Chapter 1: Sebuah awal

2.8K 207 0
                                    

Shani sedang duduk di sebuah kafe bersama Sisca. Sepasang sahabat itu sedang menikmati kopi yang mereka pesan sambil berbincang.

"Kuliah lo gimana Shan?" tanya sisca

"Aman-aman aja sih. yang ga aman malah katingnya"

"Lah emang kenapa katingnya?"

"Biasalah. PDKT berkedok bantuin tugas gue" jawab Shani lalu meminum kopinya

"Yaelah kan lo bisa ngehindar aja. atau bilang aja lo udah punya pacar"

"Udah Sis. malahan ini kayaknya gue distalkingin deh" ucap Shani sedikit pelan

Mendengar hal itu, Sisca yang sedang menyeruput kopi langsung tersedak.

"APA? UDAH GILA KALI TUH ORANG!" ucap Sisca setengah teriak membuat orang di sekitar menatap terkejut

"Lo bisa kalem gak?" Shani memukul kepala Sisca

"Gimana mau kalem coba. Temen gue, Sahabat gue lagi diikutin sama orang mesum"

"Bukan gitu Sis. Lo tau darimana kalo dia mesum. walaupun menurut gue gitu sih."

"Mending lo lapor polisi aja sih kata gue. daripada ada apa-apa terjadi sama lo"

"Lo udah gila ya? mana bisa gue laporin sesuatu yang buktinya aja gue ga punya"

Tiba-tiba sisca memasang ekspresi kaget melihat seseorang yang baru saja membuka pintu kafe tersebut

"OMG Shan. Coba lu liat deh" ucap sisca sambil menatap ke arah seseorang tersebut

Shani perlahan memutar kepalanya menuju ke arah yang dilihat Sisca. Seketika Shani kaget dan merasakan jantungnya berdetak kencang.

Ya. Yang dilihat Sisca dan Shani adalah Gracia. sosok yang membuat Shani tidak bisa membuka hatinya kepada orang lain. Sosok yang membuat dirinya trauma memberikan kepercayaan dan perasaannya kepada orang lain.

di sisi lain, Shani masih menyimpan perasaan kepada Gracia. Meski hanya jadian selama dua setengah tahun, tapi Shani dan Gracia adalah teman masa kecil. Setelah kejadian waktu itu, mereka berdua jadi tidak pernah bertemu lagi. dan setelah lulus, Gracia memutuskan untuk kuliah di luar kota.

~~~

pov Shani

Aku terkejut melihat Gracia. Setahuku, dia sudah pindah kota untuk melanjutkan pendidikannya.

Seolah merasa diperhatikan, dia tiba-tiba menatap kepadaku dan Sisca. aku langsung memalingkan wajahku.

"Lo udah oke kan skarang?" tanya sisca membuatku bingung harus menjawab apa

"u-udah sih" jawabku dengan sedikit ragu

drrt.. drrt..

Tiba-tiba handphone Sisca berbunyi

"Halo? Iya kenapa kak?"

Seketika wajah Sisca menjadi cemas

"Hah? Kok bisa? Yaudah gue kesana skarang" Ucap Sisca dan langsung menutup telponnya

"Kenapa Sis? kok panik gitu?" tanyaku

"Ini katanya adek gue keluar rumah dari pagi trus belum balik sampe sekarang" jawab Sisca dengan cemas

"Hah? Kok bisa?"

"Ya gue gatau. kakak gue udah tanya ke temen-temennya tapi katanya ga sama mereka"

Akupun langsung berdiri dan mengambil kunci mobilku. namun, Sisca menahanku.

"Udah gapapa. gue bisa sendiri kok. Lo pulang aja" ucapnya lalu langsung bergegas pergi

Begitulah SIsca. masalahnya hanya miliknya. Dia tidak mau merepotkan orang lain. Namun karena aku mencemaskan adiknya, akupun bergegas menyusulnya.

di parkiran, tiba-tiba ada sosok pria menghampiriku

"Hai Cantik!"

"Kak Rangga?" ucapku kaget.

Rangga. Dialah yang kumaksud orang yang kurasa selalu mengikutiku. pasalnya, hampir setiap hari dan dimanapun tempatnya, pasti dia ada disitu. bukannya mau bersalah sangka. Tapi mana ada suatu kebetulan yang terjadi hampir setiap hari di setiap tempat.

"Lo kok bisa ada disini?" tanya Rangga

"Iyalah bisa. Lo yang seharusnya kenapa bisa ada disini?" batinku

"E-eh. tadi saya bareng tema saya sih. cuma dia udah pulang duluan" jawabku

"Oh gitu"

kami pun hanya saling tersenyum dan mengangguk

"Oh iya. Tugas kamu udah aman?"

"Udah kok kak. ga se sulit itu juga. kan udah ada materinya"

"Oh baguslah. gue pikir lo bakal kesulitan"

salah satu alasan kenapa aku tidak suka berbicara dengan dia adalah karena moment awkward yang selalu dia ciptakan. Maksudku, dia ingin terus berbicara denganku, tapi dia tidak memiliki apapun untuk dibahas. itulah salah satu alasan mengapa aku selalu menghindar

"Udah dulu ya kak. Saya lagi buru-buru. Teman saya udah nungguin soalnya."

saat hendak membuka pintu mobilku, dia menahannya. aku panik. seolah akan ada sesuatu yang terjadi setelah ini. Apa yang akan dia lakukan kepadaku? kalau di film, selanjutnya akan terjadi hal yang tidak mengenakan

"Bentar dulu dong. emang mana sih teman lo? panggil aja kesini supaya bisa ngobrol bareng"

"Tadi udah saya bilang kak. temen saya itu-"

"Shani?"

Percakapan kami terhenti karena tiba-tiba datang sosok Gracia menghampiri kami berdua. entah aku harus panik atau bersyukur, tapi aku akhirnya mendapat sebuah ide.

"Eh Gre! Kok lama banget sih? filmnya udah mau mulai nih" Aku menarik Gracia dan masuk ke mobil

"Kak, saya pergi dulu, Ya. lanjut ngobrol di chat aja" Aku menyalakan mobilku dan langsung pergi meninggalkan Rangga. Aku yakin dia pasti terheran-heran karena dia tidak memiliki kontakku. hahaha. jangankan mengontakku. nomornya yang ku dapat dari teman katingku sudah aku blokir.

tunggu dulu. seharusnya aku tidak boleh senang sekarang. aku tersadar di sebelahku ada orang yang sedang heran dengan kejadian barusan. yatuhan apa yang harus aku lakukan? arrrrggghhhh!!!

AWAITING - GreShan | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang