ZEESHA - MISTAKE?

1.4K 80 3
                                    

Dingin nya malam hari tidak membuat seorang Kajipa Abasta si penyuka langit ini mengurungkan niat nya untuk berkeliling kota. Menikmati bising dari lalu lintas yang masih bekerja, menghirup udara segar yang tercipta.

Hanya seorang diri tanpa ditemani oleh siapapun, Kajipa mengendarai motor xsr 155 itu dengan tenang. Menyesap rokok yang menamaninya selama night ride sendirian.

Namun saat berada di jalan fly over yang cukup sepi ia melihat orang yang akan menaiki pembatas jalan. Gadis itu segera menarik pedal gas agar bisa menahan gadis lain yang sedang mencoba mengakhiri hidupnya itu.

Mestandarkan motor, lalu berlari menarik tubuh yang lebih kecil dari nya, membuat mereka berdua terduduk dibahu jalan. Wanita itu menangis dan terus memukuli badan Kajipa

"LO KENAPA MALAH NOLONG GUE SIH?! GUE MAU MATI AJA! GUE UDAH JADI ORANG YANG MENJIJIKAN! GUE UDAH GAK SUCI LAGI! ARGHHHH"

Perempuan itu berteriak dihadapan Kajipa yang menatap nya iba. Penampilan yang kacau dan mata sembab itu sudah menunjukan betapa menyedihkan nya perempuan tersebut.

"Mbak, gak semua masalah harus diakhiri dengan bunuh diri" kata kajipa menenangkannya

"Mbak bisa cerita sama saya, walaupun kita baru ketemu sekarang, tapi saya siap dengerin mbaknya"

Gadis itu menutupi wajah nya yang menangis dengan tangan, menyimpannya diantara lutut yang di tekuk.

"Yaudah kalo gitu, kita pulang ke tempat saya ya, mbak nya istirahat dulu disana" gadis itu tidak mengangguk ataupun menggeleng. Ia masih menangis hingga bahunya ikut bergetar.

Namun Kajipa malah membantu ia berdiri dan menuntun ke arah motornya.

"Maaf ya mbak, saya gak bisa kasih jaket saya, soalnya saya gampang masuk angin. Kalo mbak nya kedinginan peluk saya aja" ucapnya yang masih memandang gadis dihadapannya

"Ayo mbak naik, keburu makin malem" akhirnya gadis itupun menaiki jok belakang motor Kajipa.

Kajipa mulai menjalankan kembali motornya membelah langit malam dengan perempuan yang masih menangis di bahunya.

Selang beberapa menit, kini keduanya sudah sampai di besment apartemen milik kajipa.

Ia memang tidak tinggal bersama orang tuanya, atau bisa dibilang ia sedang merantau di kota orang.

Kajipa berasal dari surabaya, namun ada pekerjaan yang menuntutnya untuk berpindah tempat, dan jadilah ia disini sekarang. Kota anak rantauan, Jakarta.

"Ayo mbak turun" perempuan itu menggeleng dan kembali menangis

"Emang mbaknya mau tidur disini?" Kajipa memang tidak tahu waktu untuk bercanda

"Ga usah takut mbak, saya anak baik ko hehe" ucapnya lagi namun masih belum mendapatkan balasan

"Mbak lanjutin nangisnya di kamar saya aja, saya laper mau makan mie"

Gadis itu melirik kajipa sinis. Yang katanya ingin membantu, tapi masih memikirkan makanan, bantinnya.

Membuang pandangan, menatap lantai sambil melamun. Kajipa menghela nafas dan merangkul bahu perempuan tersebut.

"Yuk kita makan malem dulu"

Mulai melangkah kearah lift. Menekan tombol dimana kamar kajipa berada. Selama berada di lift keduanya hanya berdiam diri.

Kajipa masih tidak tau apa yang sedang dialami perempuan dihadapan nya, jadi ingin memaksa pun rasanya tidak enak. Lagi pula gadis yang terlihat seumuran dengan nya ini masih saja melamun

KUMPULAN ONESHOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang