Chapter 5: Sudah takdirnya (lagi)

1.6K 121 1
                                    

pukul 8 pagi, Shani bangun lalu bergegas mempersiapkan dirinya untuk pergi kuliah. dia menjalani paginya dengan lancar seolah kemarin tidak ada yang terjadi.

setelah menyelesaikan aktifitas kampusnya, Shani memilih nongkrong di Kafe. kali ini juga Shani sendirian. dia sempat mengajak Sisca namun Sisca sedang marathon tugas.
dikarenakan Sisca tidak hadir kemarin, Sisca tidak kebagian kelompok belajar dan harus mengerjakannya seorang diri.

tak lama kemudian, seseorang datang dan duduk di kursi depannya.

"Hai, Shan!" sapa Gracia

entah darimana, Gracia tiba-tiba muncul dan membuat Shani terheran-heran.

"h-hai, Gre. kamu ngapain disini?" Tanya Shani gugup

"Ngapain lagi emang"

"emang di kantormu ga ada mesin minuman atau pembuat kopi?"

"gue nyariin lo sih, Shan. lagipula, kenapa kalo gue datang kesini? lo terganggu ya?"

"e-eh? ga kok. sama sekali ga terganggu"

"baguslah. walaupun lo terganggu, gue bodo amat sih. ini kan tempat umum" Gracia terkekeh saat melihat ekspresi Shani yang seolah kaget dengan ucapannya barusan

"oh iya. sebelumnya gue mau minta kontak lo bisa ga?"

Shani mengangguk dan memberikan nomornya kepada Gracia. begitupun sebaliknya.

tanpa berlama-lama, Gracia memutuskan untuk mencoba menjelaskan.

"Oh iya, Shan. gue mau jelasin sesuatu. plis banget lo dengar dulu"

Shani hanya diam dan memasang muka serius. merasa siap didengarkan, Gracia pun mulai menjelaskan

"sebelumnya sekali lagi gue minta maaf atas kesalahan gue waktu itu. jujur, sejak saat itu pikiran gue terbebani dengan rasa bersalah"

Gracia menelan ludah lalu melanjutkan penjelasannya

"yang gue bilang waktu itu, ga semuanya benar, Shan. ada yang sengaja gue bilang demi lo. gue sengaja supaya gue bisa menjauh dari lo. karena gue ngerasa udah ga pantes lagi buat lo"

"Maksud kamu?" tanya Shani heran dengan perkataan Gracia

"gue ga bermaksud buat-"

ucapan Gracia terhenti ketika dia melihat orang yang baru masuk ke Kafe tersebut. Feni. entah ada kepentingan apa Feni datang ke Kafe itu.

Feni melihat sekeliling seolah mencari seseorang. dan ya, dia menemukan orang yang dia cari, Gracia

Shani yang kebingungan dengan tingkah Gracia, lalu memutar kepalanya dan melihat Feni sedang berjalan mendekati mereka. tentunya Shani mengenal muka tersebut.

"Hai, Gre. gue tadi nyari lo di kantor tapi lo gaada. trus di restoran kemarin juga ga ada. ternyata ada disini" ucap Feni dengan senyum sok akrabnya lalu duduk di sebelah Gracia.

"Ini temen lo, Gre? hai, gue Feni. salken ya" Feni mengulurkan tangannya mengajak Shani berjabatan tangan

Shani menanggapinya

"i-iya salam kenal juga. aku Shani" balas Shani

"Aku? dia pake "Aku"? ayolah Shan! lo gaboleh pake "Aku" ke orang baru!" batin Gracia kesal

"Kamu ga pesen minum?" tanya Shani

"Nggak kok" ucap Gracia dan Feni bersamaan

"Kamu? Kamu siapa? Gue? Feni? Yang jelas Shan!" Batin Gracia

Shani heran dengan Feni yang entah ada urusan apa dia kesini. Tapi dia jauh lebih heran dengan tingkah laku orang di depannya, Gracia.

Sejujurnya Shani terganggu dengan kehadiran Feni. Dan mulai kehilangan moodnya. Akhirnya dia pun memutuskan untuk pergi.

"Eh aku duluan, ya. Aku ada janji sama temanku soalnya" ucap Shani lalu keluar dari kafe menuju mobilnya.

kini Gracia pasrah dan hanya bisa menepuk jidatnya karena kejadian barusan. kesempatannya sekali lagi hilang.

"lo ngapain cariin gue?" tanya Gracia kesal

"ya gapapa. gue mau ngajak makan. tapi lo malah kesini" jawab Feni

"tau ah. gue mau balik ke kantor"

Gracia langsung bergegas keluar dengan harapan dia masih bisa menyusul Shani. namun dia tidak mendapat sosok yang dia cari. alhasil dia meneruskan langkahnya untuk balik ke kantor.

~~~

kini Shani sedang dalam perjalanan untuk pergi ke rumah Sisca. sudah seminggu semenjak kejadian itu, dan Shani sudah tidak pernah lagi bertemu dengan Gracia di Kafe. bahkan Gracia tidak mengontaknya sama sekali. tentunya Shani gengsi untuk mengontak duluan. lagian, dia tidak memiliki urusan yang harus dibahas selain perasaannya yang dia rasa sudah ditolak.

sesampainya di rumah Sisca, Shani tidak melihat motor Sisca. dia turun dan mengetuk pintu rumah Sisca. tak lama kemudian, seseorang membuka pintu tersebut.

"Iya, ada apa?" tanya kakak Sisca

"e-eh kak. Siscanya ada?"

"oh Shani toh. Ga ada. dia lagi keluar. tapi dia ga bilang sih mau kemana. coba deh kamu telpon"

"oh yaudah kak. makasih" ucap Shani lalu naik ke mobilnya lagi

"Dia kemana?" batin Shani

Shani menelpon Sisca tapi tidak diangkat. pada akhirnya dia memilih untuk pulang saja. dia akan kembali saat malam nanti.

~~~

Sisca, orang yang sedang Shani cari kini berada di sebuah toko kue. hari ini adalah ulang tahun kakaknya dan dia berniat untuk memberikan surprise kecil. namun, dia bingung kue apa yang harus dia beli. akhirnya Sisca memutuskan untuk menanyakan hal ini kepada temannya, Shani.

"Sialan! hp gue ketinggalan!"

tidak tahu harus bagaimana, Sisca akhirnya memilih salah satu kue berwarna biru cerah berbentuk lingkaran.

merasa sudah selesai dengan urusannya, Sisca pun segara keluar dari toko tersebut dan bergegas pulang.

namun, langkahnya terhenti saat dia berpapasan dengan seseorang. dia cukup mengenali orang ini.

"Gracia?"

~

~

~

tbc

AWAITING - GreShan | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang