Enjoy 3

2K 142 20
                                    

Jeno membuka perlahan pagar rumahnya, ia berjalan mngendap endap bak maling untuk memasuki rumahnya. hari sudah malam dan Jeno baru saja pulang dari rumah Jaemin.

Jeno takut bila ayahnya itu marah padanya mesti kemungkinan itu sangat kecil. Mark sangat menyayangi nya, Mark tidak akan pernah memarahi Jeno, batin anak itu.

Ia membuka pintu rumahnya perlahan-lahan dan saat menengok, disana, kedua orang tuanya sudah menunggu nya di depan tv, Jeno membatin, pasti kedua orang tuanya menunggunya dgn duduk di sofa sembari menonton kartun anak anak pilihan papa nya.

Ekspresi Jeno menjadi tengah menahan tawa namun detik selanjutnya pipi nya di tampar keras oleh ibunya.

PLAKK

Jeno menatap Yeri dengan pandangan berkaca kaca, Mark yg juga terkejut langsung menghampiri Yeri dan menjauhkan Yeri dari anaknya.

"Mommy, mommy kenapa nampar Jeno?" Tanya anak itu dengan nada sendu

"Umur kamu sekarang berapa Jeno?!" Tanya balik Yeri dengan pandangan berapi api.

"du-dua belas tahun mom" jawab Jeno dengan mata memerah dan siap menumpahkan tangisnya.

Ia tak tau jika ibunya pulang hari ini, fikir Jeno mungkin ibunya marah karna Jeno pulang larut dan membuat nya khawatir lalu Jeno juga tak tau jika Yeri pulang lebih awal, kira nya Yeri akan pulang 3 hari lagi.

"Jam berapa ini sekarang? lalu bagaimana dengan nilai rapot mu yg sangat menurun? aku tidak Sudi menandatangani nya. dan kau sekarang jadi anak yg nakal ha? menonton hal yg tidak benar bersama temanmu? bagaimana jika kau- ah tidak berguna." Mark menenangkan Yeri dengan menepuk nepuk punggung istrinya.

"sudahlah yeri, Jeno tadi sudah meminta maaf padaku. kau tak perlu marah kembali. Jeno anak yg baik." Gumam Mark.

"Aku anak baik, tapi papa adalah papa yg buruk!" Lantang Jeno sembari menunjuk ayahnya.

Mark membulatkan matanya "maafkan ayah Jeno, tapi apa-" belum selesai Mark berbicara, Jeno sudah memotong nya.

"Ayah memberitahu semua mommy dan membuat mommy nampar Jeno!" Marah Jeno

Jeno meninggalkan kedua orang tuanya dan memilih masuk kedalam kamar nya. Ia merasa ia sudah dewasa, ia bukan anak kecil lagi.

hati nya sakit kala sang ibu menampar pipinya begitu keras hingga membuat bekas merah yg mungkin hilang setelah ia bangun tidur.

Rasa panas yg masih menjalar di pipinya membuat ia kembali menggeram marah mengingat jika ibunya tau pasti Karna ayahnya yg membocorkannya.

Setelah berdiam diri dikamar Jeno merasakan pintu nya tengah dibuka oleh seseorang, itu ayahnya. Jeno enggan menatap wajah ayah nya yg sangat menggemaskan saat ini. dengan mata memerah berkaca kaca.

"Jeno, kmu marah sama papa? Percayalah papa tidak memberitahu mommy."

"Terus siapa lagi? Jeno cuma bilang ke papa!"

"Kau tidak percaya pada ayahmu sayang?" Mark menatap Jeno dengan mata bulatnya yg memerah merasa bersalah walau Mark tak salah.

Jeno membalikkan badannya lalu menatap manik redup ayahnya "papa memang tak pernah salah dan Jeno yg salah" sarkas Jeno sebelum bocah itu bangkit tubuhnya lebih dulu ditarik dan didekap erat oleh Mark.

"dengarkan papa Jeno, papa tidak memberitahu mommy mu. papa hanya diam, papa sayang sama Jeno lebih dari apapun. tak kan papa biarkan siapapun menyakiti Jeno." Ujar Mark.

"kalau bukan papa siapa yg beritahu mommy?"

"untuk itu papa tidak tau, tapi kamu harus percaya bila bukan papa yg memberitahukan pada mommy."

Jeno hanya diam, ia mengeratkan pelukannya pada pinggang sang ayah, ia jadi merasa bersalah.

"pa, tadi apa yg mommy bilang jika aku nonton vidii aneh itu sama Jaemin nanti aku sama Jaemin kenapa?" Tanya Jeno menatap papa nya.

Mark mengalihkan pandangannya ia mengusap rambut Jeno, "sesuatu yg tidak baik akan terjadi sayang, dan itu tidak baik."

"seperti menusukkan jari jariku ke lubang anus nya Jaemin lalu juga memasukkan burungku ke pantatnya Jaemin?"

TBC

up pas maljum itu ea banget, chap ini agak krinj :)

.

.

.

Enjoyment  |l Nomark Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang