#5

1.3K 100 4
                                    

Ashel pov

Di satu sisi gue seneng dan di satu sisi gue juga ga ngerti.

Apa hubungan Marsha sama Adel?

Kenapa Adel kelihatan sangat membenci Marsha? Entah kenapa gue jadi penasaran gini sedangkan gue tau gue seharusnya ga perduli karena memang itu bukan urusan gue. Tapi?

Arghhhhh gak bisa! Rasa penasaran gue ga bisa ilang kalo gue belum dapetin apa yang gue mau.

Macha

(Nama kontak Marsha di hp Ashel)

"Sa..."

"P..."

Send..
Send..

Gue terus ngecek hp, tapi belum ada juga chatt masuk dari marsha. Anjir, gue paling ga bisa kalau penasaran gini. Tapi siapa orang yang bisa gue tanya tanya?

(Berpikir)

Oh Azizi?

Gue tau Zee lagi ngedeketin marsha dan dia juga ngedeketin gue dikiranya gue goblok kali ya ga tau begituan. Terserah deh, pokoknya sekarang gue mau tau hubungan adel sama marsha itu apa udah itu doang.

Tanpa berpikir panjang gue langsung telepon Zee.

"Halo." Sapa orang itu

Hufttt..
Hufttt..

Sebenarnya gue males banget buat ngomong sama nih orang tapi gue terpaksa.

"Gue ga mau basa basi jadi gue langsung aja. Gue mau nanya, apa lo tau hubungan marsha dan adel itu apa? Soalnya gue tadi ga sengaja ketemu sama marsha di mall waktu bareng sama adel tapi kayaknya ada masalah gitu, gue yakin lo pasti tau apa hubungan mereka dan apa yang terjadi diantara mereka secara lo deket banget sama marsha."

Author pov

Zee memukul tembok kencang dengan tangan kosongnya.

Ia tidak menyangka kalau Adel akan bertemu dengan Marsha, dan sekarang ia sedang berkelahi dalam pikirannya. Bagaimana jika Ashel juga dekat dengan Adel. Sial, baik marsha maupun ashel hanya miliknya.

Dan Adel adalah orang yang selama ini menghalanginya.

"Kamu ga perlu tau cel, ga penting juga." Tolak zee memberitahu

Ashel melirik ponselnya, menatap itu dengan kesal. "Penting atau engga nya itu urusan gue, lo tinggal kasih tau aja repot banget." Zee memukul tembok tak kalah kencang dari sebelumnya.

Tangan zee berdarah hebat, hingga terdengar oleh Ashel suara yang membuat Ashel terasa gugup. "Lo ngapain? Lo jangan aneh-aneh deh ya. Azizi!" Teriak Ashel khawatir, kala suara zee sudah tidak terdengar lagi

"Zee!"

"Zee!"

"Ze-"

"Kenapa selalu Adel sih, ah! Anjing! Cel, selama ini gue berusaha buat dapetin perhatian lo tapi kenapa adel yang malah dapetin perhatian lo tanpa harus bersusah payah seperti gue! Gue yang lebih dulu kenal sama lo cel, gue. Plis sekali aja lihat gue!"

Zee berteriak keras, ashel terdiam mendengar suara zee yang semakin meninggi.

"Hahaha lucu banget." Potong Ashel

Geram. Ashel memejamkan mata untuk sesaat, zee selalu saja membuat keributan dengannya.

"Jangan playing victims deh lo! Lo yang selalu bersikap seolah-olah lo yang jadi korban tapi sebenarnya lo sendiri yang jadi sumber dari masalah itu! Zee, orang yang gue kenal dulu ga seperti zee yang gue kenal sekarang. Oh atau mungkin dari dulu gue memang ga terlalu mengenal lo, gue salah banget nelpon lo buat nanyain hal yang ga bakal mungkin lo jawab karena menurut lo itu bakal ngebongkar semua kebusukan lo. Iya kan?" Sambung Ashel lagi

SEVENTEEN AND NIGHT (Delshel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang