Prolog

647 66 24
                                    

•••

    Usianya belum genap tujuh belas. Dia adalah Putri haram keluarga Kim—begitu cara orang-orang berbisik saat melihatnya. Dia terlalu apatis untuk menanggapi gunjingan semacam itu. Akan tetapi, ia mudah disenangi siapapun selain ibu tirinya. Dia pandai berparipolah naif—seolah ia akan sudi melompat dari gedung tinggi jika kau menyuruhnya. Sebegitunya ia akan menyanjungmu. Dia tersenyum—berkata-kata manis—menggenggam tanganmu. Lantas, setelah ia mendapatkan apa yang ia mau, saat itulah kau akan terjatuh. Tak ada waktu untuk sekedar menyesal—karna saat itu juga, ia akan mendorongmu. Lalisa adalah wanita busuk seindah apapun ia.

Lain hal nya dengan Jennie—Gadis SMA yang baru saja berkata bahwa ia menyukai Lalisa siang ini. Pada jam istirahat. Di toilet sekolah, saat Lalisa memergokinya merokok.

"Aku menyukaimu." Jennie menarik nafas tajam, dan tubuhnya bergerak lebih mendekati Lisa. Sementara itu Lalisa masih menjatuhkan pandanganya pada Jennie—juga rokoknya. Terutama saat gadis itu tiba-tiba menggenggam tangan Lisa.

"Bagaimana pendapatmu?" tanya Jennie. Tatapanya seolah menuntut sebuah jawaban. Lalisa tersenyum, "Lupakan," ia bilang.

Jennie tampak terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan Lalisa. Bukankah ia terlalu keras pada seseorang yang menyukainya?

"Lupakan, jika kau mengatakan itu agar aku tidak mengadu," ujar Lalisa masih tersenyum.

Ia dan jemarinya melipir menyentuh rambut Jennie, menyelipkanya kebalik telinga, "Aku tidak pernah melihat kau merokok, setuju?"

"Tidak perlu repot-repot mengalihkan perhatianku Kakak manis," ujar Lisa.

Semula Jennie terkejut seolah lupa bernafas—lantas kali ini ia tertawa sampai tubuhnya ikut membungkuk, "Astaga," ujarnya tampak lega.

"Aku pikir, aku ditolak mentah-mentah."
"Baru saja aku ingin menangis," keluh Jennie lagi. Ia menginjak pedal tempat sampah disamping cermin toilet, lantas melempar rokoknya dan kembali menatap Lisa.

"Hyak.."
"Aku sungguhan." Ada jeda singkat saat Jennie bicara, ia mengunci pandanganya pada Lalisa, berniat mengatakanya dengan pelan dan hati-hati barang kali Lisa tidak mengerti, "Aku..me-nyu-kai-mu," ujar Jennie—telunjuknya sampai mendorong kecil dada Lisa. Lisa terhuyung sedikit kebelakang, lantas mimik wajahnya berubah, "Memangnya kau mengenalku?"

Jennie kembali tertawa miris, "Tentusaja," ujar Jennie.
"Justru kau yang tidak mengenalku," timpal Jennie lagi.

"Lantas kau berharap aku akan menyukaimu? Sedang aku tak mengenalmu?" tanya Lisa.

"Kau harus minta maaf karena aku tersinggung mendengarnya," kekeh Jennie.
"Atau lain kali saja, sekarang kenalkan, aku Jennie Kim, dari kelas tiga F," ujar Jennie menjulurkan tangan.

"Dan aku.."

"Lalisa Kim dari kelas satu A," ujar Jennie memotong Lisa bicara.
"Kubilang aku menyukaimu, tentusaja aku mengenalmu, si anak populer incaran Kim Taehyung ketua OSIS kami,"
"Kau tahu julukan itu?" tanya Jennie.

Lisa tak bergeming, ia hanya membalas cuitan Jennie dengan senyuman, "Aku tidak menyukai kakak kelas Taehyung," ujar Lisa.

"Syukurlah, kau bukan salah satu anggota fans club-nya," ujar Jennie.

(Bell berbunyi)

"Kau harus masu—"

"Mau berciuman?" tanya Lisa tiba-tiba.

"Aku tidak pernah melakukanya dengan wanita," ujar ragu mulut Jennie.

Lisa perlu sedikit membungkukan tubuhnya yang tinggi untuk setara dengan kakak kelasnya yang mungil. Lisa menempeli singkat bibir Jennie kemudian.

G(O)OD GIRL (God Girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang