Masakan dari Calon Mertua

301 48 4
                                    

Setelah kejadian jus jambu, Mac sama sekali gak pernah liat Ken lagi. Udah hampir lima hari gak ada si Moko yang sengaja lompat masuk ke halaman belakang Mac. Kan Mac jadi kangen Moko. Ah apa iya yang dikangenin Moko? Bukan yang punya Moko?

Bahkan siang ini Mac rela ganti tongkrongan ke teras depan siapa tau liat Ken yang akhir-akhir ini selalu mondar-mandir di pikiran Mac. Mac gak rindu kok, cuma suntuk aja tiap hari yang diliat skripsiannya terus. Mac butuh yang seger-seger untuk mata.

Tin..tin

"Woy, buka pintunya! Raja dan ratu mau masuk ini," ya kalau bukan kelakuan Yosh siapa lagi? Dengan Hana yang setia berada di jok belakangnya.

Makin bete Mac tu, lagi pengen liat Ken tapi yang muncul malah pasangan agak kurang waras ini. Mana teriak-teriak gak pake salam. Sabar ya Mac, gitu-gitu juga temanmu yang biasa menemani keseharianmu disambi ngebucin sama pacarnya.

"Selamat siang raja dan ratu, silahkan masuk. Parkir motornya dengan rapi dan jangan lupa lepas helm tapi dilarang lepas baju," sama aja sih sebenernya, emang cocok sih kalo mereka jadi bestie.

"Jangan bilang mau numpang kencan gratis di rumah ya. Lagi kering apa gimana? Biasanya juga nongkrongnya di cafe," Mac jangan jujur-jujur kenapa si.

"Ssst ....jangan berisik ah! Ini Zeze sama Arka mau main ke sini juga. Paling bentar lagi juga nyampe," Yosh membantu Hana untuk melepas helm warna putih tulang miliknya yang hanya boleh dipakai Hana.

"Nih, Mac aku bawain brownies. Kita modal kok kalo mau kencan. Tempat boleh gratis setidaknya bawa sajen buat yang punya rumah biar gak ngomel mulu dasar jomblo," Mac jangan emosi Mac! Sabar ya sabar.

"Tumbenan tau diri nih sejoli," Mac mengambil bungkusan berisi kookies yang harumnya masih tercium dari luar bungkusan.

"Yaudah ntar kubikinin jus jambu aja ya. Adanya jambu gak ada yang lain, jangan nawar kaya emak-emak minta diskon," Mac masuk ke rumah untuk membuat jus untuk para tamu.

Lima gelas berisikan jus jambu siap disajikan untuk para tamunya hari ini. Zeze dan Arka juga udah nyampe rumah Mac, mereka berdua masih rebahan di lantai untuk mendinginkan diri. Pasalnya sinar matahari yang terik ditambah jauhnya jarak dari kosan ke rumah  Mac membuat keduanya cukup lelah.

"Gila, perjuangan banget ke rumah lu Mac. Mana panas banget," Zeze beranjak dari posisi sebelumnya, bersender pada tembok pembatas yang ada di teras rumah.

"Duh keringatnya ngalir. Sini aku lapin," Arka sigap mengeluarkan tissue dari tas miliknya, menarik beberapa helai dan mengusap keringat yang mengalir dari pelipis Zeze.

"Ini kalian rencana mau bikin iri aku apa gimana si?" Mac yang gak ada partner boncengan ataupun partner lap-lap keringet merasa temen-temenya ini sengaja banget numpang pacaran di sini.

"Loh, berarti situnya yang ngerasa. Orang kita gak ngapa-ngapain," emang mulut Hana mengundang keributan.

Mereka berlima sebenernya janjian buat bikin skripsi bareng, biar gak cepet bosen duduk depan laptop. Ya meskipun bisa dipastikan kebanyak ngobrol sama bercandanya sih.

"Permisi Kak Mac?" orang yang ditunggu-tunggu Mac akhirnya keliatan juga.

"Oh Ken? Buka aja pagernya," Mac dengan perasaan yang riang gembira segera berdiri untuk menyambut Ken yang baru aja keliatan hari ini.

"Kak, ini tadi mama masak agak banyakan jadi aku disuruh nganterin ke rumah Kak Mac. Tupperwarenya kata mama minta diambil sekalian ya kak gak usah dicuci juga," Ken mengulurkan kotak makan yang dibungkus dengan paperbag warna coklat.

"Ah iya, terimakasih banyak ya nanti minta tolong disampaikan juga ke Mama Ken ya. Tunggu sebentar aku gantiin dulu. Kamu duduk dulu di kursi," Ken enggan masuk ke rumah Mac karena ada temen-temen Mac, takutnya mengganggu aja.

"Aku tungguin sini aja kak," Ken memilih untuk menunggu di luar area teras rumah Mac.

