3

319 49 8
                                    


.

.

.

Naruto menatap aneh gadis yang duduk di depan Sasuke. Dirinya masih jelas melihat tulisan yang ada di buku kecilnya, jika hari ini adalah pertemuan klien untuk membahas kerjasama yang akan di ajukan oleh Haruno Corp. Tapi kenapa malah seperti ajang perjodohan. Sedari tadi, tuan Haruno hanya menanyakan pertanyaan pribadi pada atasannya itu.

" ehem.. Permisi, apa tuan membawa proposal yang akan anda tunjukkan pada kami ?"

Tanyanya sopan menatap pemilik perusahaan itu.
" ya tuhan aku sampai lupa. Maafkan saya Nona "

Tangan renta itu mengulurkan dua map berwa biru padanya, sebelum menyerahkan salah satunya pada Sasuke.

Di bawah meja tangan sasuke menjawil pinggangnya. Hingga dirinya yang tadi serius mempelajari proposal di depannya menoleh. Melihat Sasuke menoleh kearahnya dengan wajah yang di tutupi map, dirinya juga melakukan hal yang sama. Dan berbicara tanpa suara. Dirinya ingin tertawa melihat wajah mengenaskan Sasuke saat bisara. Mengerti dengan apa yang di katakan sang atasan, Naruto mengangguk saja.

" katakan sendiri "

Sasuke mendelik. Naruto meletakkan kembali proposal itu ke atas meja.

" penawaran yang sangat menarik. Tapi kami tidak bisa langsung memberikan keputusan. Kami harus mempelajarinya terlebih dahulu dan mengajukannya ke pada Tuan Fugaku, selaku Presdir Uchiha "

" bukankah wewenang itu sudah di ambil oleh Tn.Sasuke "
Gadis berambut pink itu menyahut.

" Tn. Sasuke masih belum resmi menggantikan Tn. Fugaku. Hari ini beliau ikut pertemuan ini sebagai perwakilan saja. Dan keputusan utama masihlah di pegang oleh Tn. Fugaku "

" ya.. Saya mengerti itu. Memang menggantikan posisi tertinggi di perusahaan, mereka harus tau lapangan juga bukan "

Kizashi meremat tangan sang putri, untuk mendiamkan Sakura agar tidak mengeluarkan argumen lain. Yang mungkin malah akan menyinggung Pria di depannya. Apalagi sejak tadi dirinya mengamati pria itu. Anak dari Fugaku itu tidak terlalu nyaman dengan situasi yang ada.

" tapi sebelum itu, mari kita makan  terlebih dahulu sebelum pergi. Tidak enak rasanya jika kita terus bicara dengan perut kosong... Pelayan !!"

Naruto menghela nafas. Dirinya kembali melirik gadis pink di depannya. Jelas sekali gadis itu tak menyukainya. Masa bodo, yang penting pekerjaannya kok. Bukan tanggapan gadis itu. Ah... Perutnya juga sudah lapar.

Lagi pula kenapa juga Tn. Kizashi membawa putrinya yang jelas-jelas tak mengerti tentang perusahaannya. Yang dirinya tau, Sakura itu seorang perawat.

.

.

" 4 "

" 5 "

" kenapa berhenti ?"

Naruto menengok ke bawah, dirinya tengah anteng bersila di atas punggung Sasuke yang tengah push up.

" lama kelamaan kenapa kau semakin berat saja "

" ah... Shika pergi dulu, Sasuke tidak kuat "

" ok "

Ternyata Shikamaru juga bertengger di sana. Sedangkan Sai tengah bermain tenis meja dengan Fugaku di halaman samping. Sasuke mengumpat, benarsaja rasanya punggungnya mau patah. Toh ternyata sahabat nanasnya itu ikut nangkring juga.

" bagaimana hasil kemarin?"

Sasuke melirik Naruto yang duduk di sebelahnya.

" jangan tanya dulu, kepalaku pusing "

SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang