Dia juri

3 3 2
                                    

"2020 mengajarkan ku artinya semangat dalam berjuang, tak kenal lelah walau terkadang suka duka menghampiri. Setelah break di 2021 kini kompetisi pencarian bakat dangdut Indonesia kembali digelar.
Siapkah kamu bersinar seperti ku?."

Begitulah kira kira suara televisi saat mengiklankan salah satu ajang pencarian bakat dangdut Indonesia yang berkumandang di WTAS (Warung Tante Acam Squad).

"Duh gak nyangka ya Bu. Dulu si Maria bukan siapa siapa, sekarang udah jadi penyanyi terkenal aja."
Celetuk salah satu ibu diwarung sayur dengan menu masakan nya yaitu sayur asem.

"Iya Bu anaknya cantik, suka bercanda, suaranya duh gak ada lawannn."
Balas Bu Heni meladeni obrolan Bu Siti dipagi hari menjelang siang itu.

"Duh Bu saya pusinggg deh, masak apa hari ini. Cabe mahal, ikan mahal, sayur mahal semuanya mahal."

"Bener, pagi dikasih uang lima puluh ribu jam 10 udah sisa tiga ribu. Cukup apa?."

"Iya nih, Bu Acam jangan mahal mahal dong barang belanjaannya."
Keluh para ibu ibu kepada owner WTAS.

"HEH KOIM EMANG AKU INI PEMERINTAH APA? KALO MAU DEMO SANA KE GEDUNG DPR, DISINI TEMPAT JUAL BELI SAYUR BUKAN TEMPAT JUAL BELI KEADILAN."
Semprot Bu Acam yang sudah mulai pusing dengan grup ibu ibu WTAS itu.

"Yeeee jangan ngerem gitu dong Bu Acam."
Tanggapan Bu Heni.

"NGEGAS KOIM KOK NGEREM."
Ibu acam yang emosi hanya bisa menghela napas panjang.

"Bu Acam mending beli kangkung apa sawi?."
Tanya Bu Heni setelah peperangan mulut dapat direda dengan seksama.

"Kangkung aja gampang masaknya."
Balas Bu Acam.

"Salah jawabannya brokoli."

"Oh minta disumpal mulutnya pake gas 3kg."
Balas Bu Acam mengambil ancang-ancang.

Hiruk pikuk kehidupan Bogor serasa khas dengan obrolan para kaum hawa yang sudah tak lajang lagi dibase camp yang mereka namakan "Warung Tante Acam Squad."

Dari kejauhan tampak seorang wanita berumur yang masih terlihat cantik dengan balutan gamis yang terlihat sopan, tangan kanan nya sibuk menenteng tas belanja dan dompet.

Ia tak harus terlalu pusing memikirkan menu masakan apa hari ini karena suami tercinta memang tidak tinggal dibogor karena tuntutan pekerjaan, dan ia harus paham akan hal itu.

"Eh Bu liana mau belanja apa hari ini?."
Sapa ibu acam selaku owner di Warung Tante Acam Squad.

"Biasa Bu Acam aku mau beli ayam sama sayur sup aja untuk Naura."

"Enak ya jadi Bu liana gak bingung mau mikir masak apa, lagian gak pusing juga harus mikirin uangnya. Kan suami Bu liana heummmmm tebel."
Ucap Bu Heni sambil meragakan dompet menggunakan tangannya.

"Heh koim daripada kau banyak omong, kau pikir belanjaan kau yang belum kau bayar itu."
Lantas semua ibu ibu di WTAS itu tergelak dengan ucapan Bu Acam. Sedangkan Bu Heni hanya tersenyum kikuk mendapat respon seperti itu.

"Pencarian penyanyi dangdut masa depan telah dimulai!, Persiapkan diri anda bertemu dengan juri senior dan juga juri mud-.

"Nah kayak gitu bagus."
Ucap salah satu wanita berseragam hitam hitam dan tercetak jelas didadanya "Crew." Sambil melihat video iklan yang sedang ditayangkan.

"Pecah banget sih gila, juri juri nya selain juri tahun sebelumnya ditambah juri muda jebolan dari kompetisi ini."
Komentar itu diangguki oleh semua Crew yang bertugas disana.

"Oke tim kita harus mulai merencanakan...."
Briefing yang diadakan Crew kompetisi pencarian bakat dangdut Indonesia itu dimulai, pembicaraan dari mulai schedule tayang, schedule persegmen dan set stage dipersiapkan.