"Udah duduk dulu aja, panas loh ini. Temen-temenku gak masalah kok. Ayo jangan sungkan," Mac merangkul pundak Ken dan menuntunnya untuk ikut masuk ke teras rumahnya.

"Jangan diganggu ya anak orang," Mac memberitahukan ke temen-temennya. Kan tingkah temennya ini suka ada aja yang aneh, takutnya Ken bakal jadi sasaran mereka berempat.

"Aman pak bos," ujar Zeze diikuti dengan ketiga temannya sambil memberikan acungan jempol pada Mac.

"Permisi ya kak, aku gabung duduk di sini sebentar ya," sembari menunggu Mac yang sedang masuk ke dapur, Ken duduk bergabung bersama teman-teman Mac yang lain.

"Duduk aja, nih ada brownies bikinan mamaku. Kamu cobain deh," Hana mengulurkan piring berisi brownies untuk Ken ambil sendiri.

"Ah, terimakasih kak. Maaf ya jadi ngerepotin," Ken mengambil sepotong browniesnya untuk Ken makan.

"Enak ini kak, browniesnya gak terlalu manis. Ada pahit-pahitnya dikit, jadi gak enek kalo makan banyak."

Sambil menunggu Mac yang ternyata agak lama di dapur, Ken mengobrol dengan teman-teman Mac. Ternyata mereka semua ramah, gak ada yang ngediemin Ken. Justru Ken malah ditanyain ini itu sambil terus disuruh makan browniesnya. Sekitar sepuluh menit kemudian, Mac baru saja keluar dari dapur. Membawa kotak makan yang sudah Mac cuci bersih dan juga segelas jus jambu di tangan yang satunya.

"Nih minum dulu bentar. Nanti kalo udah abis baru boleh pulang," agak maksa ya pak? Tapi gak papa ya.

"Kok jadi ngerepotin gini? Padahal aku cuma mau nganterin titipan mama," Ken yang niat awalnya cuma sebentar di rumah Mac jadi agak lama nih.

"Udah gakpapa, habisin dulu. Gak aneh-aneh kan mereka?" tanya Mac yang sekarang duduk di kursi sebelah Ken.

Mereka lanjut ngobrol yang ntah kenapa Ken yang aslinya orang asing buat mereka malah berasa udah kenalan lama. Musik K-Pop yang jadi bahan obrolan mereka bikin nyambung. Kebetulan mereka sama-sama kpoprs dan juga suka nonton Drama Korea.

"Eh?" Ken sedikit terkejut dengan aksi Mac yang tiba-tiba mengusap tepi bibirnya, lagi.

"Nih, browniesnya kemana-mana. Semangat banget kalo bahas Jisoo," ga gimana ya? Siapa sih yang gak menggebu-gebu kalau lagi bahas biasnya.

Aksi Mac juga tidak luput dari kelima temannya yang lain. Zeze dan Arka dengan gestur ingin muntah, Hana dengan senyum yang mengandung sejuta arti dan juga Yosh yang menutup hidungnya seakan mencium bau yang tidak sedap.

"Hehe...maaf gak sadar," Ken menundukan kepalanya beberapa saat, mencoba untuk membunyikan semburat merah yang ada di pipinya.

"Aduh-aduh sini ayang. Aku bersihin tangan kamu juga," Yosh meledek Mac yang sedang menggelengkan kepalanya.

"Besok kalo kami main ke sini dan kamu lagi di rumah ikutan gabung aja ya?" Hana mencoba mencairkan suasan canggung karena reflek Mac yang melihat remahan di sudut bibir Ken.

"Iya. Siap kak," Ken hanya mengangguk kecil.

"Ken, mama tungguin. Kamu mau ikut ke toko gak?" Mama Ken muncul di depan rumah Mac untuk mencari anaknya yang pamitnya bentar malah jadinya lama.

"Ah iya ma, aku ikut. Tunggu bentar," Ken segera beranjak dari kursinya.

"Kak Mac makasih. Kak Hana, Kak Yosh, Kak Ze, Kak Arka makasih juga. Aku pamit dulu," Ken berpamitan seblum pergi dari rumah Mac.

Mac mengantar dan membukakan pagar untuk Ken, yang sebenernya sangat bisa buat buka pagar sendiri. Tak lupa juga mengucapkan terimakasih ke mama Ken.

"Bau-bau bucin!" seru mereka berempat setelah memastikan Ken dan Mamanya sudah masuk ke rumah.

..................................................

Halo? Gimana kabarnya hari ini?
Kritik dan saran boleh banget kalian sampaikan apabila ada kata-kata yang kurang enak dibaca. Terimakasih juga sudah mampir baca.
Ayo kita bareng-bareng ramaikan dan penuhin kapal MacKen🤗
KENMAC JAYA JAYA JAYA!!!















Maksudnya, MACKEN JAYA JAYA JAYA!
gak lucu nanti kalo indungku mampet pas lagi pilek.

Mac & KenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang