2. RASA YANG BIMBANG

15 15 4
                                    

Hay?
Selamat malam dari jauh :)
Sehat-sehat buat kalian yang lagi baca

SILAHKAN FOLLOW

SILAHKAN KOMEN

SILAHKAN VOTE

JANGAN LUPA AJAK TEMAN-TEMAN KALIAN BUAT BACA CERITA AKU DAN KALAU ADA YANG MINTA REKOMENDASI KALIAN BISA BAGI CERITA AKU HEHE^^

JANGAN LUPA AJAK TEMAN-TEMAN KALIAN BUAT BACA CERITA AKU DAN KALAU ADA YANG MINTA REKOMENDASI KALIAN BISA BAGI CERITA AKU HEHE^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2. Rasa yang bimbang

Di sebuah ibu kota terdapat seorang laki-laki yang saat ini duduk di depan kelasnya bersama seorang perempuan mereka cukup akrab teringat mereka pernah satu sekolah saat masa SMP.

"Nisa." Panggil laki-laki itu pada Annisa.

"Kenapa, Ki?" Tanya Annisa melirik Riki yang saat ini memandang lurus ke depan.

"Gue gak ngerti sama teman lo." Terang Riki tiba-tiba raut wajahnya begitu gusar.

"Teman? Teman gue yang mana? Teman gue banyak." Tanya Annisa beruntun karna ia memang memiliki sifat yang friendly.

"Mela." Ungkap Riki.

"Emang Mela kenapa?" Annisa mengubah duduknya menjadi menghadap ke arah Riki.

"Gue juga gak tau, gue gak tau kesalahan gue di mana, tapi dia gak pernah ngehubungin gue, bahkan sampai ganti nomor tanpa sepengetahuan gue." Ungkapnya. Menghembuskan nafasnya 2 kali.

"Gue gak tau mau kasih solusi kaya gimana sama lo, akhir-akhir ini Mela emang susah di hubungi." Ucap Annisa terakhir ia tukar pesan dengan Mela seminggu yang lalu saat ia memberitahu bahwa Annisa memberikan nomornya ke Riki. Mungkin Mela marah karna ngasih nomor dia tanpa izin. Pikir Annisa.

Mereka sama-sama diam dengan pikiran yang berkelana entah kemana hingga bell berbunyi membuat mereka berdua menautkan alisnya.

"Kok bellnya cepat amat?" Tanya Annisa.

Pengumuman untuk semua siswa dan siswi hari ini sekolah mempercepat kepulangan kalian karna ada rapat yang harus di laksanakan. Dan kami harap kalian langsung pulang tidak ada perpergian dengan tujuan yang lain. Terimakasih.

"Gue balik duluan, ya, Ki." Ucap Annisa menuju kelasnya meninggalkan Riki yang masih duduk di depan kelasnya.

Setelah kepergian Annisa. Riki kemudian bangkit dari duduknya masuk ke dalam kelas mengambil tasnya dan berlalu menuju parkiran.

Dalam perjalan pulang pikiran Riki bercabang entah ke mana. Ia bingung dengan sikap Mela yang berubah dan ia bingung dengan perasaannya terhadap gadis itu.

Jika boleh jujur ia tak mampu dengan hubungan jarak jauh, tapi ia sudah berjanji dengan gadis itu walau pun dalam hubungan mereka tak ada embel-embel pacaran, dengan adanya janji dan komitmen itu sama saja mengikat mereka secara tak langsung dan membuat gadis yang sudah ia buat janji saat itu sedang menaruh harap padanya.

TAHALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang