Di tengah malam pada kondisi hujan lebat saat itu, seorang pria terlihat terburu-buru. Sesekali berlari tapi lebih sering dia berjalan sangat cepat sambil matanya tetap awas menyusuri tiap jengkal jalan dan gang-gang yang ia lewati.
Pria misterius itu menuju sebuah rumah sederhana di tengah perkampungan kecil ibukota. Tanpa menimbulkan keributan yang tidak perlu, diketuknya pelan pintu rumah itu. Dia yakin tuan rumah masih terjaga.
Tidak sampai 2 menit menunggu pintu terbuka. Tuan rumahpun tampak mengenali siapa tamu yang datang di tengah malam hujan itu. Tanpa bicara cepat-cepat ia mempersilahkan pria itu masuk sebelum ada mata lain yang terjaga, tidak peduli dengan kondisinya yang basah kuyup membuat lantai ruang tamunya basah seketika dengan tetesan air hujan.
"Dia gagal."
Hanya satu kalimat terucap dari pria itu, dikatakan dengan lirih bahkan hampir seperti berbisik. Namun mampu meruntuhkan pertahanan sang tuan rumah.
Dipandanginya lelaki itu seakan dia mencari kebenaran dalam kata-katanya. Dia ingin tidak percaya, ingin semua ini hanya bualan lelaki itu. Tapi kenyataan menghancurkannya lebih dalam karena jauh sebelum lelaki itu datang dia sudah membayangkan hal ini akan terjadi, dan ketika saat itu tiba dia tak punya pilihan lain selain menerima.
"Maafkan aku Salma, aku gagal melindunginya. Maafkan aku."
Lelaki itu menggenggam kedua lengan sang tuan rumah yang bernama Salma itu. Sesosok wanita berparas rupawan namun gurat-gurat ketegasan mendominasi aura kegadisannya. Lajang 25 tahun dan memilih untuk tidak menikah. Keputusannya untuk tidak mempunyai pasangan adalah bentuk pertahanan dirinya dan juga kasih sayang pada satu-satunya manusia yang dihidupinya saat ini, yaitu keponakannya yang bernama Nath.
Salma benar-benar tidak pernah mengharap lelaki di depannya ini akan datang menemuinya, setidaknya dia tidak datang sendiri apalagi dalam kondisi seperti ini. Karena Salma tahu jika lelaki ini menemuinya hanya akan ada kabar buruk yang tersampaikan dan benar, kabar buruk itu datang dari kakak kandungnya yang mana adalah ayah kandung dari Nath keponakannya.
Ketika lelaki itu menggenggam tangannya Salma tidak menangis, pun saat lelaki itu mengatakan jika kakaknya sudah mati. Ia hanya menundukkan kepala untuk memproses ulang keadaan yang sedang terjadi, bertanya-tanya akan ada apa lagi setelah ini. Lelaki itu berkata bahwa kakaknya telah gagal, dalam hal ini Salma tahu gagal adalah kematian. Salma juga tahu apa yang tengah dikerjakan oleh kakaknya dan orang ini di luar sana. Bukannya Salma tidak pernah melarang, bahkan Salma sampai pernah harus bersujud memohon agar kakaknya tidak pergi. Namun seperti yang terlihat sekarang, yang datang justru kabar tentang kematiannya.
"Salma, aku perlu membawamu dan Nath bersamaku."
Petir menyambar kesadaran Salma. Keterlaluan!! Badannya yang semula diam, sekarang mulai gemetar. Rasa dingin yang berasal dari tangan lelaki itu perlahan merambat mempengaruhi suhu badan Salma.
Itu benar, selanjutnya adalah ini. Mimpi buruk Salma menjadi kenyataan. Bocah mungil yang dititipkan kakaknya untuk dia rawat dan ia besarkan pada akhirnya harus ia relakan pergi menghadapi takdirnya.
Dunia ini memang tidak adil, dan tidak akan pernah adil baginya. Bayangan tentang bocah polos itu pergi tanpa tahu apa yang akan menimpanya kedepan membuat Salma tak berdaya. Disisi lain Salma ingin melindungi anak itu bagaimanapun caranya, mau tidak mau dia harus melakukan ini dan sekaranglah saat yang tepat.
"N-Nath masih tidur. Aku akan pergi membangunkannya dan menyiapkan perbekalan. Kau.. berganti pakaianlah, itu- di kamar kakakku." Sambil gemetar Salma melepaskan genggamannya dan pergi ke kamar Nath untuk membangunkan bocah itu.
Di kamar Nath sambil terus menahan tangis Salma bergegas mengambil ransel utuk dia isi dengan beberapa perbekalan Nath seperti surat-surat penting, uang, dan sedikit pakaian Nath.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELANTARA
FanfictieHanya ada 3 peraturan jika kau ingin bertahan: 1. Jaga matamu tetap terbuka, tapi jangan pedulikan apapun. 2. Dengarkan semuanya, bahkan bisikan yang paling sunyi sekalipun. 3. Tutup mulut. bxb