[10]

4K 479 72
                                    

***

Haechan terjaga lebih dulu saat merasakan hangatnya sinar matahari menerpa wajahnya. Matanya terbuka dan mendapati wajah si manis yang masih terlelap.

Dengan gemas Haechan memainkan jarinya pada pipi Jeno hingga gerakan tak nyaman terasa saat jari Haechan bergerak menelusuri wajah Jeno. Membuat Jeno merasa terganggu.

"Nggg..."

Perlahan mata Jeno terbuka dan wajah Haechan menyambutnya.

"Haechan-ie.." rengek Jeno karena tidurnya diganggu.

Tidak mendapatkan jawaban, yang Jeno dapatkan justru kecupan di bibir tipis nya. "Selamat pagii." sapa Haechan.

"Pagi," Jawab Jeno masih merasa ngantuk.

"Masih ngantuk?"

"Iya."

"Kalau begitu lanjut tidur, aku mandi dulu karena hari ini ada jadwal lagi " ujar Haechan kemudian beranjak lebih dulu untuk membersihkan diri, namun tangan Jeno menahannya dengan mata yang masih tertutup.

"Ada apa?"

"Temani sepuluh menit lagi," pinta Jeno manja membuat Haechan terkekeh geli.

"Manja sekali,"

"Katanya merindukanku. Aku juga," ucap Jeno lucu.

Mau tak mau Haechan kembali merebahkan tubuhnya dan memeluk tubuh ramping kekasihnya yang sedang manja

Mata Jeno terbuka kemudian, menatap mata sang dominan yang semalam habis memuaskannya. "Lain kali aku tidak akan membantah mu lagi kalau hukumannya seperti semalam," ujar Jeno malu-malu dan sedikit rasa menyesal dengan bibir mengerucut lucu.

Haechan tertawa melihat merah pipi si manis sambil mencubit bibir yang manyun itu. "Makanya jangan bandel dan mencuri curi kesempatan dariku, anak nakal." balas Haechan.

Jeno mengangguk. "Aku kapok." Dia menyerah.

"Tidur lagi, aku temani. Setelah itu kita mandi." Haechan mengusap rambut si manis

"Hanya mandi, kan?" tanya Jeno memastikan.

Senyum nakal Haechan terukir. "Kau mau ada aktivitas lainnya?"

"Kau mengerikan Haechan. Aku lelah." Jeno menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Hei, aku bertanya, bukan mengajak. Dasar mesum." Tuk! Sentilan di dahi Jeno dapatkan, bibirnya semakin maju.

"Kalau begitu mandi saja."

Haechan mengangguk. "Dikabulkan."

Sementara Jeno kembali tidur, Haechan membuka ponselnya dan menemukan chat dari Mark yang mengabarkan bahwa jadwalnya di undur esok hari. Kebetulan sekali, dengan begitu Haechan memiliki waktu bersama Jeno hari ini.

Sepuluh menit kemudian Jeno kembali terbangun. Melihat Haechan masih terjaga dan memeluknya, Jeno bergumam. "Kukira kau akan bangun duluan dan mandi," ujarnya.

"Sesuai permintaan, kau memintaku menemani mu jadi aku temani," jawab Haechan.

Jeno tertawa kecil.

"Terima kasih. Aku sudah cukup tidur, sekarang ayo bangun dan mandi," ajak Jeno. Kemudian mereka beranjak perlahan dari tidurnya karena pantatnya masih sedikit sakit.

"Bisa jalan?" tanya Haechan khawatir.

"Bisa kok." Jeno mengangguk.

Mereka pun pergi mandi bersama. Benar-benar hanya mandi, jangan berharap mereka bercinta, sahabat. Jeno lelah!

behind the scenes // Hyuckno [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang