6. Aku Hanya Orang Biasa

63 3 0
                                    

Seorang gadis berumur 10 tahun berjalan sendirian di tengah badai salju. Dia benar-benar tidak peduli dingin akan membekukan darah dan jantungnya, padahal yang ia pakai hanyalah T-shirt dan celana selutut. Tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat seekor anjing hitam yang terkapar dengan salju yang menutup sebagian tubuhnya. Gadis itu mendekati anjing tersebut. Dia memeriksa detak jantungnya.

"K schast'yu zhiv(Syukurlah masih hidup)," gumam gadis itu. Lalu dia membawa anjing tersebut ke suatu tempat.

Gadis itu tidak punya tujuan. Dia berhenti di halte depan markas Angkatan Darat―AD. Gadis itu berbaring di kursi halte sambil memeluk anjing tadi. Kemudian di tertidur.


Pagi harinya dia terkejut karena sudah tidak berada di halte. Kini dia berada di kamar di sebuah rumah yang sederhana. Meskipun kasurnya tidak begitu empuk, tapi Irina merasa nyaman diatasnya. Matanya mengelilingi kamar dan menangkap sosok seorang wanita tua yang tersenyum padanya.

"Dobroye utro(Selamat pagi). Apakah kau sudah hangat sekarang?" tanya wanita tua.

"Dimana Leevonia!?"teriak si gadis, tiba-tiba teringat anjing yang ia temukan kemarin.

"Leevonia? Maksudmu anjingmu, ya? Dia ada di dapur, sedang makan,"

Dia langsung berlari menuju dapur, mencari anjingnya. Gadis itu tersenyum melihat anjing yang ia panggil Leevonia sudah sadar. Dia berlari ke Leevonia lalu memeluknya. Pipinya yang chubby itu merona merah saking senangnya.

"Nak," panggil wanita tua. "Siapa namamu?"

"Aku Irina." Jawab gadis itu.

"Irina, nama yang cocok dengan gadis cantik sepertimu. Dimana orangtuamu?"

Gadis bernama Irina itu kaget ditanyai seperti itu. Wajahnya menunduk.

"Di bunuh..."Jawab Irina, suaranya parau. Wanita itu sangat kaget.

"Maafkan aku, Irina. Aku menyesal mendengarnya." Jawab wanita tua. Dia juga menunduk seakan bisa merasakan hal yang sama dengan Irina.

"Tak apa," kata Irina sambil menggeleng. "Sekarang Leevonia adalah keluargaku."

"Begini saja," ucap wanita tua. "Aku adalah istri yang mandul. Kami ingin sekali memiliki anak. Apakah kamu mau menjadi anak kami?"

Irina menatap wanita tua yang sedang tersenyum. Irina tersenyum lalu memeluk wanita tua yang kini menjadi ibu barunya sebagai jawaban ya.

Suami dari wanita tua tersebut adalah tentara AD. Dia yang menggendong Irina dan membawanya ke rumahnya karena keadaan Irina sudah memucat karena dingin. Selama hidupnya di keluarga itu, Irina selalu diajak ke markas AD oleh ayah barunya untuk melihat-lihat. Awalnya hanya melihat, namun kemudian Irina mulai mengikuti kegiatan disana dan menjdai tentara wanita paling muda di Uni Soviet(sekarang Rusia). Saat umurnya sudah 14 tahun, Perang Dingin, perang antara Rusia dengan Amerika dimulai.

Semenjak perang itu, Irina sering ditugaskan ke tempat yang jauh hungga dia kehilangan kontak dengan orangtua barunya. Kini Irina dan Leevonia hanya hidup berdua di tengah hiruk pikuk perang.

Irina tidur di sebuah rumah yang sudah tidak berpenghuni. Leevonia di rantai dan rantai itu diikatkan pada sebuah kayu agar Leevonia tidak lepas. Bangunya, Irina menemukan Leevonia sudah tidak ada di tempatnya. Rantainya putus. Leevonia kabur.

Lalu dia terus mencari keberadaan Leevonia, meskipun nanti dia tiba-tiba ditembak oleh musuh sekalipun. Irina hanya fokus dengan anjingnya. Di tengah asap penuh zat kimia, Irina terbatuk-batuk sambil terus berjalan. Namun kepalanya mulai pusing karena terlalu banyak menghirup asap, kemudian Irina pingsan.

Irina tidak tahu berapa lama dia tidak sadar. Sesadarnya, dia sudah berada di dalam ruangan penuh komputer. Irina berjalan hingga sampai di lorong. Lalu dia duduk.

"Aku ada dimana?" gumam Irina.

"Rin?"

Irina kaget ada yang memanggilnya dengan nama yang berbeda. Ditolehnya si pemanggil, dia melihat anak berambut honey blonde yang kelihatanya sebaya dengannya.

"Perkenalkan, namaku Len," kata anak itu setelah mengetahui kalau Irina bukanlah orang yang dicarinya.


02


My Love in the PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang