2 ketulusan

401 31 1
                                    

Renjun membuka matanya perlahan melihat sekeliling ruangan itu, ia merasa asing dengan ruangan itu. Yang renjun liat pertama kali adalah chenle yang sedang tertidur di samping ranjangnya “yak! bangun kau anak nakal kenapa kau tidur seperti itu!? Badan mu akan sakit sakit kau tahu?” yaampun ocehan renjun itu membangunkan chenle.

“astaga papi, baru bangun kenapa sudah mengomel!? Lele begini juga karena lele sayang papi tau!” oceh chenle yang tak mau kalah.

“keras kepala.”

“biarin” chenle pun beranjak dari tempat duduknya dan melipat kedua tangannya kesal.
“papi kok bisa kecapean gini? syah tadi menangis tau!”

Renjun sedikit memiringkan kepalanya bingung “bener? Huuh? Cenggeng sekali ayah mu le” chenle memutar bola matanya “dia kan suamimu bodoh”

“heh beraninya memanggil ku seperti itu!” geram renjun “apa? Lele cuma beda setahun dengan papi!” ah benar juga yah...

“huh? Kau tak sayang padaku lagi? Pada kak ren mu ini?” chenle mengeleng ribut “tentu tidak! Aku sayang papi!” chenle pun memeluk tubuh renjun dengan sayang.

Saat itu juga Jeno datang membawa sebuah keranjang buah, entah dari mana ia mendapatkannya. “kenapa ini? Ayah tak di ajak ya? Jahat sekali” omong Jeno lali meletakkan keranjang buah itu di atas meja.
Dan Jeno pun ikut memeluk tubuh sang istri yang masih dengan alat bantu nafas dan infusnya.

“lele bisa kau keluar, ayah mu ini ingin bermesraan dengan papi mu.” dengan berat hati chenle melepaskan pelukannya dan pergi dengan raut wajah yang di tekuk “BUCIN!” namun Jeno hanya tersenyum ia suka menjahili anaknya itu.

“ada apa mas Jeno?” tanya renjun pada Jeno yang seksi berada di samping renjun ya Jeno naik ke ranjang rumah sakit itu.

“aku hawatir”

“aku baik Jeno” Jeno menatap renjun penuh arti “bukan, rapi yang di sini” Jeno mengelus perut rata renjun.

“dia juga baik” Jeno tersenyum lega “syukurlah aku senang mendengarnya, lain kali jangan kecapean aku tak mau kehilangan mu seperti Reina.... Kau tau kan?”

“ku usahakan”

“renjun”

“hemm?”

“apa sekarang sudah tumbuh?”

“apa?”

“cinta mu.... Kau tau........ Padaku Lee renjun.”

“aku?” renjun diam sedikit lama “belum tau Jeno, maaf” Jeno ia hanya bisa menerimanya. Astaga apa ini tiba-tiba pundak ku terasa berat. Oh ternyata itu Jeno ia tidur di pundak lee renjun.

Chenle? Tentu saja anak itu tahu soal papinya yang belum mencintai ayahnya namun ia sembunyikan. Ia tak mau membuat ini semakin berantakan lagi, cukup pura-pura tidak tahu maka semuanya akan baik-baik saja.

••••

“astaga lihat siapa yang sakit siapa yang tidur”

“biarkan kak”

“lo kenapa deh ren? Suka banget singkat singkat jawab pertanyaan ku!? Aku dokter mu bodoh”

“diem deh Lo kak”

“apa karena bayi Lo itu?”

“gak tahu kak luke ku tersayang, udah deh berisik!”

“astaga lihat bumil muda ini”

“cepet keluar, kak luke mengangu tidur mas jeno.”

“wah apa ini, kau menggusir ku!?” omong Lucas dengan nada di buat buat seolah tersakiti. “kak....” renjun sudah mulai lelah dengan kakaknya itu. “iya iya gue pergi”

Ini part gabut aja jadi maaf kalo banyak kurangnya.

TEMAN ANAK KU (norenle)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang