4. Bonus PDF 1: Malam Itu

34 4 0
                                    

Untuk beberapa paket, kalian akan dapat dua bonus PDF sekaligus. Ini bonus pertama. Yang "Rahasia Riou" adalah bonus kedua.

PO masih dibuka, meski pemesanan via g-form sudah ditutup. Tetapi, PO yang masih dibuka ini berlaku di luar CF. Tentu ada sedikit perubahan harga. Karena untuk PO fanbook untuk CF sendiri akan ditutup besok, pukul 9 pagi (mengingat buku harus segera disetor pada percetakan).

Bagi yang minat, cuss DM saya dulu. Atau mau lebih jelas, boleh hubungi saya di LINE dengan id: rinkihj02

Jangan sungkan juga buat tanya-tanya dulu. Gak papa, kok!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
-o0o-
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sehabis mandi di tengah malam, menggunakan air hangat, adalah waktu paling menyegarkan bagi Samatoki. Lelah-lelah di otot seperti terangkat, setelah dia capek bekerja seharian. Sementara dia memandangi dirinya di depan cermin. Rambutnya turun dengan tetes seksi ke lelekuk tubuh berotot. Yang Samatoki kenakan saat ini hanya sehelai handuk untuk menutup bagian pinggang hingga setengah paha. Dililit begitu saja, selagi satu handuk yang lain dia pakai untuk mengeringkan rambut.

Samatoki mau berbalik, untuk kembali ke kamar. Tetapi, sebuah pelukan tiba-tiba menahannya.
“Rindu, tidak?” Suaranya halus, membuat darah Samatoki berdesir.

Embus napas di punggung terasa hangat, tiba-tiba membuat dirinya bergairah—kan, bagaimana Samatoki akan tertarik dengan yang lain? Jika embus napas kekasihnya saja sudah bisa membuatnya terangsang.

“Rindu,” pungkas Samatoki kemudian berbalik. Dia mendekap tubuh yang lebih pendek kemudian memberikan ciuman pada telinga, rahang dan leher. Dia menggendong kekasihnya dengan posisi macam koala, membuat paha mulus omeganya terlihat. Hal ini dikarenakan sang kecintaan hanya memakai kemeja milik Samatoki, yang kebesaran di tubuh rampingnya.

Perlahan, jalan menuju ranjang. Sembari berciuman sesekali, menyesap bibir satu sama lain. Samatoki lapar, tiba-tiba. Dia lapar buat menjamah tubuh sekal yang kini dia dekap erat.

“Rindu sekali,” ulang Samatoki, pelan. Tangannya meremas bokong polos—omeganya nakal, tak pakai celana. Bikin Samatoki kian tak tahan. Dia meremas, mengulen, kemudian melebarkan liang yang terasa basah. Samatoki jadi panas dingin karena nafsunya sendiri.

Telunjuk panjang mulai masuk, mengobok-obok anal bersama cairan licin yang keluar saat omega tengah berahi. Samatoki mengisap telinga kekasih hati, kemudian setengah melempar tubuh yang lebih kecil ke atas ranjang.

Bikin omeganya membal, serta cairan bening yang keluar dari lubangnya. Berceceran begitu saja di atas ranjang. Samatoki melepas handuk yang sedari tadi menutupi kesejatian.

Memperlihatkan penis yang sudah bangun, dalam keadaan gemuk nan panjang. Sedikit berurat mendekati pangkal. Kemudian dua paha dengan beberapa bekas ciuman, Samatoki lebarkan. “Kalau enak, bilang mau lagi, ya.” Ngaco sekali, memang.

Samatoki tersenyum setengah menyeringai. Setelah itu, bagian pucuk menebal yang mirip kepala jamur, mulai memasuki liang sempit yang terasa basah.

Satu entakan, dua entakan, di entakan yang ketiga, Samatoki mulai memberikan penetrasi yang lebih intens. Membuat desah nikmat menggema, mengiringi bunyi becek pada lubang yang tengah disenggamai.

“Ah … ah … ah ….” Tiga kali desahan, tiga kali sodokan. Samatoki lebih merendahkan pinggul, hingga punyanya nyaris masuk semua. Menyisakan bijinya saja, di bagian luar,

“Enak?” Tanya Samatoki, tanpa menghentikan genjotan.

“Enh … engh … enakh …. Ah, lagi—”baru saja, titik manis sang omega ditekan oleh kepala penis yang makin menebal. Samatoki menggerung, geram. Penisnya baru masuk sebentar, tetapi rasanya sungguh tak tertahankan.

Lubang ini, sudah membentuk penis Samatoki dengan sempurna. Memijat dengan begitu nikmat. Serta berkali-kali, menampung benih berharga, milik si pria bermarga Aohitsugi.

“Lebih kuat?” Tanya Samatoki, sembari mengisap puting mencuat dari luar kemeja putih, yang sengaja tak dilepaskan.

“Unh …,” tak langsung menjawab. Omeganya hanya menggeliat dengan lubang mengetat. Pertanda memang tubuh submisifnya ingin didominasi dengan lebih kuat.

“Ah … isaph, Shama—”Pinta omega pria yang sudah merah di mana-mana.

Samatoki mengabulkan yang diinginkan oleh sang omega. Disuruh isap lebih kuat, Samatoki lakukan. Bukan hanya diisap makin kuat, bahkan Samatoki juga menggigit sebulatan di bagian dada, hingga bekas gigitan tampak di sana.

Alhasil, omeganya menggelinjang. Di tengah ranjang, yang letaknya berada di dekat jendela-jendela yang gordennya belum tertutup sama sekali. Memperlihatkan bagaimana sibuknya Yokohama, meski malam sudah menjelang. Satu muncratan cairan kenikmatan keluar, mengotori selangkangan, baju yang dikenakan kekasihnya, serta perut dari Samatoki sendiri.

###

Ore-Sama Dake Wo MiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang