendiri berada di keramaian duduk termenung memandang orang yang berlalu lalang. Bandara, menjadi tempat pertemuan, menjadi tempat perpisahan, menjadi tempat meninggalkan luka, menjadi tempat terakhir pada akhir cerita. Banyak tempat berujung akan menjadi titik temu dan akhir.

Setelah melakukan check in terdengar dari Airport announcement adalah pengumuman di bandara. Dengan penerbangan Jakarta-Lombok.

Perlahan Mela bangkit menarik kopernya sudah saatnya, ia meninggalkan kota dengan sejuta kenangan ini. Entah ia akan kembali atau tidak tapi saat ini, ia perlu waktu mengistirahatkan segalanya, ia butuh jeda memberi ruang yang sudah tak kosong lagi.

Saat sudah mendekati pintu masuk area lapangan bandara, seorang pria yang amat ia kenali suaranya begitu nyata setelah memanggil namanya yang kedua kalinya.

"TAHALEA!!"

Mela membalikan badannya di sana, ia dapat melihat seorang pria dengan celana jeans hitam dan jaket bomber merah hati bercampur hitam, berdiri dengan senyum di lanjut dengan lambaian tangannya.

Perlahan Mela melepas tangannya yang sedari tadi memegang tali ranselnya, kemudian mengakatnya di udara membalas lambaian pria itu. Setelahnya ia berbalik menujuh pesawat yang sebentar lagi take off.

Tak perlu ada kata dalam perpisahan, tak perlu pelukan saat ingin melepaskan. Biarkan berjalan pada mestinya. Cukup dengan lambaian tangan dan senyum agar perpisahan bukan menjadi penyesalan.

"Gue senang lo datang tanpa gue tahu alasanya, yang penting di bandara ini tempat gue ngelihat lo yang terakhir kalinya."

Sebelum menghidupkan mode pesawat ada sebuah pesan yang masuk dari aplikasi WhatAspp di popup tertera nama Riki.

Riki Akalanka: Masih di sini dengan orang yang sama

Riki Akalanka: dengan rasa yang sama

Riki Akalanka: sampai

Setelah membaca pesan dari Riki, Mela masih menunggu pesan berikutnya namun nihil hingga ia memilih membalasnya.

Mela Tahalea: sampai kapan?

Tahan Mela lo gak boleh baper!

Riki Akalanka: sampai kamu pulang

Riki Akalanka: Itu komitmen gue sama lo

Biarkan langit dan seisinya menjadi saksi dari janji komitmen seorang Riki Akalanka.

Mela Tahalea: Jangan berjanji jika kamu tak dapat menepati.

Riki Akalanka: Gue bakal tetap nungguin lo pulang ke sini lagi

Riki Akalanka: Hati-hati di sana Lea🖤

Ah! Emoji love hitam itu membuat pertahan Mela runtuh.

Mela Tahalea: Iya :)

Kemudian Mela menghidupkan mode pesawat pada ponselnya. Menutupi telinganya dengan headphone bersamaan dengan itu lagu Still With You mulai terdengar olehnya.

Keberangkatannya di temani dengan senja yang mulai menampakan dirinya. Indah namun sesaat, tapi banyak orang yang selalu menanti akan kehadirannya walau itu hanya waktu yang singkat, tapi dapat mengobati rindu akan pesona warna yang membuat setiap orang merasa tenang. Senja sama seperti dia.

••••

SAMPAI JUMPA DI PART 1, GENGS

Gimana sama prolognya?

Pengen banget liat kalian spam komen :)

JANGAN LUPA VOTENYA!!

TAHALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang