DELSHEL - DADAKAN

5.5K 123 9
                                    

Jakarta, 05 August 2022

Di halte tempat orang biasa menunggu kendaraan umum atau jemputan itu tampak ramai diisi beberapa orang, wanita maupun pria dan juga siswa siswi sma yang baru selesai dengan kegiatan tambahan nya.

Jam sudah menunjukan pukul 5 sore. Rashella Anastasya Wijaya yang kerap di panggil Rashel atau Ashel oleh teman teman nya itu menjadi salah satu pengisi ramai nya halte karna menunggu jemputan supir yang biasa menjemput nya.

Hal biasa bagi dirinya, menjabat sebagai ketua osis itu harus selalu pulang telat karna banyak nya berbagai urusan. Lelah pun ia rasakan, namun karna ia tau itu konsekuensi dari dirinya yang berani menjabat, maka Ashel tidak banyak mengeluh ataupun lari dari tanggung jawab.

Sore itu, Ashel bersama teman nya Arsha Jeveina menghabiskan waktu menunggu nya dengan mengobrol, dari tugas organisasi sampai masalah perselingkuhan yang ramai di perbincangkan di sosial media pun mereka obrolkan.

Tapi kegiatan itu harus terhenti karna supir Arsha sudah datang menjemput.

"Gak mau bareng aku aja? Udah mau gelap shel" ucap Arsha

Ashel menggeleng dan segera mendorong tubuh teman nya itu agar segera menaiki mobil yang menunggu nya.

"Aku gapapa Arsha, bentar lagi juga jemputan aku dateng ko" jawab nya tenang

Dengan berat hati Arsha mengangguk dan memasuki mobilnya.

"Yaudah kalo udah sampe rumah kabarin aku, apa mau call dari sekarang?" Ucap nya yang mengeluarkan kepala lewat jendela

sedikit terkekeh Ashel berucap "Nanti aku kabarin lagi sha, udah sana pulang kasian bapak nya nungguin kamu"

Setelah menyetujui ucapan Ashel dengan bibir yang dimajukan, mobil lexus hitam itu berjalan meninggalkan nya yang tenyata tinggal ia sendiri disana.

Arsha memang seperhatian itu dibanding teman teman nya yang lain. Bahkan jika ia tidak masuk karna sakit, gadis itu akan terus mengiriminya pesan sekedar mengingatkan makan dan minum obat, atau hanya memberikan pesan yang berisikan kegiatan nya selama di sekolah.

Ashel membuka ponsel nya yang bergetar, membaca pesan dari sang supir yang mengatakan jika akan sedikit telat karna ban mobil nya pecah dan baru selesai di gantikan.

Menghela nafas, ingin kesal pun Ashel tak bisa karna itu bukan sepenuhnya kesalahan sang supir kan? Siapa yang ingin ban mobil pecah secara sengaja?

Sebenarnya Ashel merasa takut disini sendirian, mana ia perempuan.

Tapi tidak lama, seseorang memberhentikan motor nya di halte yang sedang Ashel singgahi. Pria tinggi semampai dengan seragam yang sama namun dibaluti hoodie kebesaran dan celana training sekolahnya itu turun dari motor lalu duduk di ujung kursi panjang yang sama sama Ashel duduki.

Membakar rokok untuk menemani diam nya. Kedua orang itu sama sama diam dan tidak berniat membuka suara. Ashel mengenal siapa pria yang duduk disana, dia Rafadel Alunan. Orang yang dijuluki silent killer oleh murid murid disekolah nya.

Padahal ia belum pernah sama sekali membunuh. Hanya karena ia jarang berbicara dan beberapa kali memenangkan juara karate tingkat nasional maupun antar sekolah. Menjadikannya mendapat julukan seperti itu. Tidak masuk akal memang

Namun sang empu tidak peduli, ia disekolah hanya untuk belajar dan berlatih bela diri. Apapun yang terjadi dilingkungan sekolah yang tidak berhubungan dengan nya, berarti bukan menjadi urusannya. Itu prinsip yang ditanamkan oleh sang ayah.

Rafa, Adel, Al banyaknya nama panggilan itu hanya bersumber dari 1 orang yaitu Arzeeva Raqiela sahabat Adel sedari kecil.

Kata Arzeeva kenapa ia memberikan adel panggilan sebanyak itu, agar memanggil namanya bisa sesusai mood. Rafa panggilan hanya untuk di area rumah, karena papa dan mama nya pun ikut memangggilnya Rafa.

KUMPULAN ONESHOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang