II

12 9 4
                                    


Kedua mata dengan bulu mata lentik itu terbuka, namun kembali menutup matanya dengan tangan saat merasakan cahaya lampu yang terang terasa menusuk matanya.

"Eoh! Seulmin eonnie sudah bangun!"

"Kau serius? Wah! Benar! Cepat panggil dokter!"

"Eonnie! Gwaenchana?"

Menatap sekitar saat matanya mulai terbiasa dengan cahaya. Ternyata banyak sekali orang di ruangan ini. Tapi semua tidak dikenali. Ini di rumah sakit, tapi siapa mereka.

"A-air."

"Ne?"

"Dia haus bodoh! Cepat ambilkan dia air!"

Seorang gadis berkuncir kuda menghampirinya sambil membawa segelas air. Dengan cepat, gadis yang baru saja sadar itu mengambil air itu dan segera meminumnya.

"Seulmin eonnie! Kukira aku akan kehilanganmu!"

"Dia baru saja siuman! Kau tidak bisa diam?!" Gadis berkuncir kuda tadi segera menahan gadis berponi yang seperti akan memeluk orang yang dipanggilnya Seulmin itu.

"Seulmin? Siapa Seulmin? Dan siapa kalian?" Tiga remaja yang tadi sedang ribut seketika terdiam saat mendengar perkataan yang keluar dari mulut Seulmin.

"Eonnie? Mengapa kau tidak mengenali kita? Kau baru saja bangun tapi sudah bercanda, hahaha." Gadis berponi tadi memaksakan tawannya.

"Hah? Aku Yura bukan Seulmin. Kalian pasti salah orang." Yura menatap empat gadis remaja itu. Mereka nampak terkejut mendengar jawaban darinya.

Siapa mereka? Apa mereka anak baru dari panti? Siapa tau saat dia mengalami kecelakaan, wanita yang dia selamatkan membawanha ke rumah sakit. Lalu ada yang mengabari Eunbi dan Seojin, lalu Seojin datang bersama anak panti lain untuk melihat keadaannya. Tapi setau Yura, tiga remaja dihadapannya ini bukan anak panti asuhan yang sama dengannya. Yura juga tidak memiliki teman kecuali Eunbi dan para rekan kerja. Dan Yura tidak pernah melihat mereka bertiga.

Cklek!

Seorang dokter masuk ke dalam ruangan dengan diikuti oleh seorang wanita paruh baya di belakangnya.

"Park Seulmin, bagaimana keadaan mu?" Dokter pria tadi bertanya sambil mengecek cairan infus juga denyut nadi.

Dan lagi lagi dia dipanggil dengan nama Seulmin. Mengapa semua orang di dalam ruangan ini memanggilnya dengan nama orang lain?!

"Kau merasakan pusing? Mual? Atau perutmu sakit?" Yura hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Yura juga merasa aneh dengan dirinya sendiri, padahal dia habis kecelakaan, tetapi tubuhnya tidak merasakan sakit atau apapun. Dia hanya merasakan lemas. Dan juga, mengapa tidak ada perban yang terpasang di tubuhnya? Padahal dia kecelakaan tertabrak mobil.

"Dokter, sepertinya ada yang salah Seulmin. Dia seperti mengalami amnesia. Tadi dia tidak mengenali kami juga dirinya sendiri."

"Benarkah? Minnie, Kau juga tidak mengingat ibu mu?" Wanita paruh baya tadi menghampiri Yura dengan raut wajah khawatir bercampur sedih.

"Ibu? Aku tidak mempunyai orang tua, dan namaku Yura bukan Seulmin." Wanita yang mengaku sebagai ibunya itu menatap Yura terkejut dengan mata berkaca kaca. Begitupun dengan keempat remaja tadi.

"Yaampun dokter, bagaimana ini? Mengapa Seulmin tidak mengingatku?" Wanita itu menatap dokter sekilas lalu kembali menatap Yura.

"Seulmin sayang, kamu bercandakan?" Yura hanya menatap wanita itu tidak enak. Dia tidak tega melihat wanita itu. Tapi mau bagaimana lagi? Yura memang tidak memiliki ibu.

"Menurut hasil pemeriksaan, sepertinya Seulmin mengalami amnesia ringan karena terjadi benturan pada kepala yang cukup keras saat ia jatuh tak sadarkan diri karena keracunan. Ibu tenang saja, anak ibu pasti bisa kembali mendapatkan ingatannya tidak lama lagi." Yura menatap aneh dokter itu. Apa yang tadi dia katakan? Keracunan? Jelas jelas Yura itu mengalami kecelakaan! Dan dia tidak mengalami amnesia. Yura masih ingat betus siapa dirinya.

Mereka semua tidak beres! Yura harus mencari ponselnya untuk menghubungi Eunbi. Mengapa gadis itu tidak ada bersamanya saat Yura sedang di rumah sakit!

"Dimana ponsel ku?"

"Untuk apa?" Wanita paruh baya itu bertanya.

"Aku ingin menghubungi seseorang! Kumohon berikan ponselku!" Pinta Yura mulai tak sabar. Dia tidak mau berlama lama dikelilingi oleh orang yang tidak dikenalinya.

Dengan ragu, wanita itu memberikan sebuah ponsel berwarna hitam. Dengan segera, Yura mengambil ponsel itu. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat bayangan seseorang pada layar hitam itu. Ini bukan wajah Yura!

"KALIAN APAKAN WAJAHKU INI!" Yura berteriak histeris lalu jatuh pingsan. Membuat suasana ruangan seketika ricuh karenanya.

°°°°

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Become a trainee girl | on going |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang