Satu lagi hari yang menggembirakan siap dijalani Shani. Kini ia tengah dalam perjalanan menjemput kekasihnya yang berada di panti rehabilitasi. Setelah berbulan-bulan dirawat disana, Shani memutuskan untuk memulangkan kekasihnya.
Alasan mengapa Gracia berada disana adalah karena Shani khawatir dengan dirinya yang tak terlalu paham dengan gangguan mental. alhasil dia membawa Gracia ke panti rehabilitasi agar ditangani oleh orang yang lebih profesional. tentu tak ia biarkan sendiri. kalau sekedar menemani, sudah pasti setiap hari Shani mampir untuk menengok Gracia.
Dengan antusias, ia membuka pintu ruangan yang ia tahu Gracia ada di dalamnya. tampaklah sosok gadis menggemaskan kini tengah duduk dipinggir kasur dengan tangan yang terlipat di dada sambil memonyongkan bibirnya. betapa menggemaskannya gadis ini di pikiran Shani.
"Hai, Gre" ucap Shani mendekat hendak ingin memeluknya. Namun dengan cepat ditahan oleh Gracia. Shani pun mengerutkan alisnya heran dengan apa yang Gracia lakukan.
"Kenapa, Sayang?" Gracia memalingkan wajahnya tak menjawab. justru di merebahkan dirinya di kasur lalu berbalik memunggungi Shani.
"Gre? Sayang? Kamu kenapa?"
"Kamu datang ga tepat waktu. katanya mau datang jam 10, aku udah nungguin daritadi kamunya baru muncul sekarang" ucap Gracia mendengus kesal. Shani tersenyum gemas melihat Gracia yang sedang kesal kepada dirinya.
"Maafin aku, ya , Gre. Aku udah berusaha buru-buru loh. tapi tetap aja ga tepat waktu" Gracia lalu berbalik kini menatap Shani dengan tatapan tajam.
"Kamu tengok sekarang jam berapa. telat dua jam masih dibilang usaha?" Gracia menunjuk ke arah jam dinding yang jarumnya berada di angka 12. Shani terkekeh menyadari hal itu.
"Malah ketawa. Tau ah!" Bagaimana tidak, Jam dinding yang menjadi alasan Gracia kesal itu sama sekali tidak menyala. Shani mendekat lalu mengambil jam dinding tersebut dan dilihat tempat baterai yang kosong pada jam itu.
Gracia yang sedari tadi kesal kini melihat Shani yang menunjukkan bagian belakang jam dinding yang kosong itu. dan ya, dia malu. malu dengan kebodohannya sendiri.
"Ini masih jam 9, Gre" Shani tertawa melihat Gracia yang seakan menjadi patung selama beberapa detik.
"S-sama aja. K-kamu ga tepat waktu" ucap Gracia yang sudah terlanjur malu lalu menutupi wajahnya dengan selimut. Shani mendekat dan berusaha membuka selimut yang menutupi gadis menggemaskan itu.
"Jangan!" gagal, Shani lebih kuat menarik selimut itu. wajah Gracia yang memerah kini terlihat membuat Shani ingin menculik saja gadis ini.
tak mau membuang waktu lebih lama, Shani segera mengemasi barang-barang Gracia lalu langsung mengurus adminitrasi.
~~~
Seminggu sudah berlalu semenjak Gracia keluar dari panti rehabilitasi. sebenarnya kondisinya sudah normal jauh sebelum kepulangannya. hanya saja, ia ingin disana lebih lama lagi. entah kenapa. mungkin gabut saja. namun, pada akhirnya, Shani memaksanya untuk pulang dan tinggal bersamanya.
"Sayang, pakaian aku tolong disiapin ya. aku mau mandi" ucap Shani lalu menuju kamar mandinya
kini keduanya sedang bersiap-siap pergi ke acara pernikahan salah satu teman mereka. bisa dibilang mantan keduanya. mantan pacar Gracia, dan mantan musuh Shani. ya, Anin dan Rangga akan segera menikah.
"Gamau mandi bareng aja?" Gracia membuka pintu kamar mandi sambil tersenyum menggoda Shani. Shani membiarkannya. dilihat Gracia yang membuka seluruh pakaiannya dengan gerak gerik sensual berusaha menggoda Shani. bukan Shani namanya kalau tidak tergoda dengan apa yang selalu dilakukan Gracia kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AWAITING - GreShan | END
Romance"Hati ini menanti, meski engkau tlah bersamanya" - Shani "Sampai musim semi tiba, Teruslah ada p'rasaan yang turun menumpuk" - Gracia