Saat sedang khusyuk membahas kompetisi, tiba tiba  pintu ruangan terbuka dan menampilkan sesosok pria yang kalang kabut karena baru bangun tidur dan langsung mandi serta meluncur ke lokasi.

"Sorry sorry gw telat, gila baru bisa tidur jam 3 gw. Ayok mulai rapat."
Ucapnya seraya duduk di kursi yang masih tersedia disana.

"El lain kali jangan diulang lagi, kita harus profesional. Paham kamu?."
Ucap salah satu wanita yang bername tag bunga dikalungnya.

"Iya mbak bunga, maaf ya."
El meminta maaf sambil membungkukan badan.

"Oke kita lanjut ke bagian lighting...."
Rapat berlanjut dengan pembahasan yang masih sama, sampai ke tahap point pengisi dewan juri.

"Untuk juri masih sama ya tim, hanya ada penambahan juri dari juri muda yaitu Dede mar atau Maria yang jadi pemenang tahun 2020. Biasalah karena fans nya banyak dan dia juga memilki skill untuk memberikan komentar kepada peserta...."
Fokus El hanya pada satu nama,

Maria...

Juri muda berprestasi wajah baru, Maria AD."

"Tuh Bu Heni liat si Maria jadi juri kan? Ih bangga banget pasti itu orang tuanya."
Ucap Bu Acam melupakan Liana yang sekarang juga terfokus pada televisi di WTAS.

Sepersekian detik retina nya menangkap layar kaca yang menampilkan sosok wanita yang disebut sebut sebagai juri muda wajah baru.

Hatinya berdesir karena memang Liana sangat mengidolakan sosok Maria yang memiliki style hijab modern dengan aura baik namun kelakuan nya sangat sangat absurd jika sudah di atas panggung.

"Bu liana bukannya ngefans banget sama Maria ya?."
Tanya Acam saat melihat Liana yang fokus ke hadapan tv.

"Iya Bu, dia cantik, baik, suaranya bagus, terus kalo liat mukanya tuh perasaan nya jadi tenang."
Puji Liana kepada sosok Maria.

"Setuju sih Bu, emang bener Maria tuh kayak punya feel yang bagus. Beda sama Bu Heni yang aura Aur auran."
Celetukan Bu Acam lagi dan lagi menjadi bahan tawaan ibu ibu disana.

"Hush Bu Acam gak boleh gitu ah, kasihan Bu Heni tuh. Kan kalian bestie."
Liana menengahi perdebatan mulut yang sepertinya akan terjadi lagi jika tidak diantisipasi.

"Tuh Bu Acam denger kata Bu liana. Emang ya Liana itu istri idaman banget, udah cantik, baik, lembut, penyabar, best lah pokoknya."
Peres sekali Bu Heni ini.

"Peres kamu mah Bu Heni. Udah Bu liana jangan didengerin dia emang agak agak orangnya."
Tanggapan Bu Acam kembali menjadi tertawaan rekan-rekan WTAS dipagi hari menjelang siang ini.

"Sudah sudah, Bu ini belanjaan aku jadi berapa?."
Tanya Liana.

"Jadi Rp 34.000 aja Lin."

"Ini uangnya Bu Acam."
Ucap Liana sambil menyerahkan uang berwarna biru bertuliskan 50.000.

"Suami kamu gimana kabarnya Lin?. Belum pulang lagi dia?."
Tanya Acam sambil menghitung kembalian.

"Ah mas Kelvin baik Bu, biasa dia sibuk kerja di Jakarta belum tau deh bisa pulang kapan. Cuma alhamdullilah sehat sehat."
Jawab Liana.

"Ah syukur Alhamdulillah kalo kayak gitu. Ini kembaliannya Lin, makasih ya."
Pungkas Bu acam sekaligus mengembalikan uang liana.

"Iya Bu Acam, terimakasih juga ya. Kalo gitu saya mau-."

Ting Ting Ting

Dering ponsel mengentikan ucapan liana, dirogohnya benda persegi panjang dari saku dan muncul notifikasi telefon.

Lina is caling...

"Hallo assalamualaikum bu Lina, ada apa ya?."

Rasanya hari itu masih baik baik saja, ia masih melihat putrinya tersenyum cerah. Tapi kenapa kabar ini masuk kedalam telinganya.

Pagi itu menu ayam dan sayur sup rapih terbungkus plastik dalam genggaman tangan Liana jatuh bersama dengan keseimbangannya yang mulai berkurang.
Dipikiran nya hanya satu sekarang.

Naura.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pijakan rapuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang