#7

1.2K 93 3
                                    

"Gue minta maaf, maafin gue sha. Plis. Gue udah terlalu jahat sama lo, gue pengecut yang ninggalin lo gitu aja. Maafin gue."

Adel memeluk Marsha begitu erat.

Entah berada dikeramaian atau tidak sepertinya Adel tidak memperdulikan hal itu, jujur saja rasa rindu itu sangat besar ia rasakan dan sekarang akhirnya ia bisa melepaskan itu.

"Kamu jahat hiks hiks hiks.." Pukul Marsha di dada Adel

"Iya gue jahat Sha, plis gue juga tersiksa jauh dari lo."

Zee menatap benci. Bagaimana bisa mereka berbaikan begitu cepat?!

"Makanya kalo punya otak dipake! Kalo lo sayang sama Marsha lo ga akan pergi begitu aja ninggalin Marsha! Lihat aja, kalo lo masih nyakitin Marsha lo berhadapan sama gue!"

"And than, bukan berarti lo lepas dari pantauan gue setelah ini!"

Zee pergi dengan emosi yang sebenarnya masih tertahan di hati nya, namun setelah dipikirkan alangkah lebih baik jika ia mengambil satu langkah lebih dekat dengan berdamai.

"Zee, tunggu." Si orang dipanggil pun menoleh tak pasti, "Gue perlu ngomong sama lo." Sambung Ashel lagi menarik Zee pergi bersamanya.

"Jadi kita gimana?" Tanya Muthe bingung

"Ya udahlah makan aja, lagian zee kayaknya ga mau kita ganggu juga." Ujar jesslyn santai

Cristy, Muthe dan Fionny mengangguk paham. Mereka memutuskan menempati meja di sana.

Adel menatap Marsha penuh makna, membohongi dirinya bukanlah perkara mudah.

"Sha, aku kelewatan sama kamu."

Ucap adel menunduk malu, Marsha menyetuh dagu adel untuk melihat matanya.

"Suttttt.. Engga, udah ya lupain. Yang penting sekarang kamu udah percaya sama aku dan kamu kembali ke aku, itu aja udah cukup. Aku sayang sama kamu, plis jangan pergi lagi."

"Kamu kenapa baik banget ke aku sha? Aku yang udah kurang ajar ke kamu, aku yang pengecut tanpa mendengar penjelasan kamu dan ngelakuin apa yang menurut aku bener. Aku si bodoh itu marsha dan si bodoh ini juga ga bisa terima orang lain selain kamu dihatinya."

Marsha langsung memeluk adel erat, "Aku sayang kamu, del." bisiknya merasuki telinga adel

Flora hanya bisa menatap tanpa bisa bersuara, hati yang hancur tbtb tanpa peringatan. Sebenarnya flora telah lama menyimpan rasa pada adel namun perasaan itu masih tersimpan dengan rapih di hatinya. Dan sekarang, apa mungkin semua itu bisa terucap dari bibirnya?

"Mir, apa kita pindah aja ya? Gila ga kuat gue disini, yang ada ngebatin gue ngeliat adel ama tuh orang." Bisik Olla

"Iya yuk pindah, gue juga ga betah. Lo liat aja sebelah lo, tambah eneg gue." Ikut Mira melihat sinis ke Oniel dan Lulu

"Derita jomblo gini amat dah, apa pindah planet aja gua ya? Gini amat ngontrak dibumi."

"Elu aja yang jomblo, kalo gue mah engga."

Olla menatap mira tajam.

"Ape?! Gue ga mau jomblo, ya gue single biar lebih elegan dikit."

"Sae lo, kirain lo punya pacar beneran." Kesal olla

Sedangkan orang yang disindir terus saja bermesraan dan tidak menghiraukan sekitar mereka, bahkan adel juga seakan tidak perduli dengan keberadaan mereka berdua.

Cari bucinan makanya Olla, Mira hehe 🙈
.
.
.
.
Rooftop sekolah

Zee menatap punggung tangan Ashel yang mengenggam tangannya erat. Sudah lama setelah kejadian itu ashel menjauh darinya namun sekarang melihat tangan yang tertaut satu sama lain membuat zee merasa tenang.

SEVENTEEN AND NIGHT (Delshel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang