Shani dan Sisca kini berada di sebuah taman hiburan.
"Sis. lo ngapain ngajak gue kesini sih?"
"kenapa emang"
"ya gapapa sih. tapi lo liat dah kebanyakan yang datang anak kecil. malu lah" ucap Shani sambil menunjuk ke arah sekitar.
"lo enjoy aja kali. taman hiburan kan buat ngehibur diri. lo kan lagi sedih nih. pas dong kalo kesini. udahlah. setidaknya gue berusaha buat lo senang, Shan"
"yaudah deh. makasih lho usahanya, Sis"
Sisca melihat sekeliling mencari sesuatu.
"eh disana ada permen kapas. lo mau ga?" tanya Sisca
"ga dulu deh Sis. lagi ga suka yang manis-manis. mending kita naik itu aja" ucap Shani menunjuk ke arah Roller coaster
"lo kayak gatau aja nyet. ga ah. lo sendiri aja" tolak Sisca
"gimana sih nih orang? ngajakin orang buat senang-senang tapi malah gamau main"
"udah deh mending lo sendiri aja. gue tunggu disini deh" ucap Sisca sambil menepuk bahu Shani
Shani memasang muka masam dan pergi mengantri tiket naik roller coaster. tidak lama kemudian, Shani menyadari ada orang yang tak asing berada di beberapa baris depannya. ya. Rangga. entah kebetulan atau tidak, dia sedang berada disitu.
"Apa-apaan tuh orang?" batin Shani kesal lalu segera pergi
Sisca menatap heran kepada Shani yang kembali lebih awal.
"Kenapa lo? gajadi naik?" Tanya Sisca
"iya. tiba-tiba ga mood"
"apaan sih ni anak. malah ilang mood gini"
"yuk Sis kita pulang aja. gue ga betah disini"
Sisca tidak tahu harus berbuat apa agar Shani bisa lebih menikmati suasana sekarang.
"yaudah deh. tapi kita main beberapa permainan dulu ya"
"iya. tapi yang disana aja yuk" ajak Shani agar dia tidak bertemu dengan Rangga
setelah bermain beberapa permainan, mereka berdua langsung pulang
~~~
di rumah, Shani tidak tahu lagi harus berbuat apa. ajakan Sisca untuk bermain lantas tidak membuatnya lebih baik. justru moodnya jadi berantakan karena melihat ada Rangga disana.
sudah hampir satu jam Shani merebahkan diri di kasur tapi tidak menemukan sesuatu untuk dilakukan.
"Aku cari aja kali ya? tapi dimana? masa iya ke kantornya sih? Gila kali" batin Shani
...
kini Shani berada di Parkiran kantor tempat Gracia bekerja. Shani memantau pintu masuk dari dalam mobil dan menunggu sosok yang dia cari, Gracia.
pov Gracia
satu lagi hari yang melelahkan. tubuhku sangat lemas karena kerjaan hari ini terlalu banyak. akupun terpikir niat untuk beristirahat di Kafe kemarin.
segera aku bergegas untuk keluar dari ruanganku. tiba-tiba, ada seseorang yang mencegatku.
"Mau kemana?" tanya seseorang itu.
Feni. dia adalah rekan kerjaku. anak dari sahabat Ayahku. bisa dibilang, Feni adalah seniorku. jabatan kita sama, tapi dia lebih lama di kantor pusat ini.
"Mau nyari makan"
"oke" dia berjalan lalu berhenti sejenak dan menatap ke arahku
"ngapain diem? ayo!"
seketika aku kaget dengan omongannya
"lo ngajak gue?" tanyaku
"bukan. Shania Gracia. ayo buruan gue udah laper" jawabnya
rencanaku untuk pergi ke Kafe gagal. Feni mengajak seolah memaksaku untuk ikut.
"Sial!. niat mau nenangin pikiran, malah pergi sama ni orang" batinku kesal
~~~
pov Author
Sudah lama Shani menunggu, sosok yang dia cari tak kunjung datang. dia pun memutuskan untuk pergi.
saat hendak menyalakan mobilnya, akhirnya dia melihat Gracia keluar. tapi raut muka Shani terlihat datar. dia melihat ada orang lain di sebelah Gracia.
suasana hati Shani kini kacau.
"jadi ini alasan dia nolak aku? tunggu dulu. ASTAGA SHANI! kamu gaboleh asal menyimpulkan gitu!" batin Shani
tak mau lebih lama melihat pemandangan itu, Shani menyalakan mobilnya lalu segera beranjak dari tempat itu.
Shani kini berada di Kafe biasa tempat dia nongkrong. sambil menyeruput minumannya, dia sedang mencoba tidak berpikir berlebihan tentang kejadian tadi.
~~~
pov Gracia
aku sungguh tidak bisa menikmati makan di restoran dengan orang yang ada di depanku ini. entah kenapa aku menjadi tegang kalau berurusan dengan Feni.
"dimakan dong makanannya. tenang aja gue yang bayarin" ucapnya
"gue bungkus aja deh. tiba-tiba ga nafsu makan"
aku bisa melihat dari ekspresinya kalau dia sedang heran. sejujurnya aku ingin makan sambil menikmati dan itu akan membuatku lama. jadi lebih baik kubungkus daripada orang ini complain.
...
sampai di kantor, aku pun langsung merebahkan diri di sofa ruanganku.
"Sialan! hari ini gue dibantai stres" ucapku sambil memijat kepalaku
sebenarnya aku kecewa bukan karena tidak jadi menenangkan diri di kafe itu. tapi aku kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan Shani. entahlah. pikiranku mengatakan kalau dia sedang menungguku. tapi sepertinya aku yang terlalu percaya diri. dasar Gracia.
~~~
pov Author
di Kafe, Shani masih dengan minumannya seorang diri. entah kenapa tapi kondisinya terlihat kacau. dan akhirnya Shani memutuskan untuk pergi ke rumah Sisca.
sesampainya di rumah Sisca, Shani tidak melihat ada mobil disana dan hanya ada motor yang sering digunakan Sisca, menandakan kalau Sisca sedang sendirian di rumah. Shani melihat bahwa ini adalah hal yang bagus karena dia bisa curhat dan menangis lebih lepas.
Shani pun mengetuk pintu rumah Sisca agak keras
TOK! TOK! TOK!
tak lama kemudian Sisca membuka pintu dan dilihatnya Shani yang sedang dalam kondisi kacau seolah menahan tangis.
"Sialan! baru juga healing tadi pagi. sibuk lagi deh gue ni malam" ucap Sisca pasrah mengetahui temannya itu sedang sedih
~
~
~
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
AWAITING - GreShan | END
Romansa"Hati ini menanti, meski engkau tlah bersamanya" - Shani "Sampai musim semi tiba, Teruslah ada p'rasaan yang turun menumpuk" - Gracia