Ria memang mudah penasaran tapi mudah pula menyamarkan ekspresinya tersebut. Dia tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya, yang dapat dipastikan jika itu bukan orang yang dikenalnya. Melihat Eva dan Albert yang tertawa setelah mereka membahas tentang Reo, dia berpikir bahwa Reo mungkin saja teman mereka. Eva yang sangat supel itu bisa memiliki teman di mana saja dia berada.
Kelas XI IPS 3 cukup beruntung hari ini. Pelajaran MTK hanya diisi dengan diskusi kelas dan pelajaran terakhir diisi dengan mengerjakan tugas karena guru yang seharusnya mengajar berhalangan hadir. Di saat mengerjakan tugas dan tanpa kehadiran guru, kerjasama kelas tiba-tiba menjadi meningkat. Dengan cepat mereka mengerjakan tugas tersebut agar bisa pulang lebih awal dari biasanya.
"Teman-teman, sebelum pulang, tolong diisi data yang aku sebarin ini ya. Tolong diisi dengan akurat. Ini penting untuk grup kelas kita." pinta Aldo, ketua kelas.
Aldo menyuruh teman sekelasnya untuk mengisi data nomor telepon masing-masing. Dia berencana membuat grup kelas untuk mempermudah membagi informasi. Ria dan Eva termasuk antrian terakhir yang mengisi bagian tersebut. Selesai mengisi, Ria ingin menyerahkan kepada Aldo, namun ditahan oleh Albert karena dia belum mengisinya.
"Oia.. tadi guru olahraga ngasih info bagi yang ingin ikut eskul olahraga nanti ngumpul jam 4 di lapangan."
"Eskulnya apa aja, Do?" tanya Albert.
"Basket, badminton, volly, sama futsal."
"Nanti jadi ngehias kelas?" tanya Eva.
"Thank you, Eva.. hampir aku lupa. Nanti kita jadi ngehias kelas ya teman-teman. Jam 3an kita ngumpul lagi di sini. Kalian masing-masing bawa gunting, lem, sama isolasi, ya."
Mereka bersiap pulang, begitu pula Ria dan Eva. Namun mereka tidak pulang ke rumah masing-masing, melainkan ingin berkumpul di rumah Yoshi. Eva dan Ria menunggu temannya yang lain di parkiran motor.
"Nanti kamu yang bawa motor, ya Ria. Bisa kan?" tanya Eva.
Ria mengangguk, "Bisa. Cuma ke rumah Yoshi aja kan?"
"Iyap. Kan dekat juga dari sini."
Tak lama kemudian, mereka melihat Devi yang tergesa-gesa menghampiri mereka tanpa tas sekolahnya. "Sorry, aku nggak bisa ikut ke rumah Yoshi. Paketu ngajak ngehias kelas sekarang. Nanti kalian juga ke sekolah lagi kan?"
"Jam 3an nanti. Makan siang lo gimana?" tanya Eva.
"Katanya mau dipesenin makanan. Gue langsung yakk, tadi cuma ijin mau ke toilet. Hati-hati ya gais." Devi berlari meninggalkan kedua temannya.
Eva dan Ria masih menunggu kedua temannya yang lain di parkiran. Eva mendengar raungan motor yang tak jauh dari mereka. Dia melihat ke sumber suara dan tersenyum, tiba-tiba ide cemerlang muncul di benaknya.
"Ria, kita asinan buah yok di depan. Nungguin Yoshi sama Vitha, lama."
Eva menyuruh Ria untuk meninggalkan tas mereka di dekat motor dan berjalan menuju gerbang sekolah. Albert, yang berada bersama Ganendra, melihat kedua temannya yang berjalan ke arahnya. Dia menyenggol Reo, lalu tersenyum usil.
"Tuh.. si yupi love mau lewat, bos."
Reo langsung saja menoleh ke arah yang ditunjuk Albert, lalu mematikan mesin kendaraannya. Tindakan ketua Ganendra diikuti anggota yang lain. Reo menatap ke arah perempuan yang mulai menarik perhatiannya sedari saat awal semester ini.
"Belum pulang, Va?" tanya Albert, saat Eva melintasi mereka.
Eva dalam hati bersorak, ide cemerlang telah diterima baik oleh Albert. Dia menghentikan langkahnya dan mendekati Ganendra serta menarik Ria untuk mengikutinya. "Kalau dah pulang nggak bakal ketemu lah."
KAMU SEDANG MEMBACA
HighSchool Story of Reo & Ria
Teen FictionMasa sekolah yang dipikir akan biasa saja ternyata yang terjadi adalah sebaliknya. Ria tak pernah menyangka jika dia bisa menjadi pacar Reo. Kakak kelas sekaligus ketua Ganendra yang dikenal seantero SMA Gemz. Hubungannya bersama Reo membuat hidupn...