[8/10]

702 117 4
                                    

Apa perasaanku itu nyata ...

__________

Hari ini dan jam ini. Praktek olahraga dimulai. Seluruh siswa di kelas pun mengganti pakaiannya dan berlatih di lapangan.

Pemanasan adalah hal yang utama. Lalu dilanjutkan dengan permainan sepak bola atau bulu tangkis.

Tidak terlalu spesial. Terlebih sang kekasih tidak ikut olahraga hari ini disebabkan sedang tidak enak badan.

Blaze memalingkan wajahnya ke jendela kelasnya yang berada di lantai dua.

Ia berharap [Name] baik-baik saja. Ia tidak yakin untuk meninggalkan [Name]. Hatinya selalu bertanya-tanya apakah [Name] baik-baik saja sendirian di ruang kelas dalam keadaan lemah.

"Oy, Blaze! Ngapain ngelamun?" Seseorang menepuk pundaknya dengan akrab. Blaze terkekeh pelan. Jika dipikir-pikir lagi, harusnya ia tidak membiarkan [Name] sendirian.

"Aku ke kelas dulu ya!"

Blaze berlari ke arah gedung sekolah. Sambil melambaikan tangan selamat tinggal kepada temannya.

"Mau ngapain?"

"Jemput putri tidur!"

Tak lama Blaze berlari hingga ke kelas. Blaze bisa melihat sosok [Name] di meja dekat jendela. Ia sedang tertidur tampaknya.

Blaze mendekat. Melihat rambut [Name] yang berterbangan dihempas angin. Begitu juga gorden kelas yang melambai-lambai karena jendelanya dibuka.

Blaze duduk di kursi depannya. Menghadap ke arah [Name] yang tertidur pulas. Sepertinya benar-benar lelah.

Blaze menempelkan punggung tangannya ke kening [Name]. Terasa hangat. Namun tidak panas. Sepertinya [Name] hanya lelah saja hari ini.

Kadang terpikir di benak Blaze tentang hari pertama mereka menjadi sepasang kekasih. Hanya karena sebuah tantangan yang ia dapatkan secara tidak beruntung. Dan berharap [Name] menolaknya karena itu hanya sebuah tantangan.

Tapi, jawaban 'iya' dari [Name]. Justru membuat hubungan mereka berlabuh sampai disini.

Kenapa saat itu [Name] menerimanya?

Blaze menundukkan kepalanya sedikit. Lalu mengambil sedikit rambut [Name] dan memainkannya.

"Apa aku pantas? Apa perasaan ini benar?"

Atau kah Blaze cuma senang karena mendapat seorang kekasih cantik yang pendiam?

"Blaze?"

Blaze tertegun. Melihat sosok [Name] yang terbangun dan kini menghadap ke arahnya.

"Eh, sudah bangun? Masih sakit? Ayo kita ke UKS aja--"

Cup.

Blaze mematung diam. Sejenak otaknya berpikir keras.

'[N-Name] baru saja mencium pipiku?!!' batin Blaze berteriak heboh. Sementara si pelaku hanya diam sambil tersenyum tipis.

"Kalau menurutmu perasaan itu tidak benar, kamu boleh memutusnya," ujar [Name] yang membuat Blaze mematung seketika.

"Tapi sampai kamu tahu apakah perasaan itu benar atau tidak, kamu tidak boleh memutusnya, paham?"

Blaze tertunduk malu. Beruntung Blaze tidak mengucapkan apa yang ada di isi hatinya.

"Nggak kok, aku sayang banget sama kamu. Sejak awal sampai kapan pun."

"Hubungan ini, nggak akan berakhir!"

.

.

• Bonus •

"Btw, masih sakit?"

"Nggak kok."

"Beneran?"

"Kenapa? Mau dicium lagi?"

"Eh jangan! Eh tapi boleh deh hehehe."

__________

... Tapi sudah pasti nyata hehe

My Cool Darling || Boboiboy Blaze [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